Masyarakat Mulai Terasa Manfaat BPJS

c-bpjsSurabaya, Bhirawa
Meski ada penolakan dari sebagian masyarakat dalam keikutsertaan sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tidak membuat banyak pihak untuk mengikuti program kesehatan milik pemerintah ini.
Surti warga Surabaya mengaku merasa terbantu dengan adanya program BPJS. Banyak keuntungan yang didapat jika seseorang mengikuti program BPJS, yaitu tidak dikenakan biaya berobat ketika dirawat di rumah sakit.
”Saya ini penderita gagal ginjal dan harus cuci darah minimal sebulan dua kali, jika tidak dilakukan maka kesehatan saya akan terganggu dan berkibat terhadap kematian,” ujar warga Wonokromo imi.
Wanita berkulit sawo matang ini mengatakan, biaya sekali cuci hemodialisis (cuci darah) tidak murah berkisar Rp50-100 juta, jika tidak dibantu oleh BPJS maka berapa banyak uang yang harus dikeluarkan. ”Saya bersyukur mengikuti BPJS karena sewaktu-waktu cuci darah tidak memikirkan berapa ongkos yang dikeluarkan,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Lilik warga Wonocolo Surabaya yang mengatakan, pihakya telah merasakan manfaat layanan BPKS, di antaranya tidak membayar sama sekali biaya melahirkan melalui operasi (caesar) walau BPJS Kesehatan belum berjalan dua bulan.
“Tetangga saya yang melahirkan melalui operasi tidak membayar sama sekali, kecuali biaya administrasi sekitar Rp100 ribu. Padahal normalnya biaya melahirkan melalui caesar itu minimal Rp5 juta,” kata Lilik.
Menurutnya, progranm BPJS akan mengkofer semua biaya yang ditanggungkan pihak rumah sakit kepada peserta BPKS. Jika perseta BPJS Kesehatan sakit maka pihak rumah sakit dapat mengklaimkan biaya rumah sakit ke pihak BPJS. Oleh karena itu, dirinya menyarankan tetangganya yang lain untuk mendaftarkan diri menjadi anggota BPJS Kesehatan yang kantornya berada di Jalan Darmahusada Indah atau Jalan Raya Jemursari, Surabaya.
“Tinggal memilih layanan kelas 1, 2, atau 3, karena biaya premi bulanannya berbeda-beda, tapi untuk kelas 1 pun tidak sampai Rp50 ribu. Hanya saja, kepesertaan BPJS itu per jiwa, bukan per keluarga. Saya kira ada plus minus, tapi insya-Allah akan banyak plus-nya, kok,” katanya.
Lain halnya Prasetya salah satu warga Surabaya mengatakan, dirinya tidak mengikuti program BPJS karena tidak merasa perlu. Menuruntya, selama seseorang dapat menjaga kesehatannya program jaminan kesehatan tidak harus diikuti. ”Saya berusaha sekuat mungkin untuk menjaga kesehatan tubuh, sehingga sampai saat ini jarang sakit,” tegasnya. [dna]

Rate this article!
Tags: