Judul Buku : Biografi Gus Dur
Penulis : Greg Barton
Penerbit : IRCiSoD
Terbit : Cetakan Januari 2020
Tebal : 516 halaman
ISBN : 978-623-737-821-1
Peresensi : Fathur Rohman
Pegiat Literasi di Jaringan Gusdurian Yogyakarta
Seyogianya, tidak ada pertentangan antara konsep toleransi dengan konsep keimanan. Karena toleransi lahir dari rahim keimanan yang benar. Artinya keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap lelaku sosialnya. ini satu contoh bukti cara berislam Gus Dur yang tetap merealisasikan kepada nilai-nilai kemanusiaan. Bahwa Islam yang benar pada hakikatnya akan membawa kebaikan bagi seluruh umat-Nya. Karena Islam adalah Rahmat bagi alam semesta ini.
Relevansi antara kepribadian, pemikiran, dan konsep berislam yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan merupakan dinamika pemikiran seorang bapak bangsa kita yaitu Abdurrahman Wahid, yang familiar disapa dengan Gus Dur. Beliau adalah sosok intelektual, cendikiawan dan sekaligus sebagai guru bangsa yang sangat berpengaruh di Indonesia khususnya dan seluruh dunia secara umum.
Hingga pada titik tertentu Greg Barton menyimpulkan bahwa kepribadian Gus Dur ada bias ruh akhlak Nabi Muhammad SWT. Kita telah mengetahui dalam beberapa literatur sejarah perjalanan Rasulullah yang diutus ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Didedikasikan kepada seluruh umat manusia dalam berjuang membela kemanusiaan. Bahkan pemikiran beliau bagi Greg Barton selalu menjadi solusi konstruksi bagaimana Indonesia bebas dari perpecahan antar umat beragama. Serta membangun paham kemajemukan dengan saling menghargai satu sama lainnya.
Karena pada hakikatnya, kemanusiaan masih di atas segala-segalanya. Bagaimana setiap agama pasti menjunjung akan sikap dan prinsip semacam itu. Bagaimana tidak, jika perpecahan dan pertikaian antar umat beragama terus terjadi. Kemanusiaan seakan-akan hilang tidak terkendalikan. Saling mengafirkan satu sama lainnya. Cacian, kekejian dan bahkan darah mengalir hanya karena kita tidak mengenal bahwa kesadaran akan kemanusiaan di dunia ini merupakan derajat ketuhanan yang paling tertinggi di dunia ini.
Karena kita tahu bahwa Gus Dur dalam kisah hidupnya mengajarkan bahkan berislam itu memiliki spesifikasi di dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat yang aman dan penuh jalan yang lurus (kebenaran) yang menyelamatkan. Bukan kebenaran yang diajarkan dengan cara membunuh atau bahkan merusak rumah ibadah. Karena sejatinya Islam sendiri harus memegang semangat keselamatan yaitu dengan saling menjaga dan memanusiakan manusia lainnya.
Dia adalah guru bangsa yang terus konsisten hingga akhir hidupnya di dalam memberikan contoh bagaimana cara berislam yang baik. Yaitu menciptakan hubungan sosial yang harmonis, saling tolong menolong, mengedepankan akhlak serta membangun paradigma keislaman yang memanusiakan manusia lain. Artinya saling menghargai. Membimbing umat manusia yang beriman namun tidak melupakan hubungan sosialnya.
Greg Barton dalam buku ini mencatat tentang sosok kepribadian Gus Dur sebagai pejuang Islam, kemanusiaan dan kebangsaan. Tiga karakteristik ini menjadi jalan perjuangan beliau bagaimana umat Islam khususnya agar bisa menjadi umat yang benar-benar meneladani akhlak Nabi Muhammad. Karena beliau sebagai pemegang risalah yang menjaga kemanusiaan dan sangat memperjuangkan kemanusiaan tersebut.
Dari nilai-nilai keislaman yang di bawa oleh Gus Dur membuat Greg Barton sebagai bapak bangsa yang selalu mendedikasikan nilai-nilai keislaman di Indonesia agar relevan dan kontekstual terhadap situasi dan kondisi yang majemuk. Tentunya ini adalah cara bagaimana membangun keharmonisan di tengah perbedaan agar tidak terjadi konflik dan pertumpahan darah hal: 112
Persoalan tentang kebangsaan seorang Gus Dur, beliau sangat cinta akan satu-kesatuan NKRI untuk tetap bersatu dan terus membangun solidaritas, kerja sama, dan persatuan. Beliau semenjak menjabat sebagai presiden sudah melakukan tindakan pembasmi bagi kelompok tertentu yang bergerak secara militan untuk menghancurkan NKR serta mengancam stabilitas pertahanan secara geografis serta keamanan bagi seluruh masyarakat Indonesia hal:412
Beliau adalah pengawal Pancasila sejati. Bagaimana hidupnya selalu didedikasikan untuk masyarakat Indonesia dalam menjaga keharmonisan, terbentuknya keadilan, kemanusiaan, persaudaraan, persatuan, kepentingan rakyat dan solidaritas keumatan dalam membangun bangsa Indonesia yang utuh. Bangsa Indonesia yang mampu memiliki rasa cinta tanah air yang sangat mendalam.
Tentu ini dapat diamalkan dengan konsep pluralitas yang bijaksana. Artinya, Indonesia yang penuh keragaman tidak ada kelompok tertentu yang harus diunggulkan atau bahkan direndahkan. Karena pada hakikatnya setiap perbedaan harus membangun kolektivitas dan persatuan demi tercapainya cita-cita bersama yaitu kebaikan bagi negara tercinta ini.
Kepribadian Gus Dur dapat kita lihat secara historis yang dicatat oleh Greg Barton. Yaitu mengklasifikasikan beliau sebagai sosok politisi yang memiliki prinsip ideal untuk kemajuan suatu negara. Juga sebagai bapak bangsa yang selalu mementingkan nilai-nilai kemanusiaan yang utuh. Serta menjadi pemuka ajaran keislaman yang memberikan porsi kasih sayang, kebaikan, rahmat, dan semangat keislaman yang tetap menjunjung kembali nilai-nilai keislaman.
Buku ini menjelaskan secara komprehensif tentang kepribadian Gus Dur yang sangat berharga dan tidak ternilai. Mengulas tentang cara beliau ketika menasihati, menjadi pemimpin, dan sosok guru bangsa selalu mengambil analogi yang mudah dipahami dan dimengerti. Buku ini dilengkapi dengan ciri khas Gus Dur yaitu “lucu tapi bermakna” Dia sebagai pejuang Islam yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Sekaligus pejuang kebangsaan yang selalu melindungi agar persatuan, kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Indonesia agar tetap utuh.
——— *** ———