Memaafkan Itu Menyehatkan

Dr Tjatur Prijambodo MARS

Dr Tjatur Prijambodo MARS

Oleh:
Dr Tjatur Prijambodo MARS
Direktur BPJKD Jawa Timur

Salah satu hal yang menghilangkan pahala puasa adalah menghibah alias ngerumpi. Selain itu, juga adu domba dan pertengkaran. Karena itu, sedapat mungkin kita harus mampu menahan diri dari perbuatan yang tidak terpuji tersebut. Sebaliknya, kita harus mampu semaksimal mungkin untuk menahan emosi dan berusaha memaafkan kesalahan orang lain. Karena memaafkan itu ternyata bisa menyehatkan. Untuk itu, marilah kita simak anekdot berikut:
“Sampai kapan pun, saya tidak akan memaafkan kesalahan dia. Kali ini, dia benar-benar keterlaluan,” ujar seorang ibu pada teman arisannya. Di saat bersamaan, orang yang dimaksud lewat di depan mereka sambil mengucap salam sambil tersenyum. Apa yang terjadi pada ibu tadi? Salam tidak dijawab, wajahnya melengos, nafasnya tersengal-sengal dan terasa berat.
Sementara orang yang dirasani tadi, tetap berjalan dengan bibir merekah tanpa tahu apa yang terjadi. Ibu pendendam ini, tubuhnya mengeluarkan hormon a                                                                                                          drenalin yang pada akhirnya menyebabkan detak jantung berdetak lebih cepat, wajah memerah, perut nyeri, keluar keringat dingin, kepala berdenyut pusing dan masih banyak hal-hal tidak mengenakkan lainnya yang dialami.
Betapa ruginya seorang pendendam dan pemarah. Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Alquran adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al A’Raaf:199).
Dalam ayat lain Allah SAW berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur:22). Meminjam istilah grup band PADI, memaafkan tidak sesulit memindahkan samudra.
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Alquran akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat orang lain. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik: “… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun:14). Salah satu ciri orang bertakwa adalah mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali ‘Imraan:134)
Kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.
Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Alquran. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil.
Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniah namun juga jasmaniah.
Telah dibuktikan bahwa gejala-gejala pada tubuh seperti sakit punggung akibat stres, susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini, dalam dunia medis disebut sebagai penyakit psikosomatis. Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap muslim.

Rate this article!
Memaafkan Itu Menyehatkan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: