Melanjutkan Inovasi Layanan Publik di Jatim

(Darling, Wadahi Pendongeng dan Tingkatkan Minat Baca)

Oleh :
Drs Sudjono, MM
Pustakawan Ahli Utama di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur

Jawa Timur, dari dulu merupakan provinsi yang kaya akan inovasi. Publik tentu masih ingat betul, bahwa Jawa Timur merupakan provinsi Pertama yang memiliki Perda Pelayanan Publik yakni Perda 8 Tahun 2011 tentang Pelayanan Publik yang di dalamnya mengamanahkan adanya Komisi Pelayanan Publik (KPP). Artinya, dalam hal pelayanan Publik Jawa Timur harus berada paling depan dalam menawarkan inovasi pelayanan.
Sejarah memang kemudian membuktikan kalau Jawa Timur tidak pernah absen dalam berbagai ajang kompetisi tentang pelayanan publik. Dalam ajang kompetisi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Jawa Timur selalu mengirimkan karya-karya inovasi pelayanan publik. Tahun 2018 misalnya, Jawa Timur mengirimkan dua inovasi dari Dinas Perkebunan terkait Kolaborasi Pembinaan Ekonomi terpadu Kopi Arabika dan dari Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja terkait Inovasi Sarana Informasi dan Pelayanan Tenaga Kerja Migran. Bahkan di tahun 2017, Jawa Timur mampu mengirimkan 6 inovasi layanan publik masuk Top 99 Injovasi Layanan Publik, salah satunya adalah inovasi layanan publik Wisata Arsip untuk Anak Sekolah (WARAS) yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Singkatnya, Provinsi Jawa Timur tidak boleh berhenti melakukan inovasi pelayanan publik. Kalau kemudian di tahun 2019 ini Jawa Timur harus absen dalam penerimaan penghargaan Top 99 Sistem Informasi Inovasi Layanan Publik (Sinovik), maka jangan sampai memadamkan mematikan semangat segenap jajaran Pemprov Jatim untuk terus melakukan inovasi dalam pelayanan publik. Di tahun tahun mendatang, Jawa Timur harus terus menunjukkan prestasi dalam menghasilkan inovasi pelayanan publik.
Lantaran itu, agar inovasi itu tidak mandek dan terus berkembang, perlu terus dikenalkan berbagai inovasi yang pernah dicapai pemerintah provinsi Jatim. Harapannya, berbagai layanan yang ada di Provinsi Jawa Timur akan terus berkembang. Dalam konteks pengembangan perpustakaan dan kearsipan misalnya, beberapa inovasi yang sudah digulirkan misalnya adalah Dongeng Anak Remaja Keliling (Darling), Restorasi Arsip Desa (Rest Area) dan Wisata Arsip untuk Anak Sekolah (WARAS).
Mengenalkan Inovasi Darling
Layanan perpustakaan keliling biasa juga disebut layanan bergerak yang mendatangi tempat-tempat umum atau tempat konsentrasi masyarakat yang jauh dari perpustakaan umum seperti di sekolah, kantor kecamatan/ kelurahan, pasar, puskesmas dan tempat umum lainnya.
Kehadiran perpustakaan keliling selama ini belum terlihat maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat. Walau berbagai cara dilakukan namun tingkat kunjungan masih tetap kurang maksimal. Di satu sisi pihak Perpustakaan sendiri telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti lomba mendongeng. Namun setelah lomba selesai, mereka tidak mempunyai wadah untuk mengembangkan bakatnya padahal para pemenang lomba mendongeng setiap tahun yang bisa diberdayakan membantu perpustakaan untuk meningkatkan budaya baca masyarakat.
Menyikapi kondisi tersebut tersebut maka kehadiran perpustakaan keliling ditengah-tengah masyarakat khususnya yang jauh dari perpustakaan umum sangat diperlukan begitu halnya kehadiran pendongeng sebagai upaya untuk memotivasi masyarakat gemar membaca. Berdasarkan hal tersebut maka tulisan ini secara khusus membahas kehadiran layanan Inovasi perpustakaan sekaligus sebagai wadah para pendongeng untuk meningkatkan kemandiriannya berupa Dongeng Anak dan Remaja Keliling (Darling) yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim.
Program ini merupakan kegiatan memperkenalkan perpustakaan dan menumbuhkan kegemaran membaca kepada anak-anak dan remaja melalui ‘mobil dongeng keliling’. Mobil ini langsung mendatangi PAUD, PG/TK, SD, Panti Asuhan, Rumah Singgah dan lapas anak dengan membawa pendongeng professional dan pustakawan. Mobil ini juga dilengkapi dengan ketersediaan koleksi kisah cerita lokal, ruang audiovisual, dan ruang dongeng. Jadi disini ada substansi dan touch untuk meningkatkan minat baca.
Bahwa kegiatan Darling ini dihadirkan sebagai salah satu solusi untuk menstimulasi kegemaran membaca dan berkunjung ke perpustakaan khususnya anak-anak. Selain itu Darling ini sekaligus memberdayakan para pendongeng local di Provinsi Jawa Timur dan wadah mengaktualisasi diri ditengah-tengah masyarakat agar profesi pendongeng dapat dikenal.
Dongeng telah diakui sebagai cara yang paling ampuh untuk menanamkan nilai-nilai moral, budaya, budi pekerti, gagasan atau pikiran dan peletak dasar kebiasaan membaca. Pada dasarnya anak-anak sangat menyukai cerita. Hal ini akan menjadi modal dasar untuk menanamkan minat baca sejak dini, mengenalkan budaya dan menghidupkan kembali aktifitas mendongeng sebagai salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Dengan memilih cerita yang tepat dan bercerita dengan cara yang dapat merebut hati anak, kita dapat menyelipkan berbagai informasi yang berguna untuk mendidik mereka.
Program Darling sangat berbeda dengan layanan perpustakaan keliling lainnya. Biasanya perpustakaan keliling hanya memberikan pelayanan membaca ditempat, membuka pos layanan peminjaman, konsultasi perpustakaan dan menyediakan alat peraga permainan. Darling dikemas khusus yang melibatkan tim pendongeng dengan strategi bahwa dongeng sebagai media pengantar sebelum pengunjung membaca di perpustakaan keliling. Kegiatan dongeng ini dapat memotivasi pengunjung dengan teknik pendongeng menceritakan sebagian isi-isi buku yang ada di perpustakaan keliling sehingga pengunjung khususnya anak-anak dibuat penasaran untuk mencari buku dan membacanya. Kehadiran program ini sangat membantu memberdayakan profesi pendongeng yang ada di Jawa Timur.
Program Darling diharapkan juga akan melestarikan cerita-cerita rakyat daerah dan menghidupkan kembali budaya mendongeng di tengah-tengah masyarakat sehingga jati diri bangsa khususnya sebagai masyarakat di Jawa Timur dapat terpelihara. Sehingga kegiatan ini dapat dikatakan sebagai program multi fungsi.
Strategi Darling dilakukan dengan menjalin pendekatan atau kerjasama seluruh pendongeng yang ada di Provinsi Jawa Timur yang menggabungkan konsep layanan perpustakaan keliling dan konsep layanan mendongeng. Sinergitas ini akan melahirkan kekuatan besar yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dimana perpustakaan akan terbantu mempromosikan layanan perpustakaan keliling dan pendongeng sendiri akan mempunyai wadah pengembangan dirinya untuk diketahui masyarakat luas. Darling ini merupakan sebuah tim kerja yang melibatkan seluruh tenaga perpustakaan dan pendongeng yang setiap saat siap untuk bergerak melayani masyarakat.
Hasil dari pelaksanaan program Darling adalah memberikan layanan tambahan selain membaca ditempat dengan kegiatan mendongeng untuk mendorong minat masyarakat khususnya anak-anak agar gemar membaca dan gemar ke Perpustakaan. Kolaborasi perpustakaan keliling dan komunitas dongeng ternyata memberikan dampak peningkatan jumlah pembaca/ pengunjung yang memanfaatkan layanan perpustakaan keliling. Selanjutnya sebelum pelaksanaan inovasi komunitas dongeng dan pendongeng masih sangat kurang maka setelah adanya pelaksanaan program ini aktifitas mendongeng semakin dinikmati masyarakat. Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan inovasi Darling adalah terbangunnya sinergitas antara tim perpustakaan keliling dan komunitas pendongeng untuk bersama-sama menumbuhkan kegemaran membaca dan melestarikan budaya mendongeng.
Selanjutnya kehadiran layanan inovasi Darling dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap cerita rakyat daerah, mengenal budayanya dan salah satu upaya menanamkan budi pekerti luhur dan kepekaan sosial. Kemudian disisi pendongeng, kegiatan ini akan memberikan sarana promosi yang pada akhirnya profesi mendongeng dapat dicintai dan mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat.

———- *** ———–

Tags: