Melihat Kiprah Yayasan Museum Balumbung Situbondo

Ketua Umum YMBS, Irwan Kurniadi saat melayani kunjungan masyarakat untuk menggali pengetahuan benda benda bersejarah yang dipajang. [sawawi]

Pajang Benda Bersejarah Kuno, jadi Jujugan Studi Pelajar dan Mahasiswa
Kab Situbondo, Bhirawa
Meski Situbondo tercatat sebagai kota kecil, ada sejumlah elemen pecinta sejarah yang memiliki kepedulian tinggi untuk merawatnya. Mereka membentuk sebuah wadah bernama Yayasan Museum Balumbung Situbondo (YMBS). Hingga kini YMBS selalu menjadi jujugan berbagai elemen, mulai kalangan pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum untuk melakukan studi.
Pagi itu, suasana YMBS yang terletak di Gang Sorakerta XI, Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, mulai ramai. Ternyata bangunan berarsitektur rumah khas Situbondo itu sedang kedatangan sejumlah pengunjung. Ada yang berasal dari Kabupaten Situbondo dan sebagian ada dari luar Situbondo. Mereka umumnya melakukan kunjungan untuk mengetahui seluk beluk benda bersejarah yang di pajang. “Silahkan masuk,” ujar salah satu penjaga museum.
Awal berdirinya museum ini di inisiatori oleh Irwan Kurniadi. Pria yang akrab disapa Irwan Rakhday itu tercatat asli kelahiran Desa Asembagus. Sejak kecil, Irwan dikenal memiliki kecintaan kepada benda-benda purbakala dan benda bersejarah kuno.
Irwan kecil, konon selalu tertarik jika ada teman atau koleganya yang memiliki benda bersejarah kuno. “Sejak saat itu saya selalu tertarik jika di Situbondo ada kabar penemuan barang kuno atau benda bersejarah. Saya pasti datang untuk melihat dari dekat,” kata Irwan Rakhday.
Masih kata Irwan, puncaknya ia ingin suatu saat Situbondo memiliki sebuah museum khusus untuk benda bersejarah kuno. Cita-cita itu akhirnya di rangkai oleh Irwan seraya menunggu momen yang tepat untuk bisa terwujud.
Setelah dirasa cukup, Irwan mengajak beberapa kolega terdekatnya yang sama sama memiliki kepedulian kepada benda bersejarah. “Akhirnya disepakati pada 4 April 2020 itu kami resmi mendirikan YMBS. Ada banyak elemen yang mau duduk dalam struktur kepengurusan YMBS. Diantaranya dari unsur ASN, guru, aktivis pariwisata dan pengamat kesenian di Kota Santri Situbondo,” jelasnya.
Agar gaung YMBS semakin berkibar, Irwan kala itu mengajak Dandim 023 Situbondo Letkol Inf Akhmad Juni Toa sebagai pembina. Sedangkan kursi Ketua Umum, dijabat Irwan Kurniadi dan Sekretaris ditempati Jamil Hakim. Irwan juga mengajak sahabatnya M Andiy Syamsul Arifin sebagai bendahara dan menempatkan tiga orang sahabatnya sebagai pengawas. “Mereka diantaranya Ahmad Sani, Agung Hariyanto dan Zainul Hidayatullah. Ketiga teman saya ini memiliki kecintaan yang besar bagi kemajuan YMBS kedepan,” terang Irwan.
Irwan menambahkan, museum swasta yang ia kelola harus memenuhi sejumlah persyaratan yang salah satunya berbadan hukum. Untuk itulah sejumlah komunikasi dan koordinasi dilakukan guna mewujudkan legalitas formal lembaga YMBS. Irwan mengatakan, para pengurus tersebut tercatat sebagai tujuh perintis Yayasan Museum Balumbung Situbondo (YMBS) hingga saat ini.
“YMBS ini sudah resmi berakta notaris Mohammad Yusuf Ibrahim SH MKn pada 8 Juni 2020 dan ber-SK Menkumham pada 11 Juni 2020. Dokumen tersebut kemudian diserahterimakan pada 23 Juni 2020. Termasuk meneruskan alat kelengkapan persyaratan museum lainnya,” ujar Irwan.
Agar kiprah YMBS semakin terlihat, ingat Irwan, disepakati oleh semua pengurus untuk melakukan afiliasi dengan PICB (Pusat Informasi Cagar Budaya) Balumbung. PICB Balumbung ini didirikan pada 10 Juli 2019 sebagai wadah komunitas pengumpul data cagar budaya di Kabupaten Situbondo.
Tak cukup itu, lanjut Irwan, YMBS juga menjalin sebuah kerja sama dengan FPPS (Forum Pustakawan dan Perpustakaan Situbondo) dengan menerbitkan buku seri cagar budaya. “Judulnya bernama ‘Jejak Majapahit di Kabupaten Situbondo’ hasil tulisan saya sendiri dan sudah diluncurkan pada penghujung tahun 2019, lalu,” ucap Irwan.
Selanjutnya, sambung Irwan lagi, pada 23 Juni 2020 usai legalitas YMBS diserahterimakan, PICB Balumbung secara resmi berafiliasi dengan yayasan. Artinya, sejak resmi berafiliasi, kegiatan PICB Balumbung dinaungi oleh yayasan. Hal ini dimaksudkan sebagai legalitas formal PICB Balumbung dalam melakukan semua kegiatan ditengah masyarakat. “Kedepan YMBS berencana membuka unit-unit pelaksana kegiatan baik di pusat maupun di daerah sebagai sebuah kantor cabang,” kupas Irwan.
Agung Hariyanto salah satu Pengawas YMBS menegaskan, ia bersama semua pengurus berkomitmen untuk terus meningkatkan keberadaan museum yang ia kelola secara bersama sama. Agung mengaku siap membuka pintu, bagi siapaun untuk melakukan kunjungan atau studi banding bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.
Agung juga mencatat beberapa kali mahasiswa jurusan sejarah melakukan kunjungan ke YBMS baru baru ini. “Kami sangat senang jika ada pengunjung yang datang menggali sebuah benda bersejarah yang dipajang di YMBS ini,” pungkas pria yang dikenal sebagai pecinta pariwisata ini. [sawawi]

Tags: