Memerintah Anak untuk Berpuasa

Choirul Anam Abd Djabar

Choirul Anam Abd Djabar

Oleh:
Drs H Choirul Anam Abd Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Quran Provinsi Jatim

Sejak kecil ketika anak kita sudah kuat berpuasa, maka sudah seharusnya didorong untuk menjalankan ibadah yang mulia tersebut. Jika sudah dilatih sejak dini, maka kelak ketika sudah balig, ia akan mudah menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Dalam perkara salat, Nabi kita memerintahkan: “Perintahkan anak ketika ia sudah menginjak usia tujuh tahun untuk salat. Jika ia sudah menginjak usia sepuluh tahun, maka pukullah ia (jika enggan salat)” (HR Abu Daud).
Mengenai perintah bagi anak untuk berpuasa dijelaskan dalam riwayat, Umar berkata kepada seseorang yang mabuk-mabukkan di bulan Ramadan: “Celaka engkau, perhatikanlah puasa anak-anak kita”. Lantas beliau memukulnya karena ia dalam keadaan mabuk.
Imam Al Bukhari membawakan pula dalam kitab Shahihnya Bab “Puasanya anak kecil”. Lantas beliau membawakan hadits dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz. Ia berkata, “Nabi SAW mengutus seseorang pada pagi hari di hari Asyura (10 Muharram) ke salah satu perkampungan Anshor, lantas beliau berkata: “Barangsiapa yang tidak berpuasa di pagi hari, maka hendaklah ia menyempurnakan sisa hari ini dengan berpuasa. Barangsiapa yang berpuasa di pagi harinya, hendaklah ia tetap berpuasa”.
Ar Rubayyi’ berkata, “Kami berpuasa setelah itu. Dan kami mengajak anak-anak kami untuk berpuasa. Kami membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika saat puasa mereka ingin makan, maka kami berikan pada mereka mainan tersebut. Akhirnya mereka terus terhibur sehingga mereka menjalankan puasa hingga waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960).
Hadis ini menunjukkan bahwa hendaklah anak-anak dididik puasa sejak mereka kuat. Jika mereka ‘merengek’ ingin berbuka padahal belum waktunya, maka hiburlah mereka dengan mainan sehingga mereka terbuai. Akhirnya mereka nantinya bisa menjalankan puasa hingga waktu Maghrib.
Ibnu Battol rahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa ibadah dan berbagai kewajiban tidaklah wajib kecuali jika seseorang sudah balig. Namun mayoritas ulama menganjurkan agar anak dilatih berpuasa dan melakukan ibadah supaya nantinya mereka tidak meninggalkannya, dan terbiasa serta mudah melakukannya ketika sudah wajib nantinya.”
Sebaiknya adalah ketika telah mampu, anak hendaklah sudah diperintahkan untuk berpuasa. Ketika ia sudah balig dengan tanda telah haid bagi wanita, tumbuh bulu kemaluan atau telah mimpi basah, maka ia sudah wajib untuk berpuasa. Semoga Allah menganugerahkan pada kita anak-anak yang salih yang giat untuk beribadah dan berakhlak mulia. Amin.

Rate this article!
Tags: