Memburu Prostitusi Artis

Foto Ilustrasi

Kenistaan prostitusi yang dijalani beberapa artis menjadi perburuan penegak hukum. Polisi telah membongkar jaringan online yang menjajakan prostitusi yang melibatkan artis. Tarifnya sampai Rp 100 juta. Walau sebenarnya sindikat seks komersial telah lama beroperasi melalui jaringan mucikari. Sampai lintas negara. Hotel berbintang menjadi “lokalisasi” terselubung, sekaligus pengamanan. Maka diperlukan cara sistemik memutus jaringan prostitusi. Terutama hukuman yang men-jera-kan.
Perburuan polisi, paling efektif menggunakan metode penyamaran sebagai konsumen. Selanjutnya tim siber polisi menjejaki jaringan online medsos (media sosial). Jika tertangkap, polisi dapat menjerat pelaku dengan ancaman berlapis. Yakni, prostitusi (perzinahan) berdasar KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana), dan UU Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE). Seluruh pihak yang terlibat (mucikari, pelaku seks komersial, dan pengguna jasa) terancam pidana.
KUHP menuliskan pelacuran sebagai perzinahan yang diancam hukuman penjara 3 tahun. Sedangkan UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE, memiliki ancaman lebih beragam, dengan hukuman lebih berat. Namun meniadakan prostitusi niscaya tidak mudah. Karena tergolong kejahatan (tindak pidana) paling tua. Telah terjadi ribuan tahun lalu. Pada masa kini, prostitusi juga menjadi kejahatan “induk” yang melahirkan tindak kriminal lain.
Selama 40 tahun sejak awal orde baru, prostitusi makin tumbuh subur, berkedok hiburan. Prostitusi dijadikan “magnet,” bersimbiose dengan peredaran obat-obat terlarang psikotropika dan miras. Harus diakui, sungguh tidak mudah menutup lokalisasi prostitusi yang terlanjur menjamur. Banyak pihak berkepentingan secara ekonomi haram. Termasuk di dalamnya praktik money laundry (pencucian uang).
Banyak pengusaha busuk menanamkan saham dari uang haram di sekitar lokalisasi prostitusi. Hasilnya, dari uang haram menjadi uang “abu-abu.” Seolah-olah menjadi uang halal, karena lokalisasi prostitusi dianggap legal. Syukur, dengan pencerahan pemikiran (dan moralitas) aparat yang makin baik, pembubaran tempat prostitusi memperoleh partisipasi luas. Lokalisasi (tempat prostitusi) yang “me-legenda” di kota-kota besar, berhasil ditutup. Diawali penutupan Kramat Tunggak (di Jakarta).
Kini, Kramat Tunggak telah berubah menjadi daerah tujuan wisata religi tersohor di Jakarta. Masyarakat sekitar bisa menggali mata nafkah kuliner atau sektor ekonomi kreatif lainnya. Ironisnya dulu (sampai awal dekade 1990-an), Pemerintah Daerah menjadikannya lumbung penghasilan daerah. Pasti pula menjadi “pajak haram” karena banyak diselewengkan.
Begitu pula lokalisasi di Surabaya. Pusat hiburan dan rekreasi seks komersial di Jarak (gang Dolly), sudah tutup, sejak tahun 2014. Pusat maksiat perzinahan itu selama ini tidak pernah diinginkan oleh masyarakat. Namun selalu dibela oleh Muspida Kota Surabaya. Gang Dolly (dan wisma-wisma seks komersial sekitarnya) secara rutin memberi setoran haram kepada aparat mulai tingkat kelurahan sampai ke atasan lebih tinggi.
Kawasan prostitusi bisa dipastikan sebagai “terminal” segala penyakit sosial. Juga penyakit kelamin, sampai yang paling fatal berakibat de-generatif. Namun sebagian pengamat sosial (yang menyimpang) memiliki pandangan lain. Bahwa penutupan lokalisasi pelacuran bisa berakibat penyebaran penyakit kelamin menjadi tidak terkontrol. Itu paradigma paling menyimpang. Patut diduga sebagai gertakan yang dikendalikan kalangan germo.
Rata-rata pelacur juga tidak menyadari ancaman penyakit kelamin sejak dini. Tak terkecuali kalangan artis. Banyak yang tidak biasa memakai kondom sejak awal berprofesi. Juga banyak penyakit yang ditimbulkan tergolong sangat menular dengan cepat, serta berdampak efek domino sangat fatal. Sudah banyak ibu rumahtangga baik-baik, tiba-tiba terdeteksi menyandang HIV, tertular dari suaminya.
Kinerja Kepolisian memburu prostitusi artis, patut didukung. Diperlukan penegak hukum bermoral “baja.” Serta partisipasi masyarakat dengan melaporkan akun medsos (dan nomor telepon) sindikat mucikari.

——— 000 ———

Rate this article!
Memburu Prostitusi Artis,5 / 5 ( 1votes )
Tags: