Megengan Sambut Ramadan

karikatur ilustrasi

Ramadan 1438 Hijriyah, terasa sudah di depan mata. Beragam spanduk menyambut bulan puasa, juga telah ditebar di berbagai lokasi. Iklan di televisi telah kerap tayang, menyambut konsumen khusus Ramadhan. Magnitude bulan Ramadhan di Indonesia, memang berbeda dengan negara lain yang dihuni warga muslim. Terdapat pergerakan sosial budaya paling panjang. Dimulai dengan adat megengan, masyarakat mempersiapkan spirit dan suasana.
Seluruh masjid dan mushala menyelenggarakan megengan diikuti warga masyarakat sekitar. Ini sekaligus menjadi penyambung silaturahim antar rakyat. Juga antara yang masih hidup dengan leluhur yang telah meninggal. Adat Megengan, berasal dari kata meng-agung-kan bulan yang dianggap paling suci, keramat dan penuh berkah. Megengan hanya terjadi selama kira-kira tiga hari dipenghujung bulan (Jawa) Ruwah (kalender Arab bulan Sya’ban).
Memanfaatkan hari libur (Kamis besok), akan terjadi pra-mudik (sehari), untuk mendatangi kuburan leluhur. Ini dilakukan hampir seluruh warga muslim Indonesia dari berbagai suku. Diyakini, menjelang Ramadhan, seluruh arwah memperoleh “rehat” alam kubur dan boleh “pulang” menjenguk keluarganya yang masih hidup. Karena itu yang masih hidup mestilah berlaku saleh. Pada zaman teknologi komunikasi saat ini, megengan juga disertai sms (pesan singkat) permohonan maaf kepada kerabat dan sahabat.
Kaidah agama juga mengajarkan megengan, sebagai kesiapan menyambut Ramadhan. Bahkan dipersiapkan dua bulan sebelumnya (sejak bulan Rajab). Sebagai tanda kesiapan mental menyambut Ramadhan, berlatih memperbanyak sedekah. Karena itu 3 hari menjelang bulan puasa, terdapat budaya ater-ater. Yakni, dibuat hidangan berupa kue tradisional dan buah (kadang dengan nasi dan lauk-pauk). Hidangan diantar ke rumah tetangga terdekat, tak terkecuali yang sedang bermusuhan.
Di Indonesia, Ramadhan bukan sekedar aspek pencerahan spiritual. Melainkan berfungsi eskalasi perekonomian paling besar, sejak dua abad silam. Pada abad millennium saat ini bulan puasa hampir identik dengan puncak bulan berbelanja. Sektor usaha ritel,  kebutuhan makanan dan minuman (mamin) sampai perbankan dipastikan bakal memperoleh berkah keuntungan berlebih selama bulan Ramadhan.
Terutama sektor transportasi, sandang serta mamin (makanan dan minuman), menandai bulan puasa sebagai musim panen besar. Hampir seluruh pedagang bekerja lembur. Begitu pula pusat perbelanjaan (supermarket, mal, dan hypermarket) melakukan wajib lembur untuk seluruh pegawai. Itu sekaligus menambah penghasilan pegawai menambah penghasilan (selain tunjangan hari raya).
Partai politik tak mau kalah bersaing memajang spanduk, baliho di jalan-jalan sampai tembok kuburan. Bahkan parpol rela mengeluarkan biaya besar untuk iklan di koran, di radio serta televisi menyambut Ramadhan (sebagai pencitraan). Momentum Ramadhan pasti juga dijadikan ajang pe-nyapa-an masyarakat. Bisa dengan pemberian bingkisan oleh anggota DPR dan DPRD.
Kini, suasana bulan suci Ramadhan telah terasa. Aspek pencerahan mental dan moral mestilah tercermin dalam perilaku sehari-hari. Secara adat budaya (dan perintah agama) Ramadhan telah menjadi bulan kesetiakawanan sosial, sebulan mengurangi nafsu materialistik, serta sebulan paling sesuai untuk memuliakan martabat kehidupan. Coba mengambil hikmah (pelajaran) dari sebelas bulan yang telah terlewati.
Tidak perlu risau dengan perbedaan awal Ramadhan. Bisa menggunakan metode ru’yah (melihat bulan secara faktual). Bisa pula dengan cara hisab (menghitung kemungkinan terbitnya rembulan). Memulai puasa pada hari Sabtu (27 Mei) atau Ahad (28 Mei) sama-sama baiknya. Masing-masing memiliki pedoman untuk melaksanakan ibadah pada bulan yang ditunggu-tunggu.
Awal Ramadhan menjadi berkah, di tengahnya berisi pembersihan kesalahan, dan di akhirnya bermakna pembebasan (dari ancaman kesengsaraan). Segala kegagalan, kesalahan, dan kekurangan pastilah terdapat hikmah. Seluruh pengalaman bisa menjadi “tangga” upaya meningkatkan martabat kemanusiaan.
———   000   ———

Rate this article!
Megengan Sambut Ramadan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: