Memasuki Awal Puasa, Polisi Imbau Warga Tak Main Petasan

AKP Cinthya Dewi Ariesta

Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Polrestabes Surabaya mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk tak bermain petasan saat puasa maupun Lebaran ini. Larangan menyalakan petasan ini tertuang dalam maklumat yang dikeluarkan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan tertanggal 17 Mei 2018.
“Sesuai dengan maklumat dari pimpinan (Kapolrestabes Surabaya), masyarakat Kota Surabaya diimbau untuk tidak menyalakan petasan guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Kasubag Humas Polrestabes Surabaya AKP Cinthya Dewi Ariesta dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (17/5).
Ditanya terkait adakah razia petasan dari anggota Polrestabes Surabaya, lulusan Akpol 2016 ini mengaku masih menunggu surat edaran dari Pemkot Surabaya. Sebab dari surat edaran Pemkot Surabaya ini akan berkaitan dengan penanganan razia gabungan terkait petasan ini.
“Masih menunggu surat dari Pemkot Surabaya untuk penanganan razia (petasan) gabungan tersebut,” jelasnya.
Mengenai sanksi atau tindakan hukum bagi para produsen petasan, lagi-lagi Cinthya belum bisa memastikan dengan alasan masih menunggu Pemkot Surabaya. Begitu juga mengenai penyitaan petasan, Cinthya belum bisa menjelaskan secara rinci.
“Intinya kami tinggal menunggu dari Pemkot Surabaya. Karena pihak kepolisian untuk hal petasan ini hanya sebagai penganalisa kajian hukum saja. Dan sebagai pemberi saran serta masukan. Untuk penegakan hukumnya tetap mengacu kepada Pemkot Surabaya,” tegasnya.
Adapun isi dari maklumat tentang larangan menyalakan petasan yang dikeluarkan oleh Kapolrestabes Surabaya. Di antaranya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya agar menjaga diri dan keluarga dari bahaya ledakan petasan, dengan tidak menyalakan petasan. Serta dampak suara ledakan petasan dapat menyebabkan trauma psikis, keresahan dan mengganggu ketenangan serta korban jiwa pada masyarakat.
Sebagaimana diberitakan Bhirawa, korban petasan saat Lebaran 2016 jumlah mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Data RSUD dr Soetomo Surabaya menyebutkan jumlah korban petasan pada Lebaran 2016 mencapai 12 korban sedangkan pada 2015 hanya 5 korban.
Mayoritas korban dari petasan ini adalah anak-anak berusia 8-13 tahun. Meski, ada juga yang sudah remaja antara usia 15-16 tahun yang baru dirawat pada hari H Lebaran. Dari dua belas korban petasan yang sudah dirawat itu, luka paling parah yakni rekonstruksi bagian tubuh akibat terkena petasan di bagian tangan hingga merambat ke bagian tubuh. [bed]

Tags: