Membaca Prioritas Industri Perikanan 2024

Oleh :
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang

Indonesia sejatinya memiliki potensi menjadi industri pangan berbasis perikanan karena didukung berbagai keunggulan. Utamanya, bahan baku tersedia dan hilirisasi yang mengutamaan sustainability. Selain itu, Indonesia sendiri memiliki beragam komoditas perikanan budidaya. Mulai dari udang, kepiting, kerapu, serta berbagai jenis ikan air tawar hingga rumput laut.
Indonesia disukai oleh Segitiga Terumbu Karang yang dianggap tuan rumah keanekaragaman ikan terbesar di dunia dengan sekitar lebih dari 1.650 spesies. Beberapa spesies yang ditemukan di negara ini adalah pari manta, hiu, kura-kura, lumba-lumba, sotong, moray, scorpaenidae, dan gurita. Produksi ikan tahunan di negara ini diperkirakan mencapai 6.101.725 metrik ton,(okezone.com 23/7/2019)
Prospek perikanan 2024
Perikanan Indonesia memiliki potensi yang besar bagi ekonomi. Hal itu perlu ditingkatkan lebih jauh, apalagi lanskap ekonomi perikanan global Indonesia termasuk sudah membaik. Apalagi, konsumsi ikan secara global terus meningkat setiap tahun. Kondisi itu membuat berbagai negara berlomba-lomba untuk mendongkrak produksi ikan, baik ikan tangkap maupun ikan budidaya.
Berdasarkan data Statistik (16/6/2019), volume produksi ikan global meningkat pesat dalam dalam sembilan tahun terakhir. Pada tahun 2018, volume produksi ikan mencapai 178,8 juta ton, naik 21 persen. Indonesia menempati peringkat ketiga eksportir ikan terbesar di dunia. Adapun Peru berada pada posisi keempat setelah Indonesia.
Posisi Indonesia sebagai pengekspor ikan ke tiga dunia layak untuk kita pertahankan. Supaya bersiap menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui peningkatan daya saing dan produktivitas. Perikanan budi daya digadang-gadang sebagai penopang utama sektor perikanan nasional dalam pembangunan jangka menengah. Organisasi Pangan Dunia (FAO) memperkirakan pasar makanan hasil laut secara global akan mencapai 240 juta ton pada 2024, dan 160 juta ton di antaranya berasal dari perikanan budi daya, (detik.com, 24/7/2019).
Perkiraan pasar dari FAO itu merupakan tantangan sekaligus peluang bagi perikanan Indonesia. Apalagi Organisasi Pangan dan Pertanian dalam publikasi terbarunya “The State of World Fisheries and Aquaculture” memperkirakan dunia akan mengalami ketimpangan pasokan ikan sebesar 28 juta ton di awal 2020. Sementara harga ikan pada 2030 akan naik 25 persen dibanding 2016. Tantangan ini sekaligus peluang bagi Indonesia untuk memajukan industri perikanan lima tahun ke depan, (Kompas, 17/7/2019).
Seiring dengan daya inovasi masing-masing negara, kekuatan dunia terus bergeser. Tiap-tiap negara tak cukup (lagi) hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alamnya. Supaya unggul, dunia mensyaratkan pentingnya penguasaan inovasi, ilmu, dan teknologi. Selain itu, pelaku usaha harus menangkap peluang potensi dari sektor perikanan baik itu budi daya maupun ikan tangkap. Di sini, sektor perikanan di Tanah Air mendapati tantangan teramat besar.
Indonesia sejatinya memiliki potensi menjadi industri pangan berbasis perikanan karena didukung keunggulan. Utamanya, bahan baku tersedia dan hilirisasi yang mengutamaan sustainability. Untuk itu diperlukan sinergi antar kementerian dan lembaga dan pemberdayaan nelayan guna mendukung peningkatan nilai tambah serta pasokan bahan baku yang kontinyu.
Indonesia yang memiliki beragam komoditas perikanan budidaya. Mulai dari udang, kepiting, kerapu, serta berbagai jenis ikan air tawar hingga rumput laut. Saatnya sekarang ini dimanfaatkan secara optimal, dengan melakukan inovasi pakan dan benih hingga memperbaiki infrastruktur dan sumber daya manusia.
Selain itu, perlu adanya upaya memulihkan citra negatif perikanan nasional. Salah satunya, yang sudah dilakukan dalam 4,5 tahun terakhir, masyarakat dunia telah menyaksikan ketegasan Indonesia memberantas praktik perikanan ilegal dengan menenggelamkan lebih dari 400 kapal pencuri ikan. Melarang penggunaan alat tangkap merusak.
Mewujudkan skala prioritas
Ikan adalah salah satu makanan yang populer dikonsumsi secara luas oleh masyarakat dunia. Hal ini tidak terlepas dari kandungan ikan yang kaya akan protein dan Omega 3. Konsumsi ikan secara global terus meningkat setiap tahun. Kondisi itu membuat berbagai negara berlomba-lomba untuk mendongkrak produksi ikan, baik ikan tangkap maupun ikan budidaya.Demi memajuka nsektor perikanan nasional, menurut hemat penulis ada hal yang sekiranya perlu menjadi prioritas.
Pertama, supaya bisa bersaing di pasar, bila semua teknik budi daya dan sarana produksi yang dilakukan hampir sama dengan pelaku usaha budi daya yang lain, mungkin belum mampu untuk mengangkat hasil produk kita. Untuk itu, diperlukan inovasi dari pembudidaya agar dapat meningkatkan kualitas produknya. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain penerapan konsep organik, penerapan biosecurity, dan pengemasan produk yang baik.
Kedua, peningkatan kualitas dan harmonisasi regulasi menjadi tantangan utama bagi para pemangku kepentingan. Industri pangan berbasis perikanan di Indonesia akan bisa maju, karena didukung keunggulan. Utamanya, bahan baku tersedia dan hilirisasi yang mengutamaan sustainability.
Nilai ekspor produk perikanan kuartal I-2019 tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya. Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Nilai penurunan mencapai US$ 24,4 juta. Harga ekspor udang dari Indonesia yakni menjadi US$ 8,26 per kilogram pada kuartal I-2019 dari sebelumnya US$ 9,35 per kilogram. Sedangkan berdasarkan data sementara dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada semester I tahun ini, produksi perikanan budi daya non-rumput laut mencapai 4,1 juta ton, sedangkan rumput laut mencapai 4,6 juta ton, (detik.com 19/7/2019)
Membaca indicator diatas, ditunjang dengan tingkat konsumsi ikan warga dunia, produksi ikan di Indonesia sempat mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sekarang produksinya mulai meningkat sehingga industri perikanan di Tanah Air menyumbang 3 persen terhadap PDB nasional.
Potensi industri pertanian di Indonesia terhitung besar, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara maritim dengan garis pantai terpanjang, 99.093 kilometer dan luas lautan mencapai 80 persen dari luas wilayah. Jadi wajar adanya, jika pada 2024, Indonesia sudah selayaknya menjadi negara industri perikanan papan atas di dunia bisa menggeser Hindia dan China.

———– *** ———–

Tags: