Mayoritas Sekolah Baru di Jatim Terakreditasi A

CiputraSurabaya, Bhirawa
Sekolah-sekolah yang belum pernah melakukan akreditasi benar-benar diuntungkan oleh Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/ Madrasah (BAPS/M) Jatim. Dilihat dari laporan hasil akreditasi sepanjang tahun 2014 ini menunjukkan hasil memuaskan. Mayoritas sekolah, khususnya jenjang SMP,SMA dan SMK mendapat hadiah akreditasi A.
Sekretaris BAPS/M Suparno mengatakan, akreditasi tahun ini hampir seluruhnya diperuntukan bagi sekolah baru yang belum pernah melakukan akreditasi. Meski baru, hasilnya pun sangat memuaskan karena mayoritas langsung mendapat akreditasi A.
Diantaranya ialah jenjang SMP, dari 477 sekolah di Jatim yang mengikuti akreditasi, 52 persen atau 249 sekolah mendapat akreditasi A. Jenjang SMA dari total kuota akreditasi 146 sekolah, 60 persen atau 88 sekolah juga mendapat akreditasi A. Selain itu, nasib baik juga didapatkan SMK, dari 239 kuota akreditasi, 55 persen atau 132 sekolah mendapat akreditasi A.
Sementara untuk jenjang SD/MI yang mendapat kuoata akreditasi terbanyak tahun ini, mayoritas hanya mendapat akreditasi B. Jumlahnya mencapai 1.254 sekolah dari total kuota sebanyak 2.053 sekolah. Selain itu, ada pula lima sekolah jenjang SD/MI dan satu sekolah jenjang SMP yang tidak terakreditasi.
“Yang kami utamakan dalam akreditasi ini memang sekolah-sekolah baru yang belum pernah mengikuti akreditasi sama sekali,” kata Soeparno saat dihubungi, Rabu (5/11).
Sekretaris Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Sucipto mengatakan, secara umum akreditasi sekolah di Jatim telah baik. Ini menunjukkan kualitas yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Akreditasi ini akan memberikan dampak positif bagi sekolah.
Khususnya sebagai faktor penilaian untuk menerima bantuan sarana prasarana yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap satuan pendidikan secara otomatis juga akan terkerek.
“Di beberapa daerah, sekolah dengan akreditasi C bahkan tidak diperbolehkan menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) sendiri. Sehingga harus menggabung ke sekolah lain. Karena itu, akreditasi ini penting,” kata Sucipto.
Hal tersebut dibenarkan Humas Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih. Menurutnya, di Surabaya saat ini sekolah-sekolah yang masih terakreditasi C dan belum terakreditasi tidak dapat menyelangarakan UN sendiri. Ini tidak menyalahi prosedur, karena petunjuk teknis UN memang berbunyi demikian.
“Setiap daerah memiliki ukuran berbeda untuk menentukan sekolah yang boleh dan tidak boleh menyelenggarakan UN. Untuk Surabaya, hanya yang terakreditasi B dan A saja yang boleh,” tutur Eko yang juga menjabat sebagai Kabid Dikdas Surabaya itu. [tam]

Jenjang  Akreditasi A  Akreditasi B  Akrediasi C  Tidak Terakrediasi  Total Kuota

SD/MI  687 (33%)  1.254 (61%)  107 (5%)  5 (0,2%)  2.053
SDLB  8 (26%)  22 (71%)  1 (3%)  0  31
SMP  249 (52%)  207 (43%)  20 (4%)  1 (4%)  477
SMPLB  3 (50%)  2 (33%)  1 (17%)  0  6
SMA  88 (60%)  52 (36%)  6 (4%)  0  146
SMALB  5 (38%)  8 (62%)  0  0  13
SMK  132 (55%)  105 (44%)  2 (1%)  0  239

Tags: