Membongkar Skenario Asing di Indonesia

Buku Mafia Migas vs Pertamina, Membongkar Skenario Asing di IndonesiaJudul  Buku  : Mafia Migas vs Pertamina, Membongkar Skenario Asing di Indonesia
Penulis    : Ismantoro Dwi Yuwono
Penerbit  : Galang Pustaka Yogyakarta
Tahun    : I, 2014
Tebal    : 186 halaman
Diresensi   : Rafi’uddin
Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Indonesia terkenal di mata Negara-negara lainnya adalah Negara yang kaya akan kekayaan alamnya. Hampir seluruh bahan material terkandung di bumi Nusantara ini. Namun, di sisi lain Indonesia miskin akan sumber daya manusianya. Kemampuan untuk mengelola kekayaan alam yang ada menjadi tidak efektif, bahkan nyaris hampir tidak dapat dinikmati oleh rakyatnya sendiri. Justru memberikan kesempatan bagi pihak-pihak asing mengeksploitasinya, termasuk juga terhadap kekayaan migas.
Untuk konteks dewasa ini, kekuasaan pihak asing begitu mencengkeram kuat terhadap keberadaan migas di Indonesia. Fenomena tersebut ikut mewarnai wajah politik maupun kebijakan pemerintah dalam negeri yang dipengaruhi oleh dominasi modal asing pada sektor migas. Investasi asing dalam sektor migas semakin meningkat dalam negeri menunjukkan bahwa modal asing semakin mendominasi. Akibatnya, pemerintah dalam negeri menjadi korban dari dominasi modal asing, sehingga menyebabkan naiknya harga migas dan bahkan dikuti dengan naiknya barang komoditas lainnya.
Oleh karena itu, kendati negeri ini kaya aka migasnya, mengapa justru menjadi pengimpor minyak bumi, bukankah negeri ini kaya akan kandungan migas? Awal ditemukan sumber minyak gas di Bumi Indonesia yaitu sejak masa penjajahan Belanda. Mulai sejak awal ditemukannya, Negara-negara luar mulai menanamkan modalnya di bumi Indonesia. Mereka yang berasal dari Negara luar melakukan eksploitasi, seperti Belanda, Inggris dan Amerika Serikat. Mereka bersaing menanam modal di Indonesia dan dari modal itu mereka mengeruk keuntungan dari rakyat Indonesia.
Dalam buku ini disebutkan ketika beberapa Negara yang dari awal telah menanam modal dan terjadi pertarungan bisnis yang sangat alot, Tampil Jepang yang saat itu berhasil merebut Indonesia dari orang-orang Belanda. Keberhasilan ini berdampak baik bagi Jepang, orang-orang Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat angkat kaki dari Nusantara. Belanda terusir bukan lantas penderitaan rakyat selesai, justru kehadiran Jepang lebih kejam dari Belanda. Orang-orang Jepang pun memperlakukan semacam budak pekerja-pekerja Indonesia. (hlm. 39)
Buku mencoba mengeksplorasi data-data sejarah Indonesia sejak pra kemerdekaan hingga merdeka kaitannya dengan keberadaan migas yang telah menjadi lahan investor modal asing. Bagaimana kepemilikan Indonesia terhadap migas sebagai kekayaan alam ketika masih dalam jajahan dan bagaimana kepemilikan Indonesia ketika telah merdeka serta ketika melewati beberapa era. Buku ini mencoba menggambarkan dengan jelas dan disertai dengan data-data sejarah yang menjadikan buku ini orisinil.
Memasuki masa orde lama di bawah kepemimpinan Soekarno sebagai presiden pertama, rakyat merasa lega karena eksploitasi dari para penjajah tidak dirasakan lagi. Negeri ini memiliki kedaulatan atas ekonomi dan kekayaan alam tidak lagi dikuasai oleh tangan-tangan penjajah. Akan tetapi pemerintahan orde lama yang menentang kepentingan pihak asing dan menyetop modal asing masuk kembali ke Indonesia menyebabkan sulitnya ekonomi di negeri ini, sehingga kekayaan alam yang dimiliki kurang efektif dalam pengelolaannya. Ketergantungan terhadap pasar dunia menjadi alternatif.
Dengan bentuk pasar dunia ini menjadikan pihak asing bercokol kembali di Indonesia dalam rangka menanamkan modalnya. Mereka mampu mengendalikan pasar dunia dapat dengan mudah melakukan boikot dan meluluhlantakkan ekonomi Indonesia atau negeri-negeri yang menentangnya. (hlm. 53)
Ismantoro melalui tulisannya dalam buku ini, diawali dengan sejarah pertama kali ditemukannya sumber migas di Bumi Indonesia yang sejak awal telah menimbulkan perebutan oleh pihak asing ketika penjajah Belanda masih kuasa di Indonesia. Ismantoro mencoba menelisik skenario asing yang ada di Indonesia dan upaya penggerogotan yang dilakukan oleh Pertamina agar Indonesia tidak memiliki kedaulatan atas buminya sendiri. Setidaknya, dari penjelasan yang ditulis dalam bukunya, Ismantoro menitikberatkan pada kajian kelas. Keberadaan kelompok borjuis dan proletar yang identik dengan kaum buruh, sedangkan kelompok borjuis mengatasnamakan dirinya sebagai pemilik modal. Kedua kubu tersebut sekaligus menjadi pendekatan dalam buku ini untuk melihat lebih kritis terhadap skenario asing di Indonesia, karena secara tidak langsung rakyat Indonesia menjadi buruh terhadap orang-orang asing di Negaranya sendiri. Selain itu, pada bagian pembahasan terakhir Ismantoro menawarkan jalan alternatif sebagai upaya untuk menghapus dominasi asing dalam sektor migas, yaitu dengan Nasionalisme dari individu tiap rakyat Indonesia. Pelaku utama adalah kelas buruh yang bertentangan dengan kelas kapitalis, sehingga kemerdekaan penuh di segala bidang akan dicapai oleh rakyat Indonesia.

                                                                               —————————— *** ——————————–

Tags: