Mayoritas Penderita Kanker Berobat Setelah Stadium Lanjut

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Dra Hj Nina Soekarwo MSi melakukan kunjungan pada para penderita kanker di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Fakta tentang kanker semakin memprihatinkan. Baik dari sisi jumlah yang terus meningkat maupun rendahnya kesadaran terhadap pencegahan atau deteksi dini kanker. Bahkan jumlah penderita kanker yang datang untuk berobat mayoritas telah memasuki stadium lanjut.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi menuturkan, jumlah penderita kanker yang datang berobat hampir 90 persen sudah dalam stadium lanjut. Hal ini cukup mengejutkan, karena dulu masih 70 persen penderita kanker yang datang berobat pada saat stadium lanjut. “Sekarang sudah meningkat tajam. Karena itu YKI Jatim terus berkomitmen untuk menanggulangi kanker. Bentuk komitmen tersebut diwujudkan melalui upaya promotif, preventif hingga kuratif,” tutur Bude Karwo, sapaan akrab Ketua YKI Jatim saat melakukan kunjungan pada para penderita kanker di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Senin (4/2).
Bude Karwo mengaku, YKI memiliki peran penting dalam melakukan pencegahan maupun pendampingan terhadap survivor kanker. Sebab, setiap tahun jumlah penderita kanker mengalami kenaikan bukan penurunan. Menurutnya, semua pihak termasuk masyarakat harus ikut berperan untuk menekan peningkatan jumlah penderita kanker. Selain itu, YKI juga terus melakukan komunikasi dan memberi informasi serta edukasi lewat penyuluhan kepada masyarakat.
“Ini bentuk upaya promotif kita yang bisa menekan biaya, karena jika sudah kuratif biaya yang dibutuhkan sangat besar,” ujar Bude Karwo sembari menambahkan di RSUD Dr. Soetomo antrian untuk kemoterapi cukup lama karena jumlah alat dan pasiennya tidak sebanding.
Selain itu, dalam rangka preventif YKI Jatim bekerjasama dengan Pemprov Jatim juga telah melakukan deteksi dini untuk kanker serviks melalui IVA test. Sampai dengan tahun 2018 lalu, jumlah deteksi dini lewat IVA test sudah mencapai 534 ribu. “Jumlah penderita kanker payudara memang paling tinggi, namun penyebab kematian yang tertinggi masih kanker serviks,” imbuhnya.
Bude Karwo menambahkan, untuk mencegah kanker dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan sejak dini secara rutin. Disamping itu, gaya hidup juga sangat mempengaruhi kesehatan seseorang. Karenanya, pola hidup sehat harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Penanganan dan deteksi dini terhadap kanker ini harus terus kita lakukan, sehingga jumlahnya bisa ditekan dan dikurangi,” pungkas Bude Karwo yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Prov. Jatim.
Sementara itu, Kepala Instalasi rawat inap (Irna) RSUD Dr. Soetomo Prof. dr. ID. G. Ugrasena mengatakan, sejak tahun 2014 hingga 2018 rata-rata setiap tahunnya ada 120 kasus kanker baru. Bahkan, khusus untuk penderita kanker anak-anak jumlahnya mencapai 700 pasien setiap tahunnya dan 60% nya adalah leukimia.
“Kapasitas pasien kanker anak yang opname saat ini melebihi kapasitas yang kita miliki. Per hari ini ada 174 pasien kanker anak, padahal kapasitas kami hanya 141,” jelasnya. Turut mendampingi Bude Karwo, antara lain Kepala Dinas Kesehatan Prov. Jatim, Direktur RSUD Dr. Soetomo, pengurus dan anggota YKI cabang Jawa Timur, serta jajaran RSUD Dr. Soetomo. [tam]

Tags: