Masyarakat Menengah Bawah Hanya Pasrah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Terkait Berubahnya Daya Listrik
Surabaya, Bhirawa
Sejumlah pemilik rumah di Surabaya yang masih menggunakan daya listrik 900 VA mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait kebijakan pemerintah yang menghapus listrik dengan daya 450 dan 900 VA.  Pemerintah berpendapat, jika selama ini susbidi yang diberikan kepada listrik dengan daya 450 dan 900 VA tidak tepat sasaran.  Pada hal secara hitungan ekonomi, masyarakat yang menggunakan daya 450 dan 900 VA adalah masyarakat yang masih tinggal di kelas menengah kebawah.
Darmi yang mengkontrak rumah di kawasan Sidoresmo Surabaya, hanya bisa pasrah jika nantinya listrik di kontrakan rumahnya di rubah menjadi 1300 VA dari yang sebelumnya 900 VA.  Karena selama lima tahun mengkontrak rumah, angaran listrik yang dikeluarkannya relatif tidak terlau besar, hanya sekitar Rp75-100 ribu per bulannya.  Namun, dengan perubahan tersebut, bisa di pastikan kenaikan listrik bisa melebihi 100%.
“Yang pasti anggaran untuk listrik bisa membengkak, dari yang semula Rp100 ribu bisa lebih. Pada hal dirumah ini, saya tidak punya AC, Mesin Cuci, atau elektronik yang memiliki daya besar. Yang pasti memakai listrik hanya kipas angin dan kulkas, untuk strika pun juga paling dua hari sekali,” ujar buruh rokok, yang bekerja di kawasan Raya Kalirungkut, Rabu (28/10) kemarin.
Darmi sampai sekarang tidak memahami kenapa pemerintah harus memigrasikan daya listrik tersebut menjadi 1300 VA.  Pada hal kondisi perekomian saat ini masih belum menjanjikan, semua kebutuhan pokok harganya masih mahal.
“Kebutuhan pokok sudah naik, sekarang malah di tambah listrik. Naiknya UMR tahun depan, saya khawatirkan tetap tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kalau alasan ingin menghapuskan subsidi kepada kami pengguna listrik 900 VA, seharusnya pemerintah mensubsidi dari transportasi. Karena saya bekerja setiap hari menggunangkan angkutan umum. Dan itu jauh lebih tetap sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya dengan kesal.
Sementara menurut, Supangat warga Sidosermo Gang Lebar yang memiliki usaha kost mengatakan dikhawatirkan berdampak terhadap usaha yang di jalaninya saat ini. Karena sejumlah kamar kos yang ia kelola masih menggunakan daya 900 VA dengan sistem pembayaran token.
“Kalau perubahan daya dilaksanakan, pasti tarif kamar kos pasti naik. Karena terjadi inflasi, selain itu penyewa kamar kos juga harus membayar biaya tambahan untuk listrik. Dengan daya 1300 VA, untuk dipasang AC udah cukup, tergantung MCB (Motor Circuit Breaker) yang ada di setiap kamar. Kalau ada 6 Ampere,  kamar kos sudah bisa pakai pendingin udara,” katanya. [wil]

Tags: