Oleh:
Sihabuddin
Penulis adalah Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta
Indonesia adalah negeri yang unik, keunikannya bisa dilihat dari banyak hal. Salah satu keunikannya bisa dilihat dari karakter nama-nama penduduknya yang sangat beragam. Keberagaman karakter nama tersebut menggambarkan keberagaman Indonesia. Hal ini salah satunya karena Indonesia merupakan wilayah yang stategis sehingga mudah dilalui oleh berbagai bangsa dan terjadilah komunikasi antarbudaya dengan membawa pengaruh kebudayaan masing-masing termasuk dalam penamaan seseorang. Budaya-budaya tersebut tentunya tidak diambil begitu saja, tapi disaring dan disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu, ada juga yang menjadikan wilayah Indonesia sebagai tujuan akhir dari sebuah perjalanan berbagai bangsa dengan berbagai motif, mulai dari perdagangan, penyebaran agama hingga penjajahan. Sehingga pengaruh budaya asing tidak bisa ditolak lagi yang akhirnya menjadi ciri khas tersendiri bagi kebudayaan Indonesia.
Nama-nama orang Indonesia yang dipengaruhi budaya-budaya luar seperti nama-nama yang diambil dari bahasa Arab, India, Tionghoa, hingga nama-nama yang berbau Barat yang sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang tidak bisa dipisahkan dan dihilangkan. Nama-nama Indonesia yang diambil dari bahasa Arab seperti nama Fadilah, Khoirul, Nurudin, Mujahidah, Syafi`I dan nama-nama lainnya. Nama-nama Arab ini identik dengan beberapa kelompok suku di Indonesia, seperti pada suku Madura, Aceh, Sasak, Betawi, Minang, Melayu dan suku-suku yang dikenal dengan tradisi Islamnya yang kuat, pada suku Jawa nama-nama Arab biasanya identik dengan daerah Pantura. Nama-nama India masih sangat berpengaruh kuat di Indonesia, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Airlangga, Bima, Wisnu, dan lainnya. Nama-nama yang berasal dari bahasa sangsekerta ini cukup populer di daerah Jawa bagian Selatan meskipun nama ini juga ditemukan di berbagai suku lainnya.
Nama-nama Tionghoa juga memberi pengaruh pada nama-nama Indonesia khususnya pada warga keturunan Tionghoa, seperti Livi Zheng, Joe Taslim, Tina Toon, dan nama-nama lainnya, nama-nama ini sudah di-Indonesiakan setelah masa orde baru karena peraturan pemerintah pada waktu itu untuk mengIndonesiakan nama-nama Tionghoa. Sebelum masa orde baru nama-nama Tionghoa di Indonesia biasanya terdiri dari tiga atau dua kata seperti nama-nama Tionghoa pada umumnya, seperti Liem Sioe Liong, Yap Thiam Hien, dan lainnya. Nama-nama berbau Barat semakin tidak terelakan di Indonesia seperti Angelina, Kevin, Alexandra, Stefani, Agnez, Donal dan lainnya. Biasanya nama Barat tersebut disandingkan dengan nama-nama asli Indonesia seperti Stefani Putri, Angelina Sondhak, Kevin Sanjaya dan nama-nama lainnya.
Meski nama-nama orang Indonesia banyak yang diadaptasi dari bahasa Asing, tapi penyebutannya banyak yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Misalnya, nama Syaifuddin yang diambil dari bahasa Arab akan dipanggil Sipud agar lebih mudah dilafalkan. Di samping nama-nama yang dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Asing. Bangsa Indonesia juga memiliki nama-nama asli yang tidak ditemukan pada bangsa lain. Seperti pada suku Batak dengan nama-nama marga khas Batak, seperti Simanjuntak, Siregar, Hutapea, Pangabean, Harahap, Silaen, Sitompul, Lubis dan nama-nama Batak lainnya. Sama dengan suku Batak, suku Ambon juga memiliki nama-nama khas yang terletak pada marganya, seperti Matulesy, Tiahahu, Solsolay, Boamona, Waliulu, Nukuhehe, De Fretes, dan nama-nama Ambon lainnya.
Suku Bali juga memiliki nama-nama khas yang menjadi identitas dari suku Bali, seperti nama Putu, Made, Nyoman, dan Ketut dan nama-nama lainnya. Meskipun suku Bali identik dengan agama Hindu, tapi nama-nama ini juga dipakai untuk suku Bali yang beragama Islam, seperti Ketut Mutoharoh, Ni Wayan Fatimah, dan nama lainnya. Suku Sunda yang mendiami bagian Barat pulau Jawa memiliki nama-nama khas Sunda, seperti nama Jajang, Asep, Engkus, dan sebagainya. Selain itu, orang Sunda biasanya memberi nama dengan pengulangan kata pada nama depannya, seperti Iis Lailiyah, Jejen Zainudin, Caca Handika, Cucu Cahyati, dan sebagainya.
Suku Bugis yang sebagian besar mendiami Sulawesi Selatan memiliki nama unik tersendiri, meskipun nama-nama ini khusus untuk para bangsawa Bugis. Para bangsawan Bugis memiliki gelar yang melekat pada namanya yang disebut dengan Andi. Maka dari itu, jangan heran sering terdengar nama Andi Malarangeng, Andi Mutmainnah, Andi Ajip Rosyidi, dan Andi-Andi lainnya yang menandakan bahwasannya keturunan bangsawan Bugis. Suku Buton yang terletak di Sulawesi Tenggara juga memiliki nama khas untuk para keturunan Kesultanan Buton, yaitu Laode untuk yang laki-laki dan Waode untuk yang perempuan nama Laode dan Waode tersebut menjadi nama depannya. Tidak ketinggalan suku Aceh juga memiliki nama unik untuk para bangsawanya yaitu Cut untuk yang perempuan dan Tengku untuk yang laki-laki yang mana nama-nama tersebut diletakan paling depan dari namanya.
Selain suku-suku tersebut, masih banyak keunikan-keunikan nama-nama penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang menjadi identitas suatu suku dan otomatis menjadi identitas bangsa Indonesia. Nama-nama seperti ini alangkah baiknya terus dipertahankan dengan cara mengkomunikasikan kepada orang lain bahwasanya kita memiliki ciri khas nama-nama orang yang tidak kalah membanggakan dengan negara-negara lain. Jika orang Amerika, Inggris, Jepang, India, Arab, dan negara-negera lain bangga dengan nama-nama mereka. Kenapa kita tidak? Harusnya lebih bangga dengan ke-Indonesiaan yang kita miliki.
———– *** ————