Membangun Kesadaran dan Ingat Pesan Ibu

Wiwin Wijiyanti

Catatan Akhir Tahun tentang Pandemi Covid-19

0leh:
Wiwin Wijiyanti, S.Pd
Ibu rumah tangga dan guru Geografi MAN 2 Bojonegoro, email: bundawiwinwijiyanti@gmail.com

Di Daerahku menjelang awal tahun 2021 tepatnya penghujung akhir 2020 kondisi rumah sakit RSUD Bojonegoro penuh. Tepatnya tanggal 24/12 tutup sehari karena disterilkan. Salah satunya banyak tenaga medis Dokter-Perawat Reaktif, sehingga IGD RSUD tutup Sehari. Bahkan beberapa rumah sakit di Bojonegoro juga membuka tenda darurat karena penuh. Intinya, karena lonjakan Covid-19 yang juga merambah kalangan medis khususnya di UGD Sosodoro Djatikoesoemo mengambil tindakan untuk melakukan sterilisasi selama sehari UGD. Langkah ini sebagai upaya preventif yang intinya, banyaknya tenaga medis yang hasilnya reaktif terkait dengan Covid-19. Sebab di Bojonegoro diakhir Desember 2020 ini menjadi zona merah kembali.

Peranyaannya bagaimana idealnya membangun kesadaran memutus mata rantai pandemi covid-19 yang hampir setahun ini? Siapakah yang harus peduli.

Fenomena Pandemi Covid-19 (Corona, Virus, Disease) telah menglobal. Berbagai langkah strategis dilakukan pemerintah bersama dengan masyarakat dalam rangka meminimalisasi penyebaran Covid-19. Semua semangat saling membahu agar wabah penyakit bisa cepat berlalu. Tentunya wabah penyakit pandemi Covid-19 yang terjadi harus bisa menjadi spirit dalam mengelola NKRI. Hal ini sebagai upaya agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana. Sudah saatnya bangkit untuk merajut kembali toleransi dalam berbagai aspek kehidupan saat dan pasca pandemi Covid-19.

Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah kewajiban di tengah keprihatinan seperti saat ini. Mengapa demikian? Karena dengan adanya Covid-19 yang terjadi saat ini merupakan bentuk situasi atau kondisi dinamika kehidupan butuh komitmen bersama. Sudah saatnya, masyarakat bahu membahu melawan Covid-19. Fenomena pandemi yang terjadi secara global ini harus bisa dimaknai sikap gotong royong. Elemen masyarakat Indonesia yang sangat kaya baik dari suku, ras, budaya, agama, gender dan bahasa harus memiliki komitemen dalam mengantisipasinya.

Membangun Komitmen

Lantas bagaimana mengelorakan memutus mata rantai pandemi Covid-19? Pertama, keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan daerah. Artinya bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya yang sangat kompleks. Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan kalau salah kelola dan menyikapinya. Munculnya perasaan kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan dan mengancam keutuhan NKRI yang telah diabngun oleh pendiri bangsa ini. Dengan demikian, mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransi dan juga saling menghormati satu sama lain.

Kedua, inspirator dari kaum muda harus memainkan peran yang memberikan keteduhan di tengah keprihatinan Covid-19. Artinya, kaum muda harus menjadi pembeda di tengah masyarakat. Hal itu, karena kaum muda adalah sesesorang yang secara fisik mengalami perkembangan secara psikis dan mengalami perkembangan secara emosional. Generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Banyak yang telah kita ketahui bahwa perbedaan yang harus kita hadapi untuk menjadikan satu dalam penerus perjuangan ini tentu tidaklah mudah. Dalam tataran inilah peran dan inspirator orang muda dalam berbagai lintasan kehidupan harus menjadi harga mati.

Ketiga, memaknai musibah Covid-19 sebagai spirit membangun rasa memiliki NKRI. Bhineka Tunggal Ika secara total dalam kehidupan yang beragam. Secara otomatis jika bisa mendalami dapat hidup dengan nyaman, tenteram dan tidak ada problematika sesama Adanya perbedaan harus bisa ditumbuhkan dalam rasa kebanggaan terhadap negara ini. Bangga dengan adanya keindahan dan kekayaan yang telah ada. Dengan anak bangsa. Oleh karena itu esensi dan makna keberagaman menjadi perekat menjaga NKRI karena didasari komitmen bersama tanpa ada saling menjelekkan.

Solusi

Langkah konkrit agar pandemi Covid-19 bisa diminalisasi, ada berapa hal yang harus dilakukan. Pertama, ingat pesan Ibu dengan 3 M. Artinya masyarakat harus selalu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Melalui langkah itu tentunya akan membentengi diri dari penularan dan penting bagi kesehatan. Semangat kebangkitan dan kesadaran untuk bangkit dari wabah yang telah menglobal harus menjadi tujuan bersama. Sudah saatnya, membangun komitmen dan bangkit dari fenomena pandemi Covid-19 agar Bojonegoro pada khususnya dan Indonesia pada umumnya terbebas dari pandemi.

Kedua, mengelola hati, pikiran, dan nalar dari lingkungan keluarga. Mengapa ini penting? Karena keluarga tempat dan media siklus paling utama mengatasi problematika covid-19 cepat berlalu. Sikap konsistensi dari seluruh anggota keluarga merupakan cara menjaga marwah agar masyarakat terbebas dari Covid-19.

Nah, perilaku sehat dengan selalu melakukan protokol kesehatan melalui 3 M merupakan solusi tetap memutus mata rantai Covid-19. Peran serta masyarakat dan negara harus menjadi pilar utama melawan Covid-19. Oleh karena, momentum akhir tahun dan menuju tahun 2021 bisa menjadi titik kebangkitan kesadaran menghadapi Covid-19. Oleh karena itu, komitmen keluarga dan masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan adalah hal utama menuju Indonesia sehat dan bebas Covid-19.

Tags: