Membedah Desa Terisolir Lewat Program TMMD di Magetan

Matahari mulai merekah. Sinarnya berpendar menerangi lereng Gunung Lawu. Hadirnya sang surya bersamaan kabut tipis yang membanjiri kawasan pedesaan berangsur-angsur surut.

Wardianto
Wartawan Bhirawa

Di Dusun Wonosari, Desa Poncol, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, sekelompok prajurit TNI terlihat bercengkerama dengan warga. Mereka tampak guyub menikmati hangatnya secangkir kopi dan jajanan khas pedesaan di pagi hari, sambil membincang rencana kerjanya memoles jalan.
“Ayo, siapkan pasir, koral, dan semen. Masukkan dan giling di mesin molen,” teriak seorang anggota TNI ketika embun pagi mulai lenyap dari ketinggian daun.
Tak lama, suara deru mesin molen pengaduk batu, pasir, dan semen, terdengar memekakkan telinga, ditingkahi suara denting cangkul yang mengeruk pasir untuk kemudian dipasok ke mulut mesin penggiling.
Berember-ember adukan semen dan batu koral diangkut dan ditumpahkan untuk memoles jalan sepanjang 2,1 km.
Kawasan Desa Poncol terletak di kaki Gunung Lawu belahan selatan, dihuni 4.856 jiwa atau 0,7 persen dari 628.609 jiwa penduduk Magetan.
Desa Poncol terpilih sebagai lokasi obyek pembangunan fisik dan non-fisik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-104 Tahun 2019 yang dilaksanakan Kodim 0804/Magetan.
Program TMMD ini memantik semangat generasi tua, muda, petani, buruh, bahkan ibu-ibu, berpadu dengan 150 prajurit TNI membangun jalan desa, memperbaiki Rumah Tak Layak Huni (RTLH) , memperbaiki pos kamling, dan mengecat mushala, serta menormalisasi saluran air.
Selama enam minggu, sejak 12 Februari 2019, mereka bergiat membangun wilayah permukimannya hingga berakhirnya masa operasi bakti TNI lewat program TMMD ke-104 pada 27 Maret 2019.
Terpilihnya Desa Poncol untuk lokasi obyek TMMD, karena desa tersebut tergolong desa tertinggal di Kabupaten Magetan. Lokasinya terpencil, berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sehingga wilayahnya yang terisolir layak dibedah, agar menjadi permukiman yang berdaya dan sejahtera. Tak lagi menjadi wilayah yang sepi dan tertinggal dari kegiatan sosial masyarakat. Karenanya, dibangunlah jalan poros desa sebagai jalan penghubung untuk akses masuk ke daerah lain, yakni jalan yang menghubungkan Desa Poncol, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dengan Desa Sukorejo, Kecamatan Puh Pelem, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
“Agar Desa Poncol bisa “hidup” dan masyarakatnya sejahtera, maka jalan desa itu harus dibangun. Untuk kemudahan mengakses masuk ke wilayah Jawa Tengah,” ungkap Komandan Kodim 0804/Magetan, Letkol CZI Chotman Jumey Arisandhy SE, yang juga Komandan Satgas TMMD ke-104 Tahun 2019.
Sasaran pokok TMMD ke-104 Tahun 2019 untuk Desa Poncol, Kabupaten Magetan, adalah pembangunan jalan desa sepanjang 2,1 km dengan lebar 3 meter, di Dusun Wonosari.
Stigma jalan desa yang dulunya rusak dan berlumpur, pudar sudah dengan hadirnya program TMMD ke-104 tahun 2019, yang hanya dikerjakan bergotong royong selama lima minggu oleh prajurit TNI bersama masyarakat setempat.
Kini, struktur jalan desa yang membelah Dusun Wonosari, Desa Poncol itu berbalut aspal di area tengah badan jalan. Sedangkan sisi kiri dan kanan bahu jalannya adalah cor beton sebagai penahan beban kendaraan berat. Dansatgas TMMD 104, Letkol Chotman Arisandhy menyebutkan, biaya pembangunan jalan itu menghabiskan anggaran Rp 745.000.000, terinci untuk pengaspalan jalan sepanjang 650 meter dan lebar 3,5 meter berbiaya Rp 445.000.000 Sedangkan biaya pengecoran dengan panjang 1.450 meter dan lebar 3,5 meter, berbiaya Rp 300.000.000.
Pembiayaan program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) ke-104 tahun 2019 di Magetan yang dipusatkan di Desa Poncol, Magetan, menghabiskan biaya Rp 1.323.650.000.
Total anggaran itu didapat dari dukungan logistic KASAD sebesar Rp 323.650.000 dan APBD Kabupaten Magetan sebesar Rp 1.000.000.000. Dalam kalkulasi anggarannya, dilakukan kajian bila kegiatan TMMD ini dikerjakan TNI bersama masyarakat desa setempat dibandingkan dengan dikerjakan kepada pemborong, terjadi penghematan Rp 400.000.000.
“Kajian mendalam untuk penghematan anggaran TMMD dan man power pelaksananya maupun agenda acara, kami persiapkan jah hari seperti yang tertuang dalam paparan kami,” kata Komandan Kodim 0804/Magetan, Letkol Chotman Arisandhy.
Dari besaran anggaran yang dikeluarkan ada hasil yang lebih memberi manfaat kepada warga. Yakni terbangunnya jalan beraspal dan cor beton yang kokoh, menjadikan warga desa bersemangat memasarkan produk dagangannya.
Mereka tak kesulitan lagi saat berkendara melaju di jalanan desa. Waktu tempuh pun lebih pendek, karena struktur jalannya mulus, menjadikan lintasan lalu lalang kendaraan lebih cepat dan lancar.
Penduduk Desa Poncol, 90 persen bertahan hidup dengan mengandalkan kemampuannya sebagai petani padi. Juga kemampuannya mengolah lahan untuk tanaman sayur mayur, jagung, ketela pohon, serta jahe emprit yang kini jadi komoditi primadona.
Keberadaan infrastruktur jalan desa yang baik, sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menghuni pelosok desa, sebagaimana dialami warga Desa Poncol.
“Jalan desa yang bagus seperti ini, mempermudah kami bekerja,” ungkap Mubin, warga Dusun Wonosari yang merasakan kemudahan dalam mengakses transportasi setelah jalan desa itu terbangun lewat program TMMD ke-104 tahun 2019.
Kegiatan TMMD ke-104 Tahun 2019 yang mengusung tema “Melalui TMMD Kita Tingkatkan Kebersamaan Serta Semangat Gotong Royong Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Guna Mewujudkan Ketahanan Nasional”, menjadi spirit TNI dalam melestarikan semangat gotong royong sebagai wujud kemanunggalannya bersama rakyat.
Bahwa TNI tak hanya disibukkan dengan latihan perang atau semata fokus pada aspek kemiliteran. Namun jiwa TNI yang manunggal bersama rakyat sejak jaman perjuangan hingga kemerdekaan, dan di jaman milenial ini, tetap konsisten menjagai kemanunggalannya itu.
Tengoklah betapa bahagianya Mbah Saimah atau Mbah Giyem ketika rumah tinggalnya yang tak layak huni, diperbaiki oleh prajurit TNI hingga berubah menjadi hunian yang nyaman untuk berteduh. Mbah Saimah, perempuan renta berusia 69 tahun, tak lagi cemas ketika turun hujan deras, karena genting atapnya tak lagi bocor, setelah ditata ulang dan diganti dengan yang baru.
Terdapat enam unit perbaikan RTLH sebagai sasaran tambahan dalam kegiatan TMMD di Desa Poncol , dengan total anggaran Rp 40.000.000, melibatkan tenaga kerja dari Satgas TMMD sebanyak 30 prajurit TNI bersama 24 warga desa.
Seluruh personil yang bergiat dalam TMMD ini, menurut Dansatgas TMMD Letkol Chotman Arisandhy, mendapatkan uang makan Rp 30 ribu tiap hari dan uang saku setiap harinya Rp 15 ribu.
Sasaran tambahan lainnya adalah perbaikan dua unit pos kamling yang terletak di RT 18 dan RT 19 RW 06. Pos kamling yang tembok catnya sudah lusuh, diperbarui dengan pengecatan ulang. Semak belukar yang tumbuh liar, dipotong untuk dirapikan. Beberapa kayu bangunannya yang rusak, diganti dengan yang baru. Sehingga bangunan pos kamling yang dikerjakan bergotong royong oleh prajurit TNI bersama warga desa, tampilan bangunannya kini berwibawa, menghabiskan biaya Rp 20.000.000.
Prajurit TNI yang terlibat dalam Satgas TMMD untuk Desa Poncol terdiri atas batalyon Armed, batalyon Zipur, batalyon Paskhas, serta prajurit gabungan dari jajaran Korem 081 Dhirotsaha Jaya/Madiun, juga melakukan perbaikan dua mushala yakni mushala Subulun Najah dan mushala Albadari, keduanya di RT 13 RW 5 Desa Poncol, dengan total biaya Rp 20.000.000.
Selama melaksanakan kegiatannya, prajurit TNI hidup berbaur menyatu bersama warga Desa Poncol di 34 rumah penduduk setempat. Gotong royong yang ditunjukkan warga desa bersama satgas TMMD menjadi wujud nyata dalam membangun wilayah permukimannya berdaya di tengah kehidupan global yang serba cepat .
TMMD Tak Hanya Pembangunan Fisik
Semangat gotong royong yang dibangun TNI dan warga Desa Poncol dalam membangun desanya dinilai Mayjen TNI Endang Sodiq MBA sebagai Tim Wasev TMMD ke-104, sebagai semangat percaya diri masyarakat dalam mengelola potensi yang dimiliki di wilayahnya.
“Program TMMD ini bukan semata-mata membangun sarana fisik bagi masyarakat desa. Tapi, juga menjadi kesiapan dalam menghadapi ancaman dan tantangan jaman. Saya bangga dengan masyarakat Desa Poncol dan Pemkab Magetan atas kesanggupannya menyelesaikan pekerjaan ini,” puji jenderal berbintang dua dari Mabes TNI AD saat meninjau lokasi sasaran TMMD ke-104 di Desa Poncol, Senin (18/3/2019).
Aktivitas TMMD ini juga mengagendakan pembinaan non-fisik untuk warga setempat. Di antaranya penyuluhan bela negara, penyuluhan di bidang hukum, penyuluhan pertanian, serta penyuluhan di bidang kesehatan.
Danrem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun, Kolonel Inf. Masduki, yang mendampingi Mayjen TNI Endang Sodiq, bersaran memberi nama jalan desa Poncol itu dengan nama Jalan TMMD 104.
“Semestinya, tiap jalan yang dibangun lewat program TMMD diberi nama sesuai masa giat program TMMD. Misal Jalan TMMD 104 atau Jalan TMMD 105,” kata Kolonel Masduki yang baru enam bulan ini menjabat sebagai pucuk pimpinan Korem 081 Madiun.
Kepala Desa Poncol, Samsuhari, terharu dan bahagia ketika jalan desa Poncol telah rampung dan menjadi jalan poros desa, sehingga warga desa bersuka cita atas terbangunnya jalan yang mulus.
Menurutnya, APBDes 2019 Desa Poncol Rp 1,7 Miliar, tak akan menjangkau untuk pembangunan jalan desa, sebagaimana yang dilaksanakan TMMD ke-104 bekerjasama lintas sektoral dengan pemerintah Kabupaten Magetan.
Kegiatan TMMD di Desa Poncol jadi bukti nyata kemanunggalan TNI bersama rakyat. Bahwa semangat gotong royong bersinergi dalam pencapaian tujuan bersama, mampu menyeimbangkan kesejahteraan dan keamanan rakyat, sebagaimana program TMMD ke-104 tahun 2019 di Desa Poncol, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang terlaksana sesuai jadwal yang ditentukan.

———- *** ————

Tags: