Melestarikan Musik Keroncong dari Generasi Milenial

Evi Zainal Abidin, anggota DPD RI (tengah) saat melakukan sosialisasi kelembagaan melalui kesenian musik keroncong di Kebun Kurma, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (12/12). [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Upaya melestarikan musik keroncong sebagai musik khas Indonesia terus digencarkan. Hal itu tak lain untuk membangkitkan minat masyarakat, khususnya kaum milenial terhadap musik keroncong.
Hal itu disampaikan, Evi Zainal Abidin Anggota, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) saat sosialisasi kelembagaan melalui kesenian musik keroncong di Kebun Kurma, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (12/12) kemarin.
Menurut Evi, kini musik keroncong tak diminati kaum muda. Sehingga, momen ini dijadikan awal kebangkitan kaum millenial dalam hal musik keroncong.
“Diakui musik keroncong sebagian besar dari kalangan tua. Kini, paradigma itu harus diubah. Yakni, harus ada sentuhan muda yang dipadukan untuk menarik generasi milenial. Tentunya, semangat para seniman agar musik keroncong tetap lestari sangat tinggi,” ujar Bunda Eza-sapaan akrabnya.
Bunda Eza menegaskan, ke depan upaya pelestarian musik keroncong harus tetap dilestarikan. ”Harus melestarikan musik keroncong dengan tak menghilangkan keasliannya. Terlebih harus lebih kreatif dan produktif menciptakan lagu – lagu keroncong yang kekinian sesuai zaman saat ini,” tandas Bunda Eza.
Kegiatan sosialisasi ini dipromotori Kape Event Organizer ini bertajuk Keroncong Milenial. Sejumlah narasumber berkompeten hadir dalam acara ini di antaranya Evi Zainal Abidin, anggota DPD RI, Teguh Setia Budi Ketua Pamori Jatim dan Ki Bagong Sabdo Sinukarto Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan.
Sementara itu, Ki Bagong Sabdo Sinukarto menyatakan lirik dan syair musik keroncong tak hanya bermakna keindahan. Namun harus beredukasi, etika dan estetika. ”Musiknya harus positif. Jangan sampai berdampak negatif terhadap anak-anak,” papar Ki Bagong Sabdo Sinukarto. [hil]

Tags: