Mayoritas Kasus Kembar Siam Asal Mataraman

3-bayiSurabaya, Bhirawa
Setidaknya 75 persen dari total 65 kasus bayi kembar siam yang ditangani RSUD dr.Soetomo  berasal dari daerah Mataraman.  Wilayah Madiun, Kediri, Ponorogo, Nganjuk, Jombang, dan Tulungagung menjadi penyumbang terbesar kasus kembar siam sejak tahun 1975 hingga Agustus 2014.
Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo, dr Agus Harianto mengakui kejadian ini sebagai siklus. “Saya belum tahu secara pasti. Tapi dari berbagai kasus dan pengalaman yang kami tangani ini semacam siklus,” ujarnya.
Pihaknya juga tidak bisa memastikan secara medis terkait siklus lima tahunan yang didominasi berasal dari daerah Mataraman tersebut. “Secara medis kami belum mengetahuinya. Tapi saya kira faktor terjadinya dempet terjadi lantaran orang tua bayi mempunyai bakat melahirkan bayi kembar,” terangnya.
Terkait terjadinya dempet, Agus mengaku bisa karena banyak faktor yang mempengaruhi. Mulai dari tingkat kesehjateraan, kesehatan, dan lain sebagainya. “Kalau sel telur dan sperma telah menjadi kromosom, sebelum menjadi embrio mereka harus lepas dan tidak menyatu,” jabarnya.
Namun Agus mengatakan bahwa embrio yang harusnya memisah menjadi dua janin tetap saling menempel. “Kalau dalam waktu tujuh hari, embrio belum memisah maka akan terjadi kembar siam sesuai daerah tubuh mana yang saling menempel,” tambahnya.
Sementara ini, untuk menangani 65 kasus tersebut, RSUD Dr Soetomo telah menjamin seluruh biaya perawatan dan pengobatan seluruh bayi. Termasuk biaya orang tua yang merawat anaknya di rumah sakit.
“Karena biayanya cukup mahal kami juga membuka layanan donasi bagi pengobatan dan keluarga kembar siam,” ujarnya.
Ditanya terkait berapa jumlah bayi kembar siam yang dirawat RSUD dr Soetomo pada tahun 2014 ini, Agus menyatakan, sejak Januari hingga pertengahan Agustus saja, RSUD Dr Soetomo telah merawat 5 pasang kembar siam dari berbagai daerah.
“Sejak Januari hingga Agustus ini kami menangani 5 kasus. Di antaranya asal Banyuwangi yakni Nurul dan Rahma, Jember yakni Sahrini dan Sahrina, Ponorogo yakni Aldi dan Aldo, Bangkalan sudah meninggal, dan Madiun yang masih dalam kandungan,” bebernya. [dna]

Keterangan Foto : RSUD dr Soetomo merawat bayi kebar siam Nurul-Rahma asal Ponorogo.

Tags: