Masjid Maktab Siap Perkuat Fungsi Desa Tangguh Bencana

Para pengungsi bencana alam tanah longsor mengungsi di Masjid Dusun Kedunggombyang Kedungbendo, Arjosari, Pacitan beberapa tahun lalu. Ist

(Inovasi BPBD Jatim dalam Mitigasi Bencana)

Surabaya, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim terus melakukan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana (mitigasi bencana). Diantaranya melalui beberapa inovasi diantaranya Desa Tangguh Bencana dan Tenda Pendidikan Bencana yang dalam tahap pembangunan.
Guna memberikan pemahaman dan sosialisasi tentang pengurangan risiko bencana bagi masyarakat. BPBD Jatim kembali menelorkan inovasi berupa Masjid Maktab atau Masjid Tangguh dan Kokoh Bencanan (Maktab). Hal itu dibenarkan oleh Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono yang mengaku segera menerapkan inovasi Masjid Maktab.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Jatim, terkait penerapan Masjid Maktab,” kata Suban kepada Bhirawa, Selasa (9/4).
Fungsi dari Masjid Maktab, lanjut Suban, merupakan pendukung dari Desa Tangguh Bencana. Yang mana saat terjadinya bencana, biasanya masyarakat terdampak bencana mengungsi atau mencari perlindungan di tempat aman, seperti Masjid. Nah, Masjid itulah yang akan kita survei dan akan kita lengkapi sebagai tempat pengungsian bencana.
“Saya sudah melakukan survei. Di Pacitan ada Masjid yang sudah teruji dua kali, yakni waktu bencana banjir digunakan untuk tempat pengungsian. Nantinya Majsid tersebut akan kita lengkapi sebagai Masjid Maktab,” jelas Suban.
Meski belum terealisasi, Suban menegaskan, inovasi Masjid Maktab terus akan difokuskan sama seperti Desa Tangguh Bencana dan Tenda Pendidikan Bencana.
Selain itu, pihaknya juga tetap menggencarkan sosialisasi mitigasi bencana terhadap masyarakat, baik itu melalui simulasi bencana maupun edukasi terkait kebencanaan.
“Pengetahun bencana bukan hanya sebatas saat darurat, kejadian dan pasca bencana. Tapi bagaimana caranya kita bisa mengurangi risiko bencana. BPBD Jatim terus mensosialisasikan terkait mitigasi bencana kepada masyarakat,” tegasnya.
Seperti diketahui, BPBD Jatim menyebut dari 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, ada 29 Kabupaten dan Kota rentan bencana alam. Dan ada 22 Kabupaten dan Kota rawan banjir. Karena di Jawa Timur, ada 7 aliran sungai yang besar. Sementara itu, Kabupaten dan Kota yang rawan longsor ada 13 kabupaten. Saat musin kemarau ada 23 Kabupaten, 121 Kecamatan dan 420 Desa yang mengalami kekeringan. [bed]

Tags: