Masyarakat Tulungagung Diminta Waspadai Banjir dan Longsor

Suroto

Tulungagung, Bhirawa
Hujan yang mulai turun di Kabupaten Tulungagung membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung memperingatkan warga setempat, untuk mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor. Utamanya, daerah-daerah rawan yang selama ini menjadi langganan banjir dan tanah longsor.
“Kami minta warga di daerah-daerah rawan bencana banjir dan tanah longsir untuk waspada. Saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung, Suroto SSos MSi, saat dikonfirmasi, Selasa (6/11).
Di Tulungagung, daerah-daerah yang terindikasi rawan bencana banjir saat musim penghujan berada di wilayah selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek. Yakni Kecamatan Besuki dan Kecamatan Bandung. “Biasanya di kedua daerah tersebut (Besuki dan Bandung)banjir terjadi karena kiriman dari daerah Trenggalek. Selain juga kadang terjadi di daerah Kecamatan Kauman,” paparnya.
Sementara itu, untuk bencana tanah longsor, menurut mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Tulungagung ini sering terjadi di daerah Kecamatan Sendang, Kecamatan Pagerwojo, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Kauman. “Di daerah dataran tinggi dan yang punya hutan itu yang biasanya terjadi tanah longsor,” terangnya.
Suroto menandaskan, turunnya hujan di Kabupaten Tulungagung sesuai dengan prediksi BMKG. Musim hujan di Tulungagung diprediksi mulai terjadi diakhir Oktober atau awal November 2018.
Terkait kekeringan yang sempat melanda Tulungagung, Suroto mengungkapkan, saat ini BPBD Kabupaten Tulungagung masih terus melakukan droping air bersih ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan. “Hujan saat ini belum sepenuhnya dapat mengatasi di daerah yang mengalami kekeringan. Masih butuh waktu sampai kantung-kantung air di daearah tersebut kembali terisi air,” tuturnya.
Karena itu, lanjut dia, BPBD Kabupaten Tulungagung terus melakukan pengiriman air bersih ke enam desa di Kabupaten Tulungagung yang mengalami kekeringan. “Setiap hari kami mengirim air bersih ke enam desa itu secara bergiliran,” katanya.
Ada pun enam desa yang masih mengalami kekeringan itu berada di tiga wilayah kecamatan. Yaitu Kecamatan Besuki, Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan Tanggunggunung. “Tetapi bukan berarti dalam satu desa terjadi kekeringan semua, hanya ada beberapa dusun saja yang kekeringan. Semisal di desa itu punya 10 dusun, yang kekeringan hanya dua dusun saja,” jelasnya. [wed]

Tags: