Masuk Surabaya Wajib Punya SIKM

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama Korem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo dan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Johnny Eddizon Isir saat menemui ratusan pendemo dari Koalisi Masyarakat Madura Bersatu di Balai Kota Surabaya, Senin (21/6). [trie diana]

Warga Madura Protes Penyekatan dan Tes Antigen
Surabaya, Bhirawa
Ratusan warga Madura menggelar aksi demonstrasi di Balai Kota Surabaya, Senin (21/6). Mereka memprotes penyekatan dan tes antigen yang dilakukan Pemkot Surabaya di kawasan Jembatan Suramadu.
Aksi warga Madura tersebut diwarnai dengan konvoi kendaraan bermotor dan truk, melintas di kawasan Jembatan Suramadu. Mereka menerobos penyekatan di sisi Surabaya. Petugas keamanan membiarkan ratusan kendaraan yang melintas di kawasan Suramadu. Bahkan para petugas kesehatan yang melalukan test lari pontang panting menghidari konvoi tersebut, sembari menyelamatkan alat kesehatan dan perlengkapan test antigen.
Warga Madura menyampaikan tiga tuntutan, yaitu menghentikan penyekatan, mencabut test antigen untuk warga yang melintas di Suramadu, dan dialihkan ke tempat hiburan atau kerumunan lain di Kota Surabaya, serta minta Wali Kota Surabaya meminta maaf pada warga Madura.
Sesampai di Kota Pahlawan, mereka tertahan di depan pintu gerbang balai kota. Mereka berteriak minta dipertemukan dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Saat menemui massa aksi, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sempat mengajak para pendemo shalawatan. Didampingi Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Johnny Eddizon Isir dan Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya, Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo, Wali Kota Eri menjelaskan duduk permasalahan dan kebijakan yang dilakukan hingga saat.
Pada saat itu, Wali Kota Eri menyampaikan bahwa penyekatan di Jembatan Suramadu bukanlah kebijakan Pemkot Surabaya. “Jadi, saya dan Bupati Bangkalan sama-sama menjalankan tugas yang diinstruksikan oleh Forkopimda Jatim. Sekali lagi, penyekatan itu bukan keputusan saya, kita hanya menjalankan tugas,” kata Wali Kota Eri.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa para pendemo juga keberatan kalau di swab setiap hari. Makanya, saat menemui massa aksi dia juga menjelaskan bahwa saat ini sudah ada kebijakan tentang Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) bagi pelintas Suramadu dan Pelabuhan Kamal. Apabila warga sudah mengantongi itu dari Bangkalan, maka dia memastikan tidak akan dites lagi di Surabaya. “Jadi, kalau sudah ada SIKM yang berlakunya 7 hari itu, di Surabaya sudah bebas, kita lepaskan. Nah, kebijakan SIKM ini juga merupakan hasil rapat Forkopimda Jatim,” ujarnya.
Seusai mendengarkan penjelasan dari Wali Kota Eri, massa aksipun terlihat legowo dan menerima. Bahkan, mereka terlihat membubarkan diri dengan tertib diiringi dengan shalawatan. Sejumlah massa aksi pun sempat menyampaikan pujian kepada Wali Kota Eri karena sudah menemui mereka dan sudah bersedia menyampaikan aspirasinya.
Sementara itu Wali Kota Eri Cahyadi bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mempertimbangkan permintaan warga Madura untuk ditiadakannya penyekatan di Suramadu. Terkait hal itu, Eri secara khusus mendatangi Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (21/6).
Dijelaskan Eri, keinginan masyarakat telah disampaikan langsung kepada gubernur. Maka untuk selanjutnya, pengetatan mobilisasi masyarakat Madura ke Surabaya akan dioptimalkan pada tingkat desa atau kelurahan. Jika Langkah itu sudah dapat berjalan dan penularannya landai, maka tidak perlu lagi ada penyekatan. “Tapi semua akan dirapatkan dan akan diambil keputusannya oleh Panglima (Pangdam V Brawijaya). Keputusannya seperti apa?,” tutur Eri. [iib.tam]

Rate this article!
Tags: