Mayoritas SMA/SMK Jatim Belum Siap UNBK, Kemendikbud Desak Kepala Daerah

Dindik Jatim, Bhirawa
Target Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara menyeluruh untuk SMA/SMK tampaknya akan sulit tercapai. Sebab, hingga dua pekan menjelang penutupan pendaftaran kesiapan UNBK, baru 44,1 persen SMA/SMK yang menyatakan siap.
Menurut data spasial UNBK Kemendikbud, total SMA/SMK Jatim yang telah mendaftar sebagai penyelenggara UNBK baru 1.482 sekolah, terdiri dari SMA 458 sekolah dan SMK 1.024 sekolah. Sementara 886 SMA dan 673 SMK masih tercatat sebagai penyelenggara non UNBK. Pilihan untuk melaksanakan UNBK bergabung ke sekolah lain tampaknya juga belum menjadi pilihan. Sebab, dari data tersebut tak satu pun SMA/SMK yang tercatat sebagai penggabung.
Rendahnya jumlah penyelenggara UNBK itu pun membuat Kemendikbud mengeluarkan SE tentang pelaksanaan Ujian Nasional tahun ajaran 2016/2017. SE tersebut mendesak kepada gubernur dan bupati/wali kota untuk memprioritaskan pelaksanaan UNBK di wilayah masing-masing.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman mengungkapkan melalui SE tersebut Mendikbud mewajibkan seluruh sekolah yang memiliki komupter lebih dari 20 unit dan satu server untuk melaksanakan UNBK. “Kecuali SLB tetap UN (Ujian Nasional) manual,” kata Saiful, Kamis (12/1).
Saiful mengklaim saat ini SMA/SMK yang telah siap untuk melaksanakan UNBK mencapai 90 persen. Perkiraan jumlahnya, mencapai 2.600 lembaga SMA/SMK. Pihaknya pun mengklaim sudah 34 kabupaten/kota yang menyatakan UNBK 100 persen untuk SMK. Sementara empat daerah lainnya, yakni Situbondo, Bondowoso, Bangkalan dan Pamekasan belum terlihat kesiapannya. “Pendaftarannya terakhir masih 25 Januari. Masih ada waktu,” kata dia.
Faktanya, dari 38 kabupaten/kota se-Jatim, baru delapan daerah yang terlihat benar-benar siap menyelenggarakan UNBK secara 100 persen. Sementara untuk SMA, baru Kabupaten Madiun dan Kota Surabaya yang sudah mendaftarkan seluruh sekolahnya menggelar UNBK.
Kendati penyelenggara UNBK di Jatim masih tergolong rendah, jumlah ini cukup tinggi di tingkat nasional. Sebab, hingga saat ini penyelenggara UNBK secara nasional baru 3.319 SMA dan 5.397 SMK. Untuk memaksimalkan jumlah penyelenggara UNBK, Kemendikbud telah memberikan sejumlah solusi. Di antaranya ialah sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana, maka Dindik provinsi maupun kota ditunjuk untuk mengikutsertakan siswanya mengikuti UNBK terdekat. Radius sekolah yang digabung maksimal 5 kilometer.
Sebaran pendaftaran menyelenggarakan UNBK maupun penggabung dapat dikontrol melalui laman www.spasial.data.kemdikbud.go.id/unbk. Melalui laman tersebut, sekolah dapat melihat sekolah-sekolah yang direkomendasikan sebagai sekolah yang dapat digabung. “Jadwal UN juga berbeda di setiap jenjangnya. Sehingga sekolah bisa menggabung antar jenjang,” jelasnya.
Untuk mengatasi kekurangan sarana, Saiful juga tengah berancang-ancang untuk membuat testing center di beberapa lokasi. “Untuk anggarannya juga belum pasti karena memang harus didata dulu,” pungkasnya. [tam]

Tags: