Masyarakat Diajak Mengenang Tragedi Gerbong Maut Bondowoso

Mengenang Tragedi Gerbong Maut dengan tapak tilas dari depan Lapas IIB Bondowoso menuju Stasiun Kereta Api. [ihsan kholil]

Bondowoso, Bhirawa
Tepat tanggal 23 November 2022 atau 75 tahun lalu, Tragedi Gerbong Maut menjadi sejarah kelam bagi para pejuang asal Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Bagaimana tidak, dengan tragedi ini menyebabkan pejuang meninggal 46 orang, sakit parah 12 orang, kondisi tidak sehat 12 orang dan lemas tak berdaya 30 orang.
Peristiwa Gerbong Maut ini merupakan salah satu rangkaian sejarah perjalanan Kabupaten Bondowoso hingga berdiri sampai kini. Peringatan hari bersejarah ini diwarnai dengan Tapak Tilas dari depan Lapas IIB Bondowoso menuju Stasiun Kereta Api dan teatrikal perjuangan menghadapi penjajah yang diperagakan puluhan siswa.
Vice President PT KAI Daop 9 Jember, Broer Rizal, mengajak masyarakat Bondowoso terutama pelajar untuk mengenang peristiwa ini. Karena berkat perjuangan para pahlawan, mereka mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan.
“Khususnya adik – adik dari TK, SD, SMA untuk mengenang kembali peristiwa Gerbong Maut,” katanya saat dikonfirmasi.
Selain itu, masyarakat juga dapat menambah literasi sejarah Bondowoso di Stasiun Kereta Api Bondowoso yang diketahui sudah non aktif sejak 2004 silam. Di museum ini kami tampilkan alat – alat kerja baik saat ini maupun jaman dulu.
Stasiun KAI Bondowoso yang kini difungsikan sebagai museum ini kini banyak direnovasi. Tujuannya untuk memberikan ruang bagi wisatawan khususnya pelajar tentang sejarah kereta api lintas Kalisat-Bondowoso-Panarukan.
“Penambahan item ada salah satunya koleksi seragam dinas, alat kerja teknis dan ruangan rempah-rempah yang akan diangkut ke pelabuhan,” tandasnya.
Sementara itu, Humas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Alfaviega Septian Pravangasta, mengatakan jalur Kalisat-Bondowoso-Panarukan saat ini masih sedang dilakukan feasibility study atau studi kelayakan bersama empat jalur mati yang lain. Yaitu Madiun-Slahung, Klakah – Lumajang – Pasirian, Jombang – Babat- Tuban dan Bangkalan – Sumenep.
“Jalur ini masuk dalam prioritas paling utama untuk dilakukan reaktivasi karena sisa prasarana relatif masih ada. Namun kita masih menunggu hasil akhir dari studi kelayakan,” pungkasnya. [san.fen]

Tags: