Melihat Budidaya Udang Vannamei Teknik Bumi Kraksaan

Budidaya udang vannamei teknik Bumi Kraksaan mulai diadopsi masyarakat. Teknik merupakan inovasi dari Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo. [wiwit agus pribadi]

Bisa Budidaya Udang Jauh dari Pantai karena Gunakan Air Laut Buatan
Kab Probolinggo, Bhirawa
Budidaya udang vannamei dengan teknik kolam terpal bundar menggunakan ras di media air laut buatan (Bumi Kraksaan), mulai diterapkan para pembudidaya di Kabupaten Probolinggo. Melalui inisiasi yang dilakukan Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto Wibowo, inovasi Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo ini diterapkan kelompok pembudidaya yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending.
Total ada sebanyak 12 kolam benih yang ada di Desa Klasemen, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Dari 12 kolam itu, ditebar benih sebanyak 69.600 ekor atau tiap kolamnya sebanyak 5.800 ekor. Pada 10 Februari 2021 lalu, masa pemeliharaannya sudah memasuki hari ke-50 dengan berat udang 5 gram per ekornya.
“Alhamdulillah, budidaya udang vannamei dengan teknik Bumi Kraksaan ini sudah diadopsi oleh masyarakat Desa Klaseman, Kecamatan Gending dengan memanfaatkan 12 kolam terpal,” kata Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo, Dedy Isfandi melalui Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Wahid Noor Azis.
Menurut Wahid, budidaya udang nanti akan dipanen pada size 60-70 ekor per kilogramnya. Namun saat ukuran 100.100 ekor per kilogramnya, sudah akan dipanen secara parsial atau panen separuh untuk memenuhi kebutuhan para pemancing sebagai umpan hidup.
Wahid menerangkan, untuk size 100-200 ekor sebagai umpan hidup bagi pemancing ini harganya lebih mahal antara Rp 65-70 ribu per kilogramnya. Karena untuk konsumsi pada size 60-70 ekor per kilogram harganya hanya Rp 30-35 ribu per kilogramnya.
“Dari sini harapannya outputnya lebih kepada perdagangan untuk umpan hidup bagi pemancing. Karena kalau di kolam terpal nyeroknya lebih mudah jika dibandingkan dengan tambak,” tegasnya.
Lebih lanjut Wahid menegaskan, budidaya udang vannamei dengan teknik Bumi Kraksaan ini dimaksudkan bahwa udang vannamei itu tidak hanya dilakukan para petambak yang ada di pantai, serta memperkenalkan budidaya udang vannamei kepada petambak di luar pembudidaya yang ada di pantai.
“Inovasi Bumi Kraksaan ini dilakukan dengan menggunakan air laut buatan. Dimana air sumur ditambah dengan garam grosok hingga setara air laut 15 ppm. Karena standar hidup udang vannamei adalah 15-25 ppm,” ungkapnya.
Di masa pandemi Covid-19 ini tambah Wahid, inovasi Bumi Kraksaan ini bisa diadopsi oleh masyarakat untuk meningkatkan penghasilan. Karena budidaya udang vannamei ini keuntungannya lebih besar dari pada yang lain. Sebab dapat dilakukan oleh pembudidaya yang jauh dari pantai karena membuat air laut buatan.
“Harapannya inovasi Bumi Kraksaan ini dapat terus berkembang sehingga masyarakat lebih paham cara budidaya udang vannamei yang dibudidayakan di luar tambak dan keuntungannya lebih menjanjikan,” harapnya.
Saat ini budidaya udang Vannamei mulai banyak digeluti masyarakat. Selain prospeknya yang cukup menjanjikan, mengisi pasar penjualannya juga sangat terbuka lebar. Tidak heran jika budidaya udang Vannamei ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di masa pandemi Covid-19.
Moh Taufiq, salah seorang petani tambak budidaya udang vannamei yang ada di Dusun Bon Pereng RT 01 / RW 05 Desa Sidopekso, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Budidaya udang Vannamei ini sudah digeluti sejak lima tahun terakhir. Atas usaha dan jerih payahnya dengan penuh ketekunan, kesabaran dan ketabahan yang diiringi dengan doa telah membawa hasil dan kesuksesan memiliki inovasi terhadap budidaya udang.
“Saya menggeluti budidaya udang vannamei ini berangkat dari keprihatinan terhadap potensi sumber daya alam yang ada dalam hal pertanian dan perikanan. Saya mengawalinya dengan area sepetak yang dikelola secara super ekstensif. Dengan kemajuan dan perkembangan, dari awalnya berkembang menjadi 17 petak atau dengan luasan 1.000 hingga menjadi 40 ribu meter persegi,” ungkapnya.
Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya udang vannamei yang dikelola Taufiq ini merupakan salah satu pengembangan kawasan yang konsisten terhadap tambak budidaya udang vannamei. “Budidaya dengan sistem penerapan super ekstensif hasilnya hingga mencapai 3 ton dibandingkan dengan budidaya secara tradisional yang menghasilkan satu kwintal,” jelasnya.
Menurut Taufiq, budidaya udang vannamei dikelola secara super ekstensif memiliki hasil yang diukur dan berkualitas dibandingkan dengan dikelola atau tradisional. “Budidaya udang vannamei yang saya kelola memiliki tingkat konten pasar ekspor atau pasar internasional,” tegasnya.
Taufiq menerangkan, budidaya yang adalah budidaya flok ramah lingkungan bahan baku probiotik yang diterapkan dengan manajemen pola pakan yang berasal dari hasil bumi di sekitarnya berupa mimba, buah mengkudu, kelor dan sebagainya. Tidak perlu menggunakan pakan dari pabrikan, cukup dengan memberikan pakan alami dan mampu meningkatkan kualitas budidaya udang vannamei.
“Kelompok budidaya udang yang kami lakukan tetap eksis dan didukung oleh Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo agar menjadi pengusaha yang baik dan handal. Usaha yang kami kelola ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan hingga menyerap tenaga kerja sebanyak 100 orang per petak. Jadi pengaruh sekali terhadap ekonomi di lingkungannya,” tandasnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: