Memahami Pers Lewat Mading dan Perpustakaan Mini

Abraham Adi Mukti (kanan) dan Bagas Septia Nugroho (kiri) menikmati permainan roda putar PERS dan membaca buku di perpustakaan mini (Rumah Gubuk).

Beragam Acara Peringati Hari Pers

Surabaya, Bhirawa
Peringatan hari pers yang jatuh pada tanggal 9 Februari (hari ini, red), bukan monopoli milik kalangan media saja. Terbukti banyak elemen masyarakat yang ikut memperingatinya dengan cara yang berbeda-beda. Seperti misalnya yang dilakukan Muhammadiyah 9 Surabaya. Mereka memperingati hari pers dengan mencoba memahami melalui media mading dan perpustakaan mini.
Siswa Kelas 11 IPA, Abraham Adi Mukti menjelaskan, bahwa HPN yang jatuh pada 9 Februari ia peringati dengan ikut serta dalam lomba yang bertajuk “Budaya Literasi”. Ia mengungkapkan, bahwa saat ini pers di Indonesia sudah saatnya mendunia. Pernyataan tersebut ia ungkapkan, karena ia menganggap bahwa berita-berita yang viral di Indonesia sudah sampai di telinga international. Itu artinya, lanjutnya pers nasional mempunyai peluang disana untuk bisa menyajikan berita-berita yang berkualitas dan independen.
Selain itu, dalam lomba pers yang diikuti di lingkungan sekolahnya ia menggunakan filosofi roda putar dan rumah gubuk.
Di mana, roda berputar digambarkan sebagai konsep interaksi antar berita satu dengan yang lainnya. Ia menjelaskan bahwa cara memainkan roda berputar adalah dengan memutar roda tersebut hingga terpilih satu angka, angka tersebut juga terdapat pada kotak kecil yang digambarkan seperti sebuah kamera yang berisi tentang informasi-informasi penting didalamnya. “Kita roda berputar ini, sebagai globe” sahutnya.
Sedangkan konsep rumah gubuk yang dia usung, merupakan cara untuk, menarik perhatian masyarakat untuk segera membaca buku.
“Rumah adalah tempat kembali, dan tempat ternyaman. Kita ingin memberikan kesan tersebut untuk sebuah buku dan perpustakaan kepada masyarakat” tuturnya. Lebih lanjut, ia menambahkan dunia pers juga tidak terlepas dari membaca. Sehingga dengan begitu, ia memberikan pesan untuk mengajak semua orang dalam membuka jendela dunia melalui membaca.
Siswa yang pernah menjuarai lomba fotographi tingkat kota madya ini menggambar pers sebagai jemabatan yang sangat penting bagi semua orang.
Di mana, dengan peran pers bisa membantu masyarakat yang sedang kesusahan. Seperti, contohnya, terjadi bencana alam di pelosok negeri maupun masyarakat miskin yang tak terjangkau perhatian oleh pemerintah, pers hadir disana menyajikan berita untuk mengajak masyarakat kita saling bahu-membahu dan mensupport satu sama lainnya, tuturnya.
Saya berharap, dengan bangkitnya semangat pers dalam diri kita, bisa memberikan energi positif bagi dunia jurnalistik mendatang. Sudah saatnya Indonesia menjadi pers terbaik di Asia. Namun tentu saja, saya masih berharap agar sumber daya manusia yang kita miliki bisa dimanfaatkan dan dibina untuk menghidupi pers nasional kita.
“Pers sekarang akan berbeda dengan pers yang akan datang. Siapa yang menggantikan pers di kemudian hari kalau tidak kami semua.” Pesannya kepada generasi muda
Sementara itu, Wali kelas, kelas 11 IPA SMAM 9 Surabaya Andi Andita menuturkan bahwa media pers seperti mading dan perpustakaan mini, yang dibuat oleh anak didiknya merupakan hasil handcraft yang dibuat sendiri oleh Abraham dan teman-temannya. Ia mengakui bahwa untuk membuat mading dan perpustakaan mini, siswanya menghabiskan dana sekitar Rp. 150 ribu dan hampir keseluruhan bahan yang dipakai adalah barang bekas.
Terpisah, ketua tim lomba budaya literasi kelas 11 IPS putri Natasya mengatakan, bahwa dalam lomba tersebut, pihaknya mengusung konsep “The Power of Pers”. Ia menegaskan bahwa kekuatan pers dalam menyajikan berita sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. dengan pers, lanjutnya masyarakat bisa merubah pola pikirnya menjadi lebih baik.

Peringati Pers dengan Memahami Peran Pers
Selamat hari pers Nasional! kalimat itulah yang terucap dari warga SMA Muhammadiyah 9 Surabaya. Hari pers kemarin diperingati berbeda oleh SMA Muhammadiyah 9 Surabaya. Pasalnya mereka mengadakan lomba pers dengan mengusung tema “Budaya Literasi”.
Menurut kepala sekolah SMAM 9 Surabaya Mutiono mengatakan bahwa ada yang berbeda dengan hari pers tahun ini. Pihaknya mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan tahun pertamanya dalam mengadakan lomba mading dan perpustakaan mini untuk memperingati hari pers nasional.
“Kami ingin anak-anak tidak melupakan peran penting pers dalam kehidupan kita, khususnya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat luas” Ujarnya.
Lanjut Mutiono, pers juga mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, pers juga mempunyai peran yang sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya, bagi pelajar. Oleh sebab itu, pihaknya ingin menekankan, bahwa februari bukan milik Valentine’s day saja, melainkan juga terdapat hari yang lebih penting dari moment tersebut, yaitu Hari Pers Nasional (HPN). “ini yang harus kita mantapkan kepada anak-anak bagaimana dunia jurnalistik itu” sahutnya.
Kegiatan ini, tuturnya menjadi momentum untuk siswa nya dalam memahami peran pers. Mutiono menilai bahwa siswa-siswi nya mempunyai antusias yang cukup tinggi untuk menyambut Hari pers. Terbukti dengan, hasil karya daur ulang yang mereka buat seperti perpustakaan mini, dan miniatur jurnalistik, mereka bisa menjelaskan jendela pers dan konteks informasi yang diberikan.
“Kita ingin, mereka tidak hanya membuat saja, namun kita juga melombakan karya handmade mereka, meskipun hanya dalam ruang lingkup sekolah saja” tuturnya. [ina]

Tags: