Membangun Wisata Halal

Peserta surfing saat mengikuti event Singhasari Surfing International di Pantai Nganteb, Desa Tumpakrejo, Kec Gedangan, Kab Malang

Semakin banyak daerah membangun kawasan wisata, sebagai “tambang” perekonomian kreatif. Pendapatan daerah akan meningkat, sekaligus meningkatkan penghasilan rumahtangga penduduk. Perkembangan ke-wisata-an akan membidik posisi Indonesia sebagai tujuan utama “wisata halal,” terbesar di dunia. Potensi besar ke-elok-an alam, dan budaya akan menjadi pilar utama. Namun masih diperlukan penataan infrastruktur ber-label “halal.”
Label “wisata halal,” sesungguhnya tak beda dengan ke-wisata-an pada umumnya. Hanya perlu menambahkan kenyamanan akomodasi (hotel, dan kuliner) ber-label “halal.” Maka hampir seluruh daerah bisa menjadi tujuan wisata. Hanya memerlukan label “halal” (dan syariah) yang diterbitkan oleh Kementerian Agama. Bahkan sebenarnya telah diterbitkan UU Nomor 33 tahun 2014, tentang Jaminan Produk Halal.
Sebagai payung hukum khusus (lex specialist) UU Jaminan Produk Halal, an bisa lebih menjamin ketenteraman masyarakat. Seluruh produk makanan, minuman, obat, pakaian dan proses produksi yang berhubungan dengan masyarakat harus ber-sertifikat? halal. Seluruh produk makanan, minuman, obat, pakaian dan proses produksi yang berhubungan dengan masyarakat harus ber-sertifikat? halal. Termasuk sektor jasa (akomodasi) ke-wisata-an.
Seperti pada produk jasa keuangan (berbasis syariah), perhotelan juga bisa dengan mudah mengurus sertifikasi “syariah.” Sehingga perlakuansyariah, bisa satu atap dengan hotel umum nasional.Manajemen hotel (umum) hanya perlu menyediakan blok khusus berlakunya syariah. Misalnya pada floor (lantai tingkat bangunan) bertanda “syariah.”Boleh jadi, juga perlu bar, cafe dan restoran berlabel halal pada floor hotel bertanda “syariah.”
Tujuan “wisata halal” di Indonesia, bukan hal rumit. Bahkan sudah banyak daerah telah menyediakan hotel “syariah.” Mulai hotel berbintang 2 sampai bintang 5. Begitu pula pada daerah tujuan wisata kesohor (Yogya, Solo, Bandung, dan NTB) memiliki home-stay berlabel “syariah.”Label ke-halal-an, biasanya lebih menenteramkan pengunjung keluarga (visitors family).
Wisata alam Indonesia, sudah kesohor ke berbagai dunia. Begitu pula keragaman budaya (seni berdasar adat). Bahkan beberapa daerah masih memiliki kreasi unjuk seni melalui festival budaya. Pengenalan (promosi) kekayaan budaya daerah pada pentas dunia, bisa mendorong ekonomi kreatif. Di Jawa Timur terdapat Banyuwangi dan Jember, masuk dalam 10 gelaran tertinggi nasional. Berpotensi dikembangkan menjadi ekonomi kreatif ke-wisata-an bertaraf internasional.
Misalnya, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Selain memiliki tari Gandrung (khusus laki-laki), juga dimiliki GandrungSeblang (khusus perempuan). Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tergolong sukses mengemas gelar seni budaya berkelas internasional. Misalnya, memperkenalkan pantai Boom, melalui pergelaran tari gandrung oleh seribu lebih penari.Pertunjukan kolosal sekaligus menjamin kelestarian seni budaya, karena diukung partisipasi masyarakat luas.
Boleh jadi, tari Gandrung akan menjadi pesaing tari Pendet dan tari Kecak (Bali). Ke-masyhur-an tari Gandrung, merupakan hasil upaya sistemik Pemkab Banyuwangi. Sampai terpilih tampil di Amerika Serikat (AS) pada even “Remarkable Indonesia Fair,” (mulai 7 Juli 2018). Tak tanggung-tanggung, tari Gandrung tampil di tiga daerah di AS (Chicago, Kentucky, dan Minnesota). Remarkable Indonesia Fair, merupakan forum yang dihadiri ribuan orang pengusaha AS.
Daerah lain, tak kurang potensi pula. Misalnya seni budaya “Gendang 9” yang dimiliki suku Batak Mandailing. Begitu pula seni Reogmilik masyarakat Ponorogo.Berbagai heritage merupakan warisan keramahan, welcome terhadap setiap tamu. Akan lebih banyak tamu berkunjung manakala disediakan kemasan “wisata halal.”Berdasar sigi Global Muslim Travel Index (GMTI), Indonesia berada di posisi kedua, dengan nilai 72,8.Masih dibawah Malaysia.
Target “wisata halal” tahun 2019, diperkirakan tumbuh 100% menjadi 5 juta wisatawan manca. Tetapi pasar domestik tak kalah antusias
——— 000 ———

Rate this article!
Membangun Wisata Halal,5 / 5 ( 1votes )
Tags: