Memahami Batik sebagai Warisan Bangsa

(Hari Batik Nasional 2 Oktober)

Oleh:
Fatimatul Munawaroh
Santri di Pondok Mahasiswi al-Husna Prodi Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Mahasisiwi Aktif IAIN Madura

Berbicara mengenai batik, tentu saja sangat erat hubungannya dengan budaya atau kebudayaan. Dimana kebudayaan merupakan suatu hal yang bisa dijadikan sebagai identitas unik dan khas bagi suatu daerah. Bahkan dengan adanya suatu budaya mampu memberi sebuah identitas bagi negara. Lebih-lebih negara Indonesia yang memiliki banyak sekali macam budaya. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan suatu negara maritim yang memiliki banyak ragam suku dan bahasa. Sehingga membuat banyak pengunjung dari luar mancanegara memberikan sebuah apresiasi pada rakyat Indonesia.
Batik merupakan salahsatu budaya tradisional yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dimana semua rakyat Indonesia harus berperan aktif untuk melestarikan budaya batik. Sebab berkat sentuhan kreatif anak bangsa mampu mengubah tampilan batik terlihat lebih modern dan hasilnya tidak hanya digunakan sebagai bahan dasar dalam membuat pakaian, sarung dan topi blankon namun kini motif batik telah digunakan dalam berbagai fashion di Indonesia. Hal ini sejalan dengan perkataan Ruzgiyah Ulfa, S.Sos., M.Si dosen public speaking Universitas Bunda Mulia bahwa batik tidak lagi membutuhkan kampanye untuk mengajak masyarakat Indonesia lebih sering memakai batik karena kini batik telah menjadi fashion yang paling dibutuhkan saat ini.
Melihat catatan sejarah batik di Indonesia, tentu hal ini berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Batik pada awalnya dikenakan oleh keluarga kerajaan dan pengikutnya. Oleh para pengikut inilah batik diperkenalkan keluar kerajaan dan berkembang hingga sekarang.
Dari statemen di atas secara sempit bisa kita tarik kesimpulan bahwa batik merupakan warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Dimana pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 oktober 2009. Bahkan UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian. Sehingga pada 2 Oktober tidak hanya diperingati sebagai Hari Batik Nasional, namun UNESCO juga menetapkan sebagai “Hari Batik Sedunia.”
Alhasil, pada tanggal 2 Oktober masyarakat dari pejabat pemerintah dan swasta hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia. Selain itu, batik diakui dunia melalui upaya yang luar biasa oleh PBB UNESCO. Walaupun negara tetangga, Malaysia sempat mengklain bahwa batik adalah budaya asli mereka. Namun, Bangsa Indonesia memperjuangkan bahwa batik adalah budaya asli Indonesia. Perjuangan inipun membuahkan hasil yang patut dibanggakan.
Hari Rabu, 2 Oktober 2009 UNESCO menetapkan batik Indonesia dalam daftar representatif warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi di Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Dalam situs resminya, UNESCO menjelaskan bahwa batik Indonesia mempunyai banyak makna serta simbol yang bertautan dengan kebudayaan lokal, status sosial, alam serta sejarah batik itu sendiri. Penetapan serta pengakuan tersebut pada akhirnya ditindaklanjuti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan keputusan presiden (Kepres). Berdasarkan Kepres Nomor 33 Tahun 2009, SBY menetapkan tanggal 2 Oktober sabagai “Hari Batik Nasional”.
Batik merupakan bagian terpenting seseorang sejak lahir sampai meninggal dunia. Khususnya, dalam budaya Jawa, saat lahir seorang bayi maka biasanya kain yang dipakai untuk menggendong bayi tersebut adalah kain batik. Kain batik yang dipakai cenderung batik tulis, yang mempunyai bau yang khas. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak terbantahkan pula, batik menjadi busana masyarakat Indonesia tanpa pandang usia.
Sejak pengukuhan batik menjadi warisan budaya Indonesia, perkembangan batik semakin pesat. Berbagai macam batik dengan motif-motif baru serta corak dengan warna yang lebih menarik semakin bertambah. Pada awal kemunculannya, motif batik terbentuk dari simbol-simbol yang bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme. Namun seiring dengan perkembangan tekhnologi, pembuatan batik pun tidak terbatas dengan menggunakan canting atau biasa disebut batik tulis.
Awalnya, kegiatan membatik ini hanya dikerjakan oleh perempuan saja untuk mengisi waktu senggang lalu dikembangkan menjadi pekerjaan tetap perempuan pada masa itu. Saat ini, membuat batikdapat dilakukan oleh siapa-saja. Batik juga mulai dikenal oleh masyarakat luar negeri sejak diperkenalkan Presiden kedua Indonesia, Soeharto pada pertengahan tahun 80-an dengan memberikan batik sebagai cinderamata untuk tamu-tamu negara. Tidak hanya itu, Presiden Soeharto juga menggunakan batik saat menghadiri konferensi PBB yang membuat batik semakin terkenal.
Selanjutnya dari itu Indonesia adalah salahsatu negara dengann tingkat heterogenitas budayanya tinggi. Keragaman budaya atau “Cultural Diversity” adalah kekayaan yang tidak semua negara memilikinya. Begitu juga dengan perbatikan nusantara yang begitu kaya, keragaman batik yang menjadi identitas daerah harus kita jaga kelestariannya.
———– *** ————-

Rate this article!
Tags: