Membaca Kecemasan Menghadapi UNBK

Oleh :
Winarsih, SPd.SD
Guru UPT SD Negeri Wedi, Gedangan Sidoarjo

Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sudah di depan mata. Aroma ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran  para siswa termasuk para orangtua dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) nyaris terjadi dimana-mana. Nampaknya, siswa masih berpikiran bahwa UN apalagi dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah hal paling menakutkan atau  “horor baru”  yang harus mereka hadapi dalam dunia pendidikan.  Kondisi diperparah dengan minimnya pengetahuan siswa termasuk para orangtua terkait pelaksanaan UNBK. Sungguh, kekhawatiran yang berlebihan ini bukan hanya dialami oleh siswa. Namun, para orang tua juga mengalaminya. Orang tua cemas akan kegagalan yang akan dialami oleh putra-putrinya. Hal ini seharusnya tidak terjadi karena UN sejatinya merupakan kegiatan yang harus dilalui siswa untuk menuju jenjang pendidikan berikutnya. Bukan sesuatu yang harus disikapi secara berlebihan.
UNBK  disebut juga Computer Based Test (CBT) merupakan sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujian. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT).
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur.  Hasil penyelenggaraan pada sekolah tersebut cukup menggembirakan. Sehingga, mendorong siswa untuk lebih  mempelajari TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pada tahun-tahun berikutnya, pemerintah mulai merintis UNBK untuk sekolah SMP/MTs dan SMA/MA serta SMK.
Beberapa kelebihan pelaksanaan UNBK di antaranya : pertama,  lebih simpel dalam hal pengaturan dan pengawasan.  Ruangan  yang digunakan hanya terbatas satu sampai tiga ruangan. Jauh lebih sedikit dari ruangan yang diperlukan untuk UN PBT. Kedua, satu pelajaran satu hari. Hal ini memungkinkan siswa memunyai waktu lebih lama untuk belajar atau me-review pelajaran yang akan diujikan.  Satu pelajaran satu hari juga meringankan siswa karena sebagian besar siswa juga terasa berat jika dua pelajaran satu hari seperti saat pelaksanaan UN PBT. Ketiga, UNBK juga ramah lingkungan karena dalam pelaksanaannya tidak menggunakan kertas. Keempat, UNBK  menghemat waktu pengerjaan karena siswa tidak perlu menghitamkan  jawaban, cukup meng-klik  jawaban saja.
Penulis menyambut baik kebijakan pemerintah untuk pelaksanaan UNBK tahun 2017.  Pelaksanaan tidak dilakukan serentak. Hal ini dilakukan, agar siswa yang sekolahnya tidak memiliki komputer dapat mengikuti ujian di sekolah lain di rayon terdekat. Atau, sekolah yang tidak memiliki komputer dapat meminjam ke perguruan tinggi terdekat di kota masing-masing.
Hal yang menggembirakan  bagi siswa SMA pada pelakasanaan UN tahun 2017 ini, Kemdikbud mengurangi jumlah mata pelajaran wajib yang akan diujikan. Selain mata pelajaran wajib yang akan diujikan yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Para siswa SMA bisa memilih satu pelajaran sesuai permintaan untuk diujikan. Mata pelajaran pilihan ini, dipilih oleh setiap siswa sesuai dengan jurusan atau peminatan siswa. Bukan ditentukan oleh sekolah. Selain itu, tidak ada hubungan antara pilihan mapel pada UN dengan program studi jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi.(kemdikbud.go.id, 12/2)
UNBK bukanlah penentu mutlak kelulusan siswa, tetapi untuk mengukur dan melihat sejauh mana pencapaian kemampuan siswa, melalui bidang-bidang ilmu yang diujikan dilihat dari standar nasional. Namun, bukan berarti UN tidak ada manfaatnya. Karena nilai UN digunakan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran  para siswa tidak perlu terjadi  jika seluruh elemen yang terkait sudah siap. Hal yang paling mendasar adalah kesiapan siswa itu sendiri. Siswa mampu mengoperasikan komputer alias tidak gaptek (gagap teknologi). Hal ini dapat teratasi karena siswa sudah akrab dengan ponsel. Pengoperasiannya, hampir sama dengan komputer .
Siswa juga harus siap dalam hal materi pelajaran yang diujikan. Pentingnya kesiapan ini, agar siswa tidak mengalami kesulitan pada saat menjawab soal-soal yang ada pada pelaksanaan UNBK.  Selanjutnya, kesiapan mental siswa dalam menghadapi UNBK  mutlak diperlukan.  Ini harus menjadi perhatian dari banyak pihak, baik sekolah, pendidik, orang tua, dan siswa sendiri.
Sekolah harus menyiapkan perangkat pelaksanaan pendukung UNBK yaitu komputer agar konsentrasi siswa tidak terganggu. Pendidik dan orang tua harus memotivasi siswa agar tidak berfikiran bahwa UNBK adalah hal paling menakutkan atau  “horor baru”  yang harus mereka hadapi dalam dunia pendidikan.
Para siswa yang akan menghadapi UN dengan menggunakan sistem UNBK, tidak perlu cemas dan  khawatir apalagi takut. Tempuhlah dengan optimis dan lakukan yang terbaik. Sehingga lulus dengan predikat memuaskan. Sesungguhnya masa depan bangsa berada di tangan muda generasi muda.
Selamat berjuang dan pasti bisa!

————– *** —————-

Rate this article!
Tags: