Melihat Lebih Dekat Kopi Kreweng Asli Pasuruan

Ibu-ibu di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan tengah menggoreng kopi menggunakan tradisional. [hilmi husain]

Sajian Tradisional Tumbuhkan Aroma Nikmat Pecinta Kopi
Kabupaten Pasuruan, Bhirawa
Kabupaten Pasuruan menyimpan potensi dan pesona kopi yang luar biasa. Terbukti, dalam beberapa tahun terakhir, Kopi Pasuruan berhasil naik daun ke deretan kopi papan atas Indonesia, bahkan hingga dunia. Misalnya, pada even festival kopi tingkat nasional dan internasional, kopi Pasuruan mampu bersaing dengan kopi lainnya.
Kapiten (Kopi Asli Kabupaten Pasuruan) ditetapkan menjadi kopi terfavorit dalam World Plantation Conferences and Exhibition (Pameran dan Konferesni Perkebunan Dunia) di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. Bahkan, Wapres RI, Jusuf Kalla mengakui kenikmatan rasa kopi kapiten ini paska mencicipinya
Kopi Kapiten sebenarnya brand dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan dalam membranding produk kopi Pasuruan. Di Pasuruan, ada tiga lokasi yang menjadi penghasil kopi terbaik. Yakni, kopi lanang, kreweng dan suwuk dari petani Jatiarjo, Kecamatan Prigen. Kopi Luwak dari petani Jos Kopi, Kecamatan Tutur serta kopi robusta dari petani Tambaksari, Kecamatan Purwodadi.
Ke tiga kopi dari tiga kecamatan berbeda inilah, yang menjadi andalan dan dibranding sebagai Kopi Kapiten. Yang menjadi pembeda sekaligus ciri khas Kabupaten Pasuruan dari ketiganya adalah kopi asal Dusun Togowa, Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Kopi tersebut rasa kopinya masih tradisional.
Masyarakat menyebutnya Kopi Kreweng. Kopi itu merupakan kopi yang dibuat dan diproduksi secara tradisional. Kopi ini sudah ada sejak nenek moyang terdahulu. Bahkan, di setiap rumah ada kopi-kopi kreweng yang mereka buat secara sederhana dan apa adanya.
Kopi Kreweng dibuat secara tradisional. Selain perawatnya menggunakan pupuk tradisional dari pupuk kandang, juga saat musim panen menggunakan cara tradisional pula. Termasuk pula memilah kopi, agar tak tercampur dengan kualitas yang baik dengan yang buruk.
Selanjutnya, penggorengannya pun menggunakan alat tradisonal. Yakni menggunakan tungku api dan kayu bakar. Usai digoreng, lalu kopi ditumbuk hingga halus menggunakan penumbuk yang sederhana. Kopi pun siap disajikan dalam gelas klasik.
“Proses awal hingga akhir Kopi Kreweng ini menggunakan cara sederhana. Beda rasanya jika ditumbuk. Karena aroma kopinya lebih nikmat. Jika menggunakan mesin modern, maka rasa dan aroma kopi mengilang begitu saja dalam proses itu. Kopi di sini, sangat nikmat dinikmati pada sore hari sebelum malam tiba, sebab memiliki rasa yang unik, karena memiliki rasa pahit dan asam,” kata Warniti, petani Kopi Kreweng, warga Jatiarjo yang membuat dan memproduksi secara tradisional berjalan sekitar 25 tahunan, Senin (12/3).
Sementara itu, Kepala Desa Jatiarjo, Sareh Rudianto mengungkapkan bahwa Pemerintah Desa saat ini gencar promosi kopi di Jatiarjo. Hingga akhirnya, Jatiarjo dinobatkan sebagai wisata Kampung Kopi. “Kami menyupport semuanya. Selain dalam hal infrastruktur, mulai jalan, bangunan, juga wisata kampung kopi. Sehingga atas promosi itu, Desa Jatiarjo jadi desa wisata Kampung Kopi,” papar Sareh Rudianto.
Menurut Sareh, Desa Jatiarjo akan dikemas sebagai desa pusat penelitian kopi. Sekaligus bisa dijadikan untuk wisatawan belajar kopi. Mulai dari biji, hingga bagaimana cara menyeduh kopi khas Jatiarjo. “Ditahun ini, rencana itu kami wujudkan menggunakan dana desa. Apabila terwujud, akan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi,” kata Sareh Rudianto.
Di kawasan Desa Jatiarjo, memang memiliki potensi kopi luar biasa. Lantaran cocok untuk ditanami kopi serta 70 persen petani di sini itu petani kopi. Dengan branding desa wisata, diharapkan mampu mendobrak pendapatan per kapita masyarakat di sini.
“Tujuannya agar masyarakat sekitar bisa berinovasi dan berkarya dan mendapatkan hasil yang maksimal. Atas hal ini, Bupati Pasuruan juga sepakat untuk mendongkrak potensi kopi dari sini,” tambahnya.
Tak hanya terkenal dengan wisata kopi, Desa Jatiarjo juga menawarkan paket wisata alam. Yakni wisatawan diajak merasakan sensasi berkelana di alam alias hutan dan melihat langsung perkebunan kopi di Jatiarjo, Kecamatan Prigen dari atas ketinggian.
Sensasi lain adalah masuk serta merasakan turun ke hutan dan menyaksikan keindahan alam lereng Gunung Arjuno dan Welirang. Berkelilingnya pun tak sembarangan. Mereka diajak berkeliling menggunakan mobil Off Road bak terbuka.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jatiarjo, Buchori mengatakan ada sejumlah paket yang ditawarkan. Yang utama adalah terkait paket wisata kopi adventure itu. Harga yang ditawarkan per orang ditarik Rp 175.000. Besaran harga itu sudah satu paket, yakni wisatawan bisa menginap dua hari satu malam. “Harga yang kami tawarkan relatif sangat murah. Per orang kami ditarik Rp 175.000. Wisatawan bisa menginap dua hari satu malam,” kata Buchori.
Nantinya, wisatawan akan menginap di rumah warga. Namun, rumah warga itu khusus ditempati wisatawan. Jika mengambil paket ini, diwajibkan membawa minimal 10 peserta. “Banyak fasilitas yang menarik. Mulai diajak untuk melihat awal hingga akhir soal menanam dan menyeduh kopi,” tegas Buchori. [Hilmi Husain]

Tags: