Masyarakat Diimbau Tunda Kehamilan Selama Pandemi Covid-19

BKKBN Jatim Buat Gerakan Peduli Covid-19
Surabaya, Bhirawa
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini sebisa mungkin masyarakat menghindari rumah sakit. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun mengimbau masyarakat menunda kehamilan sampai wabah Corona mereda.
“Sangat disarankan untuk menunda kehamilan selama masa pandemi, karena sulitnya akses ke fasilitas kesehatan, dan perubahan hormonal di masa kehamilan menyebabkan ibu lebih rentan terhadap penyakit,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Drs Sukaryo Teguh Santoso.
Situasi ini juga berdampak pada pelaksanaan Program Keluarga Berencana khususnya dalam pelayanan kontrasepsi dan keberlangsungan pemakaian kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur (PUS).
Sebab itulah, pihak BKKBN Jatim terus menggelar Sosialisasi Advokasi dan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana).
Untuk kegiatan di Surabaya mengangkat tema Gerakan Peduli Covid-19, Tunda Kehamilan Sampai Pandemi Covid-19 Berakhir, Gunakan Kontrasepsi Untuk Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga.
Melalui kegiatan ini, Perwakilan BKKBN Jawa Timur ingin ikut berperan mendampingi dan membantu keluarga menghadapi pandemi dengan memberikan informasi yang valid terkait Covid-19.
Melalui peran 2000 Penyuluh KB yang ada di Jawa Timur, petugas lapangan dan kader, juga Mobil Unit Penerangan (Mupen) di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota, untuk terus siaga menghadapi wabah Virus Covid-19.
Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana terus dilakukan, dengan menambah substansi isi pesan terkait informasi Covid 19. Dalam melaksanakan upaya tersebut, Perwakilan BKKBN Jawa Timur perlu dukungan mitra kerja terkait di setiap tingkatan.
Sukaryo juga mengharapkan dukungan seluruh mitra kerja, untuk turut mengajak masyarakat utamanya Pasangan Usia Subur untuk aktif dalam program Bangga Kencana, dengan tetap merencanakan kehamilan dan atur jarak kelahiran di masa Pandemi Covid-19 ini.
Diterangkan, pelaksanaan program Keluarga Berencana mengalami penurunan karena kurang optimalnya pelayanan KB dan terbatasnya akses masyarakat ke fasilitas kesehatan di masa pandemi. Masyarakat takut mendatangi fasker untuk mendapat pelayanan KB.
“Ancaman serius yang dapat terjadi adalah meningkatnya angka kehamilan sehingga berisiko menimbulkan fenomena Baby Boom di Indonesia,” tegas Sukaryo.
Diterangkan lebih rinci, data statistik rutin April 2020 mencatat, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Jawa Timur adalah 7.849.073. Sebagian dari PUS ini tidak terlindungi/tidak memakai alat kontrasepsi. Apabila dari sejumlah PUS tersebut secara bersamaan hamil dan melahirkan, maka bisa dibayangkan jumlah bayi yang akan terlahirkan.
Tren Kehamilan di Jawa Timur dari Februari ke Maret menunjukkan peningkatan yaitu 229.667 (2,84 persen dari Total PUS) pada Februari menjadi 232.287 (2,93 persen dari Total PUS) pada bulan Maret. [geh]

Tags: