Megengan Online, 1441 Apem Sambut Bulan Suci Ramadan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono membagikan gunungan apem dalam megengan online di Gedung Negara Grahadi. Sementara itu Masjid Nasional Al Akbar Surabaya tidak menggelar pelaksanaan salat tarawih selama pandemi Covid-19. [adit hananta utama]

Pemprov, Bhirawa
Megengan menjadi salah satu tradisi masyarakat Jatim yang tak pernah ketinggalan saat akan menemui bulan Ramadan. Sebuah tradisi yang biasa dilakukan dengan kue khas Ramadan berupa Apem.
Di tengah pandemi covid-19, megengan pun tetap berjalan. Namun, Pemprov Jatim memiliki cara berbeda dalam menggelar megengan di saat aturan physical distancing sedang berlaku. Yakni dengan melaksanakan megengan online dari Gedung Negara Grahadi dan tersambung langsung dengan sejumlah kepala daerah. Diantaranya ialah Bupati Pamekasan, Bupati Lumajang, Bupati Jombang, Bupati Madiun, dan Bupati Trenggalek.
“Sambutan akan datangnya Ramadan harus tetap kita lakukan, dan di tengah pandemi covid-19 maka metode Megengan Online adalah salah satu pilihan,” terang Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi kemarin, Kamis (23/4).
Khofifah menuturkan, sebagai penanda bagi masyarakat akan datangnya Ramadan, maka panitia telah menyiapkan 1441 Apem. Jumlah ini dipilih karena tahun kalender Hijriyahnya adalah 1441.”Apem ini artinya Afwun dan Afwun yaang artinya permaafan. Sehingga menjelang Ramadhan kita diharapkan saling memaafkan. Ini juga merupakan bentuk memaksimalkan habluminannas atau hubungan baik dengan manusia,” urai Khofifah.
Selain itu, selama bulan Ramadan, orang nomor satu di Jatim ini juga telah menyiapkan berbagai agenda Ramadhan yang berbasis daring atau online. Dijelaskan, setiap jam 7 sampai jam 8 pagi akan dilaksanakan tadarus online. Yang akan menghadirkan 5 orang penghafal Qur’an. Harapannya, masyarakat bisa mengikuti dari rumah masing-masing karena tadarus online ini dilakukan secara murottal.
Kemudian, pada sore harinya akan dilaksanakan lomba sholawat online. Yang boleh diikuti oleh berbagai kalangan, baik kelompok laki-laki, kelompok perempuan mulai remaja, dewasa hingga anak-anak. Sehingga, melalui kegiatan ini diharapkan keinginan masyarakat untuk keluar rumah bisa dicegah. Karena, banyak kegiatan kreatif yang bisa dilakukan meski dari rumah.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk ngabuburit tanpa harus keluar rumah atau bisa disebut ngabuburit online,” imbuhnya.
Menurut mantan Menteri Sosial ini, pelibatan anak-anak dalam setiap kegiatan Ramadhan online dari rumah akan bisa menjadikan rumah sebagai pesantren Ramadhan bagi anak. Terlebih, dalam kegiatan daring tersebut nantinya juga akan ada kajian-kajian agama Islam dari beberapa narasumber baik ekonom, pendidik maupun kajian agama.
“Kurikulumnya sudah kita siapkan dengan matang. Inilah format-format pelaksanaan Ramadhan di saat pandemi covid-19 yang kami siapkan. Harapannya, masyarakat tetap bisa menikmati kekhusyukan Ramadhan dari rumahnya masing-masing,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: