Memahami Anak Berkebutuhan Khusus

damsuki0000Oleh : Ali Damsuki
(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Walisongo Semarang)

Anak adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai umat manusia. Pada dasarnya, setiap keluarga ingin mempunyai keturunan yang lahir dan tumbuh normal. Tetapi kenyataannya, setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini tidak semuanya lahir dengan normal. Anak berkebuthan khusus, merupakan salah satu anak yang lahir dan tumbuh dari ketidaknormalan. Keterbatasan dan ketidakmampuan secara fisik, psikis atau sosial yang dialaminya. Sehingga, dalam interaksi dengan lingkungan terbatasi oleh arah geraknya.
Memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain, memberikan keunikan tersendiri dalam dirinya. Pasalnya, perbedaan ciri-ciri mental, fisik, sosial dan komunikasi dengan dengan rata-rata anak kebanyakan. Terkadang, hanya orang-oarang tertentu saja yang mampu memahaminya. Seperti dalam prilakunya setiap hari, kadang mereka memberikan ekspresi ceria, kadang juga suka diam dan menyendiri.
Secara fisik, sebenarnya ia tidak tuli. Akan tetapi, sulit diajak bicara. Juga tidak buta, walaupun sulit untuk melihat objek yang diberikan. Sehingga, kurang tertarik denga apa yang ada di sekelilingnya. Kadang melakukan gerakan yang berulang-ulang dan sangat aktif tanpa mengenal capai, namun kadang teriak dan menangis tanpa sebab yang jelas. Mungkin kesal dengan dirinya sendiri yang sulit dikontrol. Menghadapi anak yang khusus seperti ini, memang memerlukan kesabaran yang tinggi dan waktu yang cukup untuk. Selain itu, perlu kemampuan untuk memahami mereka secara psikis. Beberapa anak dengan kebutuhan khusus, di kenal masyarakat sebagai penderita Sindrom Down dan Autisme.
Sindrom Down merupakan suatu kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada bekas q22 gen SLC5A3 yang dapat dikenal dengan manifestasi klinis yang cukup khas (dr. Soetjiningsih, SpAK, “Tumbuh Kembang Anak”.1995). Anak yang mengalami Sindrom Down memiliki wajah yang khas. Mereka kan terlihat seperti orang yang berkebangsaan Mongol, dengan mata sipit yang membujur ke atas. Dengan berbagai ciri fisik yang telah di sebutkan. Menjadikan para orang tua, mengalami keluhan yang secara substansial ialah retardasi mental. Dengan IQ berkisar antara 50-70 saja.
Gejala penyakit Sindrom Down banyak dilahirkan oleh ibu dengan umur tua. Dalam penelitian Uchida (dikutip Puschele dkk). Menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down, pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadi konsepsi. Terkait dengan umur ibu yang menjadi salah satu faktor sindrom down. Apabila umur ibu diatas 35 tahu, diperkirakan terapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan non-disjungtional pada kromosom. Perubahan endoktrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon, dan peningkatan secara tajam kadar LH (Luteinezing Hormon) dan FSH (Follicular Stimulating Hormon) secara tiba-tiba sebelum dan sesudah menopause (masa tua).
Selain Sindrom Down, Autism merupakan salah satu penyakit yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Autism merupakan penyakit dengan gangguan sisitem syaraf dan jiwa yang ditandai oleh gangguan sosial dan komunikasi timbal balik. Disertai keterbatasan pola tingkah laku atau pengulangan ti ngkah laku yang terjadi sebelum umur 3 tahun, dan biasanya menetap pada saat dewasa. Dari beberapa peneliti penyebab penyakit ini adalah faktor lingkungan, seperti halnya Imunisasi, faktor genetik, kerusakan otak, dan kejiwaan.
Pemahaman Psikologis
Untuk memahami anak yang memiliki kebutuhan khusus. Maka perlu sebuah pemahaman secara secara psikologis dan personal. Diantaranya, dikategorikan dalam dua pendekatan alternatif. Pertama, pendekatan secara medis. Disisi lain di perlukannya perhatian yang lebih dari pada anak normal  biasanya. Mulai dari pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kedaruratan medis, serta dukungan dan bimbingan dari keluarganya. Terkait perhatian yang lebih dan khusus yang harus diberikan diantaranya; pendengaran, penyakit jantung bawaan yang harus selalu diperhatikan dalam pemeriksaannya, penglihatan, nutrisi, kelainan tulang dan medis lainnya.
Disamping  itu Kedua, dengan pengajara  yang sangat diperlukan. Pasalnya, anak dengan sindrom down mampu berpartisipasi dalam belajar melalui program intervensi diri, Taman Kanak-kanak, dan penddikan khusus yang positif yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Dengan intervensi diri anak akan memberikan kemajuan yang akan dicapai secara signifikan.
Maka dari itu, anak sebagai investasi masa depan harus lebih diperhatikan. Baik dari segi kognitif, afektif dan lain sebagainya. Sehingga anak-anak berkebutuhan khusus ini dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan malakukan identifikasi sejak dini agar dapat dilakukan penangan secara tepat sejak anak usia dini. Selain itu, perlunya intervensi dari pemerintah dengan mendirikan sebuah lembaga yang menangani kasus anak berkebutuhsn khusus, seperti CEDIA (Center For Developmental Disorders and Autism) dan CEBIOR (Center For Biomedical Research) yang sudah didirikan oleh salah satu Universitas di Indonesia sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Wallahu a’lam bis showab.

———————— *** ————————

Rate this article!
Tags: