Masyarakat Belum Kenal, Gus Ipul-Puti Harus Kerja Keras

Calon bacagub dan bacawagub, Drs H Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno saat mendaftkar ke Kantor KPU Jatim. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Pengamat Unijoyo Madura Surokhim mengakui jika masyarakat Jatim belum mengenal nama Puti Guntur Soekarno sebagai pasangan dari Gus Ipul. Karena itu perlu kerja keras bagi cucuk Presiden RI pertama ini jika mau dikenal oleh masyarakat jatim.
Dibanding nama Khofifah Indra Parawansa dan Emil Dardak, orang sudah mengenal jika Khofifah adalah Menteri Sosial yang sejumlah programnya banyak menyentuh masyarakat kecil terutamanya. Termasuk Emil adalah sosok muda sekaligus Bupati Trenggalek yang banyak memiliki inovasi dan kredibilitas tinggi.
“Nah, yang perlu ditanyakan apakah mbak Puti mampu menandingi ini semua. Memang tidak dipungkiri masyarakat Jawa khususnya di pedesaan masih mengenal trah, apalagi ini masih keturunan dari Presiden RI, Soekarno yang banyak dielu-elukan masyarakat. Meski begitu Mbak Puti tidak bisa tinggal diam. Yang bersangkutan harus mampu mengenalkan ke masyarakat termasuk dengan pemikiran dan kreativitasnya,”tegas Surokhim yang dihubungi lewat telepon genggamnya, Rabu (10/1).
Ditambahkannya, modal biologis tidak dapat dibuat acuan, karena masyarakat sekarang banyak mengalami pergeseran. Dulu cukup dengan menawarkan trah saja, masyarakat langsung tertarik. Namun saat ini dengan kecanggihan media sosial dan banyak masyarakat urban tentunya kapasitas dan kapabilitas juga dipertaruhkan.
Karenanya jika pasangan Gus Ipul-Puti ingin memenangkan kompetensi dalam Pilgub Jatim ini, maka yang bersangkutan harus memiliki kompetensi yang ideal dengan mampu menjawab seluruh pertanyaan yang datang di masyarakat. ”Ini perlu gerak cepat jika mereka tidak mau ketinggalan dengan pasangan Khofifah-Emil,”tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya Novri Susan menilai dipilihnya Puti Guntur Soekarno sebagai pasangan Saifullah Yusuf untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim merupakan kombinasi ideal dari kepemimpinan politik.
“Pemilih Jatim secara umum menilai bahwa kombinasi tersebut ideal, yaitu dari sisi gender (laki-laki dan perempuan) dan dari sisi representasi sosial (relijius-nasionalis),” ujarnya.
Menurut dia, kehadiran Puti sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jatim memberikan peluang pada pandangan umum masyarakat tentang peran perempuan dalam politik.
Konstituen perempuan Jatim, kata dia, berbasis nasionalis tentu cenderung memilih Puti yang juga cucu Presiden pertama RI, Soekarno.
“Namun, yang perlu diingat adalah konsep program, mesin politik dan strategi kampanye karena hal itu menjadi salah satu kunci penting,” ujar dosen FISIP bergelar doktor tersebut.
Sementara itu, bergabungnya dua partai politik, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra menjadi kekuatan penting bagi pasangan Gus Ipul-Puti.
Kedua partai ini, lanjut dia, memiliki basis massa di masyarakat perkotaan sehingga memberi peluang lebih besar pada GI-Puti untuk kuat bersaing atau menang dalam Pilgub Jatim yang digelar 27 Juni 2018. [cty]

Tags: