Melihat Perubahan SMKN 1 Buduran, Sidoarjo

Chef Jepang Hiroto Akama sedang memberi pelatihan memasak anak-anak tata boga, SMKN 1 Buduran, Sidoarjo. [Achmad Suprayogi]

Sisihkan 14.000 SMK se-Indonesia, Jadi SMK Unggulan Nasional
Kab Sidoarjo, Bhirawa
Sebuah prestasi sangat membanggakan dan istimewa baru saja diraih SMKN 1 Buduran, Sidoarjo. Yakni ditetapkan sebagai SMK Unggulan dan Prestasi melalui penilaian Profile Sekolah dan Implementasi Best Practice secara nasional 2019, oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI. Lantas seperti apa perubahannya ?.
Lionica Lintang Puspitasari, siswi kelas XII Tata Boga 1, mengaku banyak sekali perubahan yang diarasakan, sejak masuk pertama kelas X hingga sekarang ini. Diantaranya sarana dan prasarana yang sudah memadahi, sudah layak memenuhi standar untuk praktek. Namun sekarang ini jauh lebih bagus lagi, lebih modern sehingga bila digunakan untuk praktek memasak bisa lebih banyak variasinya.
Segala macam masakan pun bisa. Tidak menemui kesulitan. Apalagi didukung dengan kondisi dari dapur yang sudah luas dan bersih juga ber AC. Lebih menariknya lagi, pihak sekolah sering mengundang chef dari luar negeri, diantaranya dari Korea, Jepang dan Belanda. Jadi tidak hanya belajar dari guru lolal, tepati dari guru luar negeri. “Dengan mendapatkan predikat SMK Unggulan Nasional ini sangat membanggakan sekali,” jelas siswi yang senang membuat pasta bakery, saat ditemui, Kamis (19/12).
Peningkatan kualitas juga dirasakan oleh Farrosa Heny Mahardika, siswi kelas XII Perhotelan Industri ini. Ia mengaku sebelumnya masih sederhana sekali. Namun sekarang perkembangannya sangat luar biasa. Tempat praktek kami yang langsung difasilitasi dengan adanya Hotel Edotel sudah setara dengan hotel berbintang. “Kemajuan inilah yang membuat saya semakin termotivasi dan bersamangat untuk belajar,” katanya.
“Saya sangat bangga sekali karena kami waktu praktek tidak perlu lagi pergi mencari-cari hotel di tempat lain, sekolah sudah menyediakan, sudah sesuai standar perhotelan. Begitu juga pembelajaran di kelas juga sudah canggih, sudah menggunakan komputerisasi. Sebuah kemajuan SMK yang sangat mumpuni. Semoga kita semua bisa mempertahankan predikat SMK Unggulan nasional ini,” jelas Farrosa.
Sementara itu, Arif Purnawan STr Par selaku guru pariwisata dan perhotelan mengatakan kalau sarana prasarananya sudah lengkap sekali. Untuk kelas UPW (Usaha Perjalanan Wisata) sudah dilengkapi dengan Lab. Termasuk minatur wisata, yakni miniature bus, airport dan hotel, bahkan sudah ada Lab Tiketting, bukan untuk domistik saja tetapi sudah internasional. “Jadi kalau anak-anak lulus, dan langsung terjun ke dunia industri sudah siap. Karena mereka sudah pernah melakukan perjalanan wisata dengan masyarakat langsung, dan berhasil dengan sukses,” jelas Arif Purnawan.
Kepala SMKN1 Buduran Dra Agustina MPd menuturkan, ada sebanyak 14.000 SMK se-Indonesia yang diseleksi Kementerian Pendidikan, dan diambil 319 SMK yang masuk program revitalisasi. “Kami berhasil sebagai SMK Unggulan dan Berprestasi Melalui Profile Sekolah dan Implementasi Best Practice Program Revitalisasi SMK 2018-2019,” tuturnya.
Menurutnya ada 6 komponen dalam penilaiannya, diantaranya mengenai standarisasi kurikulum atau penyelarasan kurikulum, yakni harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan industri, harus sesuai juga dengan perkembangan yang ada. Jadi SMK itu harus selalu mengadakan penyelarasan kurikulumnya. Kedua harus melakukan inovasi pembelajaran. SMK Harus melakukan belajar dengan sistem jaringan, tidak terbatas waktu dimana mereka belajar dan harus menguasai teknologi, baik guru maupun siswanya.
Berikut adalah pengembangan SDM, gurunya tidak hanya sarjana perhotelan saja, tetapi harus lulus uji kompetensi di level 4, kalau siswanya di level 2. Selain itu, karena kami sudah kurikulum CATC (Common ASEAN Tourism Curriculum). Maka gurunya juga harus menjadi trainer ASEAN yang sudah diregistrasikan. “Yakni, nanti akan diambil oleh negara mana sudah siap. Ditempat kami sudah ada tiga guru yang siap ditrainerkan tingkat ASEAN” katanya.
Berikutnya juga komponen standarisasi sarana dan prasaran, yang harus memenuhi standar industri. Kelembagaan, lembaganya harus di BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), dengan teaching factory akhirnya mendatangkan keuntungan. Penghasilannya harus dikelola melalui BLUD. “Juga mengenai kerjasamadengan perguruan tinggi untuk program SMK 4 tahun,” teranya.
Disamping itu, kamu juga harus membuat laporan apa saja yang sudah dilakukan dari 6 komponen tersebut. Termasuk juga profile sekolahnya seperti apa dan menjadi bagaimana setelah direvitalisasi. “Juga paparan Best Practice oleh Kepala Sekolah, 6 komponen tersebut mana yang dijadikan prioritas oleh sekolah,” pungkas Agustina. [Achmad Suprayogi]

Tags: