Masuk Peringkat Buncit, PTS Layangkan Protes

Rektor Unitomo Bahrul Amiq memprotes secara langsung Koordinator Kopertis Wilayah VII Jatim Prof Suprapto di sela pelaksanaan anugerah kampus unggulan 2016, Kamis (26/5) kemarin. [adit hananta utama]

Rektor Unitomo Bahrul Amiq memprotes secara langsung Koordinator Kopertis Wilayah VII Jatim Prof Suprapto di sela pelaksanaan anugerah kampus unggulan 2016, Kamis (26/5) kemarin. [adit hananta utama]

Kopertis Dituding Tak Serius Lakukan Penilaian
Kopertis VII, Bhirawa
Anugerah kampus unggulan 2016 yang digelar Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah VII Jatim berakhir panas. Sejumlah PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di Surabaya melayangkan protes lantaran telah ditempatkan pada peringkat buncit di bawah angka 100.
Di Surabaya misalnya, sejumlah PTS yang menempati peringkat di bawah seratus antara lain Universitas Ciputra di peringkat 118, Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya di peringkat 120 dan Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya di peringkat 127. Selain itu, ada juga Universitas Hang Tuah di peringkat 132.
Pemeringkatan ini sontak membuat gerah pimpinan di PTS-PTS tersebut. Rektor Unitomo Bahrul Amiq menegaskan, pihaknya akan langsung melayangkan nota protes ke Kopertis, Jumat (27/5) hari ini. Menurutnya, penilaian yang dilakukan Kopertis harus diinvestigasi kembali karena sudah dipublikasikan. “Besok (hari ini) kami akan langsung bersurat ke Kopertis mengirimkan nota protes,” tutur Amiq ditemui di sela acara penganugrahan kampus unggulan di Hotel JW Marriott Surabaya kemarin.
Amiq menganggap penilaian Kopertis yang tidak masuk akal. Sebab, ada dua indikator penilaian yang mendapat angka nol. Dua indikator tersebut antara lain bidang penelitian dan pengabdian masyarakat serta bidang pembelajaran dan kemahasiswaan. Padahal kedua indikator itu dapat diakses siapapun melalui sistem informasi penelitian dan pengabdian masyarakat milik kampus.
“Kita tahun ini ada 6-7 proposal penelitian yang mendapat hibah dari Dikti. Dan tiga tahun terakhir ini saya juga menandatangani MoU dengan Kopertis untuk hibah penelitian,” tegas Amiq.
Tahun kemarin, kampus yang dia pimpin masih di peringkat ke 60. Tahun ini, ketika lembaga penelitian Unitomo telah meningkat statusnya dari binaan menjadi madya justru turun peringkat. “Mestinya kan ada peningkatan karena status lembaga penelitian meningkat, DIPA penelitian dari kampus juga naik,” terang dia.
Amiq semakin geram, sebab penilaian yang dilakukan Kopertis VII aneh. Karena instrumen penilaian PTS dari tim pengawasan, pengendalian dan binaan (Wasdalbin) Kopertis belum sampai ke kampus. “Wasdalbin belum ke kampus peringkatnya sudah keluar,” kata dia. Tidak hanya itu, lanjut Amiq, kalau pun selama ini ada tim Wasdalbin yang datang ke kampus penilaian yang dilakukan selalu tidak serius. “Kalau tidak percaya nanti waktu ada tim Wasdalbin ke kampus saya undang kalian. Silakan dinilai sendiri kualitas tim Wasdalbin Kopertis,” tutur Amiq.
Protes serupa juga ditegaskan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Surabaya Ahmad Labib. Menurutnya, pihak universitas akan segera melakukan klarifikasi atas penilaian yang dilakukan Kopertis. Sebab, dalam hal penelitian, UM Surabaya termasuk dalam enam PTS terbanyak penelitiannya se-Jatim dengan 48 jenis penelitian. “Kopertis menyebut kita penelitiannya masuk yang terbanyak, tapi di indikator penilaian isinya kosong,” tutur Labib.
Selain penelitian, jumlah pengabdian masyarakat yang dilakukan UM Surabaya juga cukup banyak. Diakuinya ada sembilan jenis pengabdian masyarakat yang dilakukan tahun ini. “Kita akan klarifikasi data apa dan kapan yang dipakai kopertis itu,” tutur dia.
Setelah diklarifikasi dan memang ada kekeliruan di pihak Kopertis, Labib meminta pihak Kopertis untuk meluruskan hasil penilaian yang sudah dipublikasikan. “Publikasi ini jelas mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kampus. Kopertis harus publikasi ulang setelah ada klarifikasi nanti,” tegas dia.
Untuk diketahui, dalam anugerah kampus unggulan kemarin, tercatat ada 213 PTS dengan dua indikator jadi penilaian kosong. Koordinator Kopertis Wilayah VII Jatim Prof Suprapto mangaku terbuka dengan setiap protes yang akan dilayangkan PTS. “Prinsipnya kami terbuka kalau ada yang mau protes. Kapan pun ada aduan itu, akan kita terima dan ditindaklanjuti,” tutur Suprapto. Jika nilai sudah diperbaiki, lanjut dia, maka peringkat PTS bisa langsung menyesuaikan.
Kekosongan nilai dua indikator itu, disebut Supraptor ada dua kemungkinan. Pertama nilai belum masuk ke Kopertis, kedua memang PTS mendapat nilai nol. “Data ini kami tutup sampai akhir April lalu. Saya yakin PTS sudah paham data itu harus disetorkan tiap tahun,” pungkas dia. [tam]

Tags: