Memetik Pesan Gaya Milenial Merajut Asa

Oleh :
Wulansari Alodia Linda
Penulis adala mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN.

“Segala sesuatu mungkin terlihat sulit, tapi bukan berarti mustahil”

Tepat pada 20 Januari 2020, virus baru Covid-19 mulai menjadi perhatian masyarakat dunia. Berbagai negara mengeluarkan kebijakan untuk social distancing dan bahkan menerapkan lockdown di beberapa wilayah yang termasuk ke zona tidak aman dari Covid-19. Wabah ini pun menyebabkan perekonomian Indonesia jatuh cukup dalam hingga masuk pada masa krisis. Resesi ekonomi pun membayang di depan mata.

Masyarakat dipaksa memutar otak untuk mendapatkan penghasilan, Salah satu alternatif yaitu digital marketing dengan memanfaatkan sosial media. Praktik digital marketing dapat terlihat dari banyaknya akun online shop atau bisnis online yang bermunculan. Dilansir dari iprice.co.id, jumlah pengunjung bulanan pada lima aplikasi e-commerce terbesar meningkat sebanyak 15,47% pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama di tahun ini.

Lima aplikasi tersebut adalah Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan Blibli.com. Hal ini membuktikan adanya tren bisnis online di Indonesia. Bisnis online adalah usaha kegiatan perdagangan yang mendapat penghasilan dari penjualan secara online dan pemasarannya mengandalkan internet. Bisnis ini didominasi oleh kalangan anak muda, terutama mahasiswa.

Kita dapat melihat realitanya pada mahasiswa yang menjalankan bisnis online di beberapa universitas, khususnya PKN-STAN. Di tengah kuliah daring sekarang, banyak mahasiswa PKN-STAN yang terjun ke bisnis online. Alasannya dapat berupa hobi, pemenuhan kebutuhan kuliah seperti laptop baru, atau hanya sekadar mencoba. Misalnya, akun Instagram @jualbelistan menyediakan wadah bagi yang ingin menjual atau membeli barang murah yang dibutuhkan mahasiswa.

Sebuah Alternatif Baru

Akhir-akhir ini, jasa packing dan jasa kirim barang indekos mulai bermunculan seiring dengan kebutuhan mahasiswa di tengah pandemi. Para mahasiswa yang terjebak di indekos karena tidak dapat pulang ke kampung halamannya dapat memanfaatkan keadaan ini sebagai alternatif bisnis.

Mereka menawarkan jasa dengan target sesama mahasiswa yang berada di luar daerah Bintaro untuk dikirimkan barang-barang yang tertinggal di indekos ke rumah masing-masing. Salah satunya adalah @jasakostan yang memanfaatkan media sosial, seperti instagram , whatsapp dan platform lainnya untuk promosi secara penuh. Bisnis ini cukup laku keras. Setiap pelanggan dipatok harga lima ratus ribu sampai satu juta rupiah, tergantung jumlah dan berat barang. Bagi mahasiswa yang tidak memerlukan pengiriman, disediakan juga jasa titip barang indekos yang biasanya dikenakan tarif bulanan. Ada juga yang menawarkan jasa bersih-bersih indekos seperti yang dirintis oleh c’ost-cleaning your kost. Alternatif ini dinilai sangat menguntungkan karena bersifat win-win solution baik bagi para pembisnis maupun mahasiswa.

Bisnis di bidang kuliner juga mulai menjalar secara online. Bidang kuliner memang dinilai menjanjikan dan banyak diminati untuk dijadikan sebagai sebuah usaha. Dengan perkembangan teknologi, banyak makanan yang bersifat viral dan mengikuti perkembangan tren anak muda. Misalnya cookies kekinian, makanan pedas berlevel, bakso aci, dan lain-lain. Makanan ini mulai banyak dikemas secara instant agar dapat memenuhi permintaan pesanan online di semua kalangan. Kemasan juga dibuat secara menarik sehingga mampu menambah pelanggan. Taktik promosi dibuat secara kreatif demi mendapatkan keuntungan bisnis.

Alasan dan Pertimbangan

Ada beberapa alasan bisnis online terlihat menarik bagi mahasiswa. Pertama, untuk memulai suatu bisnis online hanya membutuhkan modal yang relatif minim. Kebanyakan orang takut untuk menggeluti sebuah bisnis karena perlu mengeluarkan modal yang cukup besar. Memulai bisnis online dapat menjadi pilihan yang tepat. Kedua, adanya jangkauan akses yang luas dan kemudahan dalam melakukan promosi. Hal ini didukung oleh teknologi internet yang canggih, baik melalui media sosial maupun situs-situs marketplace. Ketiga, bisnis online memiliki risiko yang tidak terlalu signifikan. Risiko seperti kebakaran toko dan pencurian material dapat terhindari. Terakhir, margin keuntungan yang didapatkan lebih besar. Pembisnis usaha online tidak perlu membayar biaya-biaya tetap yang biasanya muncul ketika berbisnis offline, seperti biaya sewa gedung, upah karyawan, dan biaya utilitas lainnya.

Bisnis online juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, barang yang dijual secara fisik terkadang tidak sesuai dengan gambar. Biasanya hal tersebut yang membuat pembeli kecewa karena ketidaksesuaian gambar dengan produk yang diterima. Kedua, adanya dependensi yang tinggi pada internet dan smart device. Hal ini mengakibatkan peluang kasus-kasus penipuan, kecurangan pembayaran, dan pencurian online semakin tinggi. Ketiga, terdapat ongkos kirim yang perlu dibayarkan. Biaya kirim yang telah ditentukan bisa lebih mahal daripada nominal barang yang dibeli. Selain itu terdapat risiko keamanan produk yang kurang terjamin yang dapat mengurangi mutu produk. Faktor-faktor tersebut menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam bisnis online.

Bagaimana Cara Memulai?

Titik tersulit adalah bagaimana cara memulai bisnis online dan aspek tersebut harus mampu dilewati oleh seorang pembisnis baru. Bagaimana agar dapat mengidentifikasi target yang tepat, mengumpulkan pelanggan tetap, mengalokasikan sumber daya secara efisien, dan memanfaatkan laba untuk ekspansi bisnis merupakan tantangan yang berat. Tantangan sulit di awal ini membuat beberapa pembisnis menyerah, karena berpikir bisnisnya gagal. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang harus dapat bersinergi dengan baik.

Berbagai tips dapat diterapkan mahasiswa. Pertama, menentukan anak muda sebagai target pelanggan merupakan langkah tepat. Bedasarkan statistik, pengguna media sosial paling banyak berusia 18-34 tahun. Selanjutnya, memilih tampilan desain yang menekankan pada keindahan visual. Spesifikasi dan gambar produk yang diunggah harus unik, jelas, dan menarik. Contoh implementasinya dapat dilihat di berbagai postingan atau feed Instagram yang rapi. Sebagian besar bisnis online dimulai tanpa perencanaan yang matang, sehingga tidak bertahan lama. Dari sinilah mahasiswa dapat membuat laporan atau catatan dari transaksi bisnis. Laporan berfungsi untuk melakukan analisis perencanaan finansial dan mengetahui apakah operasi bisnis sudah dijalankan secara efektif dan efisien. Laporan yang dibuat tidak harus kompleks dan lengkap, tetapi persisten. Misalnya laporan arus kas menyajikan secara sederhana penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

Terakhir, memiliki mindset yang baik merupakan hal yang hakiki bagi pemula bisnis online. Saat ingin memulai, hindarilah kondisi dan sikap yang membuat enggan untuk berbisnis. Misalnya malu untuk melakukan promosi, gengsi di hadapan teman sekitar, dan sebagainya. Sikap ramah dapat meningkatkan pelayanan dan menjadi nilai tambah bagi kualitas produk yang dijual. Komunikasi yang positif mampu menciptakan semangat kolaborasi dengan berbagai mitra, baik kepada klien maupun penyuplai.

Memulai apalagi menjalankan bisnis itu tidaklah mudah. Butuh waktu yang cukup lama untuk memiliki pelanggan setia. Orang-orang yang tekun atau berjuang secara konsisten tentu memperoleh hasil yang memuaskan di kemudian hari. Oleh karena itu, dibutuhkan semangat dan dedikasi yang tinggi. Dengan demikian, memulai bisnis online tidak begitu sulit diterapkan bagi generasi milenial, khususnya mahasiswa. Kuncinya adalah sabar, tidak menyerah, dan sungguh-sungguh menjalankan bisnis online.

———- *** ————-

Tags: