Mekanisme PON Masih Untungkan Tuan Rumah

4-koni.JPG (1)Surabaya, Bhirawa
Pekan Olahraga Nasional sudah dilaksanakan sebanyak 18 kali penyelenggaraan, namun sistem penentuan Cabang Olahraga (Cabor) yang dilombakan maupun dipertandingkan selalu menguntungkan tuan rumah. Kondisi inilah yang selalu menjadi masalah klasik setiap penyelenggaraan multievent paling bergengsi di level nasional itu.
Hal inilah yang diungkapkan oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim, Erlangga Satriagung. Menurutnya pelaksanaan PON harus ada perubahan, seperti, sebelum menunjuk tuan rumah, KONI pusat harusnya menentukan nomor-nomor mana saja yang akan dipertandingkan di event empat tahunan tersebut.
Karena selama penyelenggara PON, Cabor maupun nomor yang dipertandingkan selalu berubah-ubah. Bahkan terkesan Cabor maupun nomor yang dipertandingkan selalu menguntungkan tuan rumah.
Masalah inilah yang selalu memantik reaksi protes dari beberapa provinsi, tapi sayangnya KONI Pusat juga tidak mendengar protes tersebut, buktinya setiap penyelenggaraan PON selalu aja muncul masalah yang sama, yakni penentuan Cabor yang dilombakan maupun dipertandingkan. “Kenapa dari tahun-tahun seperti ini. Harus ada perubahan di PON,” ujar Erlangga, kemarin Senin (3/3).
Saat ini KONI Jatim juga tengah melayangkan protes, karena pada PON XIX Jabar 2016 akan mempertandingkan Cabor criket. Padahal Cabor ini kurang begitu berkembang di Indonesia.
Lebih lanjut Erlangga menjelaskan, harusnya cabor yang akan dipertandingkan di PON, sudah tersebar dan berkembang di semua daerah. Minimal separuh dari setengah KONI yang ada di Indonesia. “Jangan hanya cuma dari lima KONI daerah saja sudah bisa mengusulkan cabor PON,” kritiknya.
Agar masalah ini tidak berlarut-larut, Erlangga mengusulkan kepada KONI pusat agar sebelum menunjuk tuan rumah, Cabor maupun nomor-nomor yang dipertandingkan dan dilombakan harus ditetapkan terlebih dahulu. “Kita usulkan, pada PON mendatang, kita harus tetapkan cabor dan nomornya lebih dulu. Baru kemudian dipilih tuan rumahnya,” ungkap Erlangga.
Seperti diketahui, sesuai hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Sosialisasi Cabang Olahraga dan Nomor Pertandingan Pada PON XIX 2016 Jawa Barat, yang digelar di Bandung, pada 18-20 Februari 2014 lalu, ada penambahan cabor baru dan jumlah nomor pertandingan.
Lima cabor baru itu, yakni cricket (10 nomor), berkuda (20 nomor), dansa (17 nomor), drum band (10 nomor), dan hoki (5 nomor). Kemudian untuk cabor-cabor yang sudah dipertandingan di PON sebelumnya, ada yang dikurangi dan ditambah nomor pertandingannya.
Penambahan cabor baru dengan nomor pertandingan banyak dipertanyakan KONI Jatim. KONI menanyakan  cabor cricket yang mempertandingkan 10 nomor pertandingan. “Cricket diusulkan 10 nomor (pertandingan). Ini cabor baru kok banyak, nomornya itu apa saja,” sebut Dhimam Abror, Ketua Harian KONI Jatim.
Penambahan cabor juga diikuti membengkaknya jumlah nomor pertandingan. Sebanyak 755 nomor di 44 cabor direncanakan dipertandingkan pada PON Jabar. Jumlah tersebut bertambah 154 nomor, dibandingkan PON 2012 di Riau. Ketika itu, hanya memainkan 601 nomor pertandingan. Dari lima cabor baru saja, sudah mendandingkan 42 nomor. [wwn]

Tags: