Mbah Karto Tukang Becak Akhirnya Berangkat Haji

Karto (67) tukang becak asal Kabuh ini bersiap untuk berangkat mememnuhi panggilan Ilahi menunaikan Ibadah Haji ke tanah Suci setelah menabung selama 20 tahun. [ramadlan/bhirawa]

Karto (67) tukang becak asal Kabuh ini bersiap untuk berangkat mememnuhi panggilan Ilahi menunaikan Ibadah Haji ke tanah Suci setelah menabung selama 20 tahun. [ramadlan/bhirawa]

(Nabung 20 Tahun)
Jombang, Bhirawa.
Kesibukan terlihat di rumah Karto (67) warga Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Senin (21/8) siang. Meski sibuk, raut wajah kakek yang setiap hari berprofesi sebagai tukang becak ini terlihat sangat ceriah. Pasalnya dua hari lagi, tepatnya 24 Agustus 2016 ini bakal berangkat ketanah suci untuk menunaikan haji.
Kakek yang masih terlihat sehat ini menuturkan, semangat untuk menunaikan Ibadah Haji sudah puluhan tahun diimpikan. Suami dari Sawiti (65) ini kemudian bertekad menyisihkan penghasilannya untuk bisa digunakan mendaftar haji. “Alhamdulillah setelah 20 tahun, panggilan Allah untuk datang ke tanah suci menunaikan haji datang, Insya Allah lusa saya berangkat,” tuturnya didampingi sang istri.
Tekad beribadah ini dituturkan Mbah Kato mendapat dukungan penuh sang nenek, meski pengahasilan sebagai tukang becak tidak menentu, namun setiap hari dirinya tetap menabung. “Mbah Sawiti tidak pernah mengeluh, protes. Berapa pun belanja yang saya berikan. Yang penting saya setiap hari disuruh tetap menyisihkan uang untuk haji,” imbuhnya bercerita.
Sebelum menjadi penarik becak, Mbah Karto bersama sang istri juga bekerja sebagai juru parkir, bahkan tidak jarang dirinya ikut terjaring razia. Karena usianya yang sudah tua, becak yang dimilikinya kemudian dimodifikasi menjadi becak motor. “Karena usia sudah tua, untuk mengayuh juga tidak sekuat dulu, Alhamdulillah juga bisa menyisihkan uang untuk merubah becak menjadi becak motor,” bebernya.
Dari menarik becak, penghasilan Mbah Karto setap hari tidak menentu, kadang bisa mencapai Rp50 ribu, tapi tidak jarang hanya Rp20 ribu. Bahkan, sering juga tidak mendapatkan penumpang dan uang sama sekali selama seharian mangkal. “Setiap hari saya sisihkan, kadang Rp10 ribu, kadang Rp5 ribu, bahkan pernah hanya Rp 1.500, yang pasti setiap hari harus tetap menabung,” tambahnya.
Berkat ketekunan dan niat yang ikhlas selama puluhan itulah, Mbah Karto akhirnya bisa mendaftar untuk berangkat haji ke tanah suci. Dan data di kantor kementrian agama Jombang, kakek 67 tahun ini akan berangkat bersama sekitar 940 jamaah asal Jombang, Mbah Karto masuk Kelompok Terbang (Kloter) 40, berangkat pada 24 Agustus 2016.
Pasangan suami istri yang sudah lanjut usia ini ber asa, sepulang dari tanah suci, dirinya akan membuka usaha kecil kecilan membuka warung di rumah kayu ber ukuran 5 X3 meter persegi yang kini ditempati berdua.” Saya juga minta doa, bisa membuka usaha kecil kecilan dirumah ini, karena usia juga sudah tua untuk menarik becak juga kasihan penumpangnya,” pungkasnya. [rur]

Tags: