Membangun Budaya Membaca Anak

Oleh :
Diana Putri
Mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan bagi generasi muda sangat menentukan masa depan. Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses pematangan kualitas hidup.
Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami hakikat hidup, menjalankan tugas hidup secara benar. Di dalam pendidikan tidaklah lepas dengan adanya proses belajar dan pembelajaran. Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Sedangkan pembelajar sendiri merupakan proses, cara, perbuatan menjadikan orang belajar.
Seseorang dikatakan belajar tidak hanya datang ke sekolah, mengerjakan tugas, UTS, maupun UAS. Namun belajar dapat diartikan secara sederhana yaitu sebuah prilaku.
Sejalan dengan hal tersebut, problem prilaku peserta didik sekarang adalah membaca. Berdasarkan data UNESCO, persentase minat baca anak Indonesia sebesar 0,01%. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya satu saja yang memiliki minat baca. Oleh karena itu perlunya membangun budaya membaca pada peserta didik karena betapa pentingnya manfaat membaca. Sebab membaca merupakan pondasi dasar pada keterampilan akademik. Tulisan ini di dalamnya membahas tentang betapa pentingnya membaca serta manfaatnya, membangun budaya pada anak, faktor-faktor penyebab kurangnya minat baca, dan solusi mengatasi turunnya minat baca.
Pentingnya Membaca serta Manfaatnya
Membaca mungkin kata sederhana namun sering kali susah untuk dilakukan. Membaca mungkin kegiatan mudah dilakukan namun sering kali susah untuk dijadikan kebiasaan. Seperti pepatah mengatakan “Buku adalah Jendela Dunia” hal tersebut memang benar sebab dengan adanya buku akan mendapatkan mudah informasi yang ada di seluruh dunia baik mengenai sejarah, pengetahuan umum, maupun hal lainnya. Tapi apakah dengan banyak buku saja akan membuat pintar? jawabnya belum tentu. Punya banyak buku tapi tidak pernah dibaca apakah mendapatkan ilmu? jawabnya tidak bisa. Banyak orang berspekulasi bahwa memiliki buku yang banyak akan membuatnya pintar tapi jika tidak pernah dibaca ilmu dan pengetahuan yang ada di dalam buku tersebut tidak akan terserap oleh otak. Karena membaca mempunyai manfaat besar bagi kehidupan sehari-hari yaitu: Pertama, membaca membangun pondasi yang kuat untuk dapat mempelajari dan memahami berbagai disiplin ilmu sekaligus mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, senang membaca meningkatkan kecerdasan verbal dan linguistik karena membaca memperkaya kosakata dan kekuatan kata-kata. Ketiga, membaca mencegah rabun mata, karena membaca melatih dan mengaktifkan otot-otot mata. Dan yang keempat, membaca mencegah kepikunan karena melibatkan tingkat konsentrasi yang besar, mengaktifkan, dan menyegarkan pikiran. Kelima, Kegemaran membaca membantu meningkatkan kecerdasan, serta meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi.
Membangun Budaya Membaca Pada Anak
Budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang di dalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis. Budaya membaca di Indonesia sendiri dapat dikatakan rendah karena kurangnya minat baca pada sang anak. Bermacam-macam faktor dapat menjadi penyebab dalam minimnya budaya membaca. Oleh karena itu diperlukan serangkaian cara untuk membangun budaya membaca dengan melibatkan kreatifitas pendidik. Maka langkah awal seorang pendidik harus mampu menciptakan atmosfer kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan ajakan agar siswa gemar membaca. Langkah kedua, dengan menyediakan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perputakaan maupun ruang kelas. Langkah ketiga, tersedianya tempat koran, sebagai media rekreatif setelah siswapenat dengan pelajaran sehari-hari sehingga media koran dijadikan alternatif media belajar dan ilmu pengetahuan. Dan langkah keempat atau terakhir adalah membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan berperan aktif sebagai pustakawan referens. Sejalan dengan kerangka-karangka yang sudah di tulis di atas maka peserta didik nantinya diharapkan akan tumbuh budaya membaca secara perlahan-lahan dalam diri masing-masing.
Faktor-faktor Penyebab Kurangnya Minat Baca Anak
Ada banyak hal yang mempengaruhi kurangnya minat baca pada peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu, bisa faktor internal maupun faktor eksternal di antaranya adalah:Tidak ada pembiasaan membaca; orang yang semenjak kecil telah dikondisikan untuk mencintai aktivitas membaca biasanya lebih mudah berkenalan dengan aktivitas membaca, dibanding orang yang tidak mempunyai pembiasaan semacam itu. Jika sejak kecil, seseorang telah dikenalkan dengan buku-buku bacaan, maka tentunya dia akan lebih mudah berkenalan dengan aktivitas membaca untuk kemudian menyukainya. Tidak ada pembiasaan membaca sejak kecil ini seringkali menjadi faktor yang menghambat untuk memulai aktivitas mencintai membaca, meski itu bukan faktor mutlak satu-satunya. Faktor selanjutnya, lingkungan yang kurang mendukung; apabila lingkungan tempat tinggal seseorang tidak mendukung aktivitas membaca, maka orangpun sulit untuk mencintai aktivitas membaca. Selain itu, dalam skala yang lebih besar, bisa saja lingkungan tersebut adalah lingkungan pergaulan. Apabila seseorang berada di lingkungan pergaulan yang tidak suka membaca, maka lambat atau cepat  diapun akan ikut terpengaruh lingkungan pergaulan itu.
Faktor berikutnya ialah, banyaknya hiburan yang mudah dan murah; dibandingkan aktivitas membaca, menonton siaran televisi atau menikmati musik radio tentu jauh lebih mudah dan lebih menyenangkan, khususnya bagi yang belum mengenal dekat dengan aktivitas membaca. Karenanya, rendahnya minat baca sering dipengaruhi hal ini, yaitu karena buku bacaan disaingi oleh media hiburan yang mudah sekaligus murah, semacam televisi, radio, video game, ponsel multimedia sehingga waktu terhabiskan karena adanya daya tarik pada hiburan yang mudah dan menyenangkan. Faktor lainnya yaitu, tidak ada jadwal atau rencana khusus; tanpa dijadwalkan dengan pasti atau direncanakan secara khusus, aktivitas membaca akan menjadi sesuatu yang sulit dilakukan, karena aktivitas dan kesibukan. Sejak bangun tidur sampai tidur kembali, hampir bisa dikatakan kalau selalu saja ada hal yang akan dan ingin dilakukan, entah aktivitas penting ataukah aktivitas tidak penting.Dan faktor terakhir adalah adanya mitos yang keliru; selama ini,disadari atau tidak, ada semacam mitos atau anggapan dalam kehidupan remaja mengenai aktivitas membaca. Remaja dan anak-anak muda seperti punya anggapan bahwa orang yang banyak membaca adalah orang-orang kuper. Akibatnya, para remaja jadi seperti menjaga jarak dengan buku dan aktivitas membaca, karena tidak berkeinginan menjadi sosok yang semacam itu. Dari sinilah kemudian mitos yang keliru, bahkan salah kaprah, mengenai orang yang suka membaca.
Solusi dalam Mengatasi Turunnya Minat Baca
Dari faktor-faktor yang sudah terungkap di atas, maka ada sebuah metode yang dapat digunakan dalam mengatasi turunnya minat baca pada peserta didik yaitu dengan menggunakan metode drill, dimana prilaku dapat dibentuk karena dengan kondisi dengan cara tertentu yaitu pembiasaan semata. Seorang pendidik dapat melakukan atau menekankan kewajiban pada peserta didiknya yaitu 15 menit sebelum pelajaran dimulai, peserta didik wajib membaca buku yang digemari atau buku apa saja yang telah dibawanya. Ketika seorang pendidik sudah mewajibkan pembiasaan seperti itu, hendaknya kuis (stimulus-respon) tanya jawab bisa digunakan sebagai tindak kelanjutan dari wajib baca. Adanya reward dalam mengapresiasi prilaku membaca peserta didik, akan lebih meningkatkan motivasi peserta didik dalam menjalankan program wajib baca. Reward yang diberikan dapat divariasikan sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Metode yang didampingi sistem reward seperti itu perlahan akan mengubah prilaku peserta didik, dari yang tidak suka membaca, secara perlahan-lahan akan menyukai membaca karena adanya tekanan serta motivasi untuk mendapatkan reward yang sudah disediakan oleh pendidik.

                                                                                                               ————– *** —————

Rate this article!
Tags: