Membangun Jiwa Wirausaha Anak Indonesia

Oleh :
Maswan
Penulis adalah Dosen UNISNU Jepara, Kandidat Doktor Unnes, Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 

McKinsey Global Institute dalam salah satu laporan yang berjudul “The archpolso econsomve Unleashig hinsias bahwa pada tahun 2030, Indonesia akan menjadi Negara dengan ekonomi terbesar ke 7 di dunia. dr. Gamal Albinsaid, pendiri Indonesia Medika kepada wartawan, mengutarakan kondisi ini memberikan sebuah harapan, optimisme ekonomi, dan kepercayaan diri yang mendalam untuk masa depan bangsa Indonesia. Demikian, beita yang tulis harianbhirawa.com (Jumat 29/12/2017)
Selanjutnya disebutkan, “Di antara tahun 2020 hingga 2030 kita akan mengalami pergeseran dependency ratio menjadi 44% perbandingan usia produktif dan non produktif akan menjadi 180 juta berbanding 85 juta. Tentu ini menjadi perubahan yang positif, jika dibandingkan dengan dependency, ratio pada tahun 2010 menjadi 51.31 persen,”tuturnya.
Mencermati prediksi dr. Gamal Albinsaid bahwa masa depan Bangsa Indonesia yang akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke 7 dunia, tentu bukan tanpa sebab dari upaya-upaya pemberdayaan bangsa. Masa usia produktif antara tahun 2020 hingga 2030 tersebut, maka anak-anak pada tahun ini harus mendapat pembinaan mental, kreatifitas, keterampilan kerja dan mental kewirausahaan. Dengan demikian, akan menghasilkan generasi produktif dengan sikap mental kemandirian.
Lebih jauh Gamal menjelaskan, “Guna mewujudkan pencapaian Indonesia Mandiri, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia melalu Gerakan Nasional Revolusi Mental dan Indonesia Medika membangun sebuah gerakan kepemudaan Jaringan Wirausaha Sosial Nusantara (Jawara).
Jawara memiliki visi untuk “membangun wirausaha sosial berwawasan intemasional untuk mewujudkan Indonesia mandiri”. salah satunya mensosialisasikan dan memperkenalkan wirausaha sosial dikalangan pemuda secara massive. “Membentuk gerakan kepemudaan yang integratif dan mampu mendorong perkembangan kewirausahaan sosial di Indonesia,”tambahnya. (harianbhirawa.com, 29/12/2017).
Mental Wirausaha
Untuk menyiapkan generasi tangguh, bermental kerja dan mempunyai kemandirian, salah satu wadah yang efektif adalah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi, penguatan kurikulum kewirausahaan harus dimaksimalkan. Karena hanya dengan pendidikan itulah, generasi akan terbentuk seperti yang diinginkan di atas.
Dengan demkian, sistem pendidikan nasional, harus mampu mencari pola dan melakukan re-desain kurikulum yang lebih serius memasukkan karakter kewirausahaan. Yang penting untuk disiapkan selain pengetahuan, juga menegenai keterampilan dan sikap mental untuk para siswa. Sikap mental kewirausahaan disiapkan sejak dini kepada para siswa seperti kejujuran, kreatif-inovatif, percaya diri, produktif dan berdedikasi tinggi, tangguh menghadapi resiko, dan pantang menyerah.
Untuk dapat membentuk mental wirausaha tangguh seperti di atas, sangat bergantung kepada guru di sekolah. Dengan demikian, konsekuensi logisnya, guru harus juga mempunyai watak dan sikap mental entrepreaner yang tinggi. Ini bukan berarti guru menjadi pedagang atau pengusaha, tetapi menjadi penggerak untuk membangun mental anak seperti yang diharapkan.
Wagub Jabar, Deddy Mizwar, meminta kepada guru, terutama tingkat SMA/SMK untuk menggalakan semangat kewirausahaan kepada para siswanya. Langkah tersebut diharapkan dapat membuka wawasan siswa dalam menentukan masa depannya dengan tak sebatas menjadi pekerja pasca menempuh pendidikan formal. Hal tersebut dikatakan Deddy Mizwar saat menjadi pembicara pada seminar: Gerakan Guru Berkarakter di Gedung Budaya Sabilulungan, Kabupaten Bandung, Sabtu (1/4).
Selanjutnya, “Selama ini paradigmanya kan ingin cepat sekolah, cepat lulus, dan cepat dapat kerja. Cara pandang ini harus diubah, yakni bagaimana caranya menumbuhkan minat siswa agar menjadi pengusaha, dan guru dapat memupuknya,” jelasnya. (suaramerdeka.com. 1/4)
Kita berharap banyak kepada para guru di Indonesia agar dapat ikut berpartisipasi dalam membentuk anak-anak yang mempunyai kualitas untuk bersaing di era global ini. Upaya itu dilakukan agar para siswa atau mahasiswa, setelah lulus dapat menjawab tantangan hidupnya sendiri dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia yang global ini. Ya, hanya dengan semangat jiwa kewirausahaan inilah, Indonesia yang kaya dan besar ini menjadi pemenangnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, pada awal tahun 2016, pernah menyampaikan bahwa; bangsa Indonesia tidak bisa bergantung pada negara lain untuk maju. “Kita harus memakai kekuatan kita sendiri untuk maju. Kita punya sumber daya alam melimpah, jumlah penduduk besar yang berarti pasar besar, serta kelompok menengah yang baik. Kekuatan itu perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu menjadi tantangan. Pemerintah harus memfasilitasi dan mendukung,” ujar Kalla. (Kompas, 14/1/2016).
Yusuf Kalla mencontohkan almarhum Nurcholish Madjid yang memiliki pemikiran besar untuk bangsa. Dia berkeyakinan Indonesia harus menjadi bangsa moderat, plural, nasionalis, tetapi tetap religius. Dengan kekuatan internal Indonesia ditambah inovasi dalam segala sektor kehidupan, Indonesia diyakini dapat menjadi negara maju dengan situasi politik stabil dan ekonomi yang maju serta merata.
Apa yang disampaikan oleh Wakil Presiden tersebut, terasa sangat menyenangkan dan menjadi motivasi untuk bangkit menjadi bangsa yang hebat dan maju. Hal tersebut akan terwujud kalau kita semua mampu berperan menjadi khalifatullah fil ardhi di Indonesia. Karena kenyataan, apa yang diharapkan oleh Wakil Presiden tersebut tidak sebanding lurus seperti yang dicita-citakan semula.
Kata kuncinya adalah membangun sistem pendidikan nasional yang berkualitas. Untuk dapat bersaing dengan bangsa lain tidak akan memang, kalau rakyat kita masih banyak yang bodoh, terbelakang dan pemalas. Lebih-lebih mental yang tidak jujur, tidak perrcaya diri, tidak berani mengambil resiko dan sejenisnya adalah mental penghambat untuk maju.
Tantangan besar bagi guru, para pakar pendidikan dan para pemimpin bangsa, untuk terus melakukan penataan sistem pendidikan berbasis kewirausahaan dalam upaya pembinaan generasi Indonesia berjiwa besar menghadapi tantangan zaman.

———– *** ————-

Tags: