Memperkokoh Ikatan Persaudaraan

Oleh :
Muhammad Aufal Fresky
Alumnus Program Studi Ekonomi Pembangunan Unair. Pengurus Yayasan Pendidikan Al-Ikhlas di Pamekasan.

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita mengharapkan suatu kondisi yang aman, damai dan tentram. Terhindar dari berbagai kekeacauan dan berbagai hal yang meresahkan. Begitulah gambaran ideal yang sama-sama kita harapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, idealitas kehidupan bermasyarakat tersebut tidak akan pernah terwujud jika masing-masing anggota masyarakat tidak bersatu padu untuk mewujudkannya. Salah satu langkah awal untuk mencapai tatanan ideal dalam kehidupan bermasyarakat yaitu dengan cara mengokohkan tali persaudaraan di antara kita. Bahkan dalam pandangan agama Islam juga diajarakan tentang pentingnya menjalin persaudaraan antara ummat Islam.
Alangkah indahnya hidup ini jika sesama muslim saling menguatkan dan mengulurkan tangan jika ada yang membutuhkan bantuan. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: Laa yu’ minu ahadukum hatta yuhibbali akhi khima ayyuhibbali nafsihi. Artinya:”Tidaklah beriman sempurna salah seorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya, sebagaimanan ia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Muttafaqunalaih).
Dalam Majalah AULA Edisi Desember 2017 (hal 38-39), KH Agoes Masyhuri menuliskan bahwa makna dan cakupan hadits tersebut cukup luas. Pertama, pentingnya persatuan dan kasih sayang. Islam bertujuan menciptakan keharmonisan masyarakat yang penuh kasih sayang. Setiap incividiu hendaknya berusaha mendahulukan kemaslahatan umum dan kedamaian masyarakat. Sehingga, tercipta keadilan dan kedamaian. Semua itu akan terealisasi jika semua individu yang ada dalam suatu masyarakat menghendaki kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain seperti ia menghendaki untuk dirinya sendiri. Karena itu Rasulullah SAW menjadikan sikap ini erat kaitannya dengan keimanan. Bahkan, menjadi konsitensi keimanan seseorang dalam dimensi kemanusiaan.
Kedua, keimanan yang sempurna. Ketiga, peduli terhadap sesama manusia. Termasuk kesempuranaan imanlah kepedulian dan kecintaan terhadap sesama manusia termasuk terhadap non-Muslim sekalipun. Mencintai orang kafir artinya mencintai mereka agar beriman. Juga membenci kefakiran dan kefasikan yang mereka lakukan, sebagaimana seorang membenci kekafiran dan kemaksiatan yang terjadi pada dirinya sendiri.
Keempat, berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan adalah bagian dari kesempurnaan iman. Karena itu, seseorang yang ingin memiliki keimanan dan ketakwaan, seperti yang dimiliki oleh orang yang lebih shaleh, bukanlah sesuatu yang salah, juga bukan sifat dengki, bahkan sikap seperti ini merupakan bukti keimanan. Kelima, keimanan menciptakan masyarakat yang bersih dan berwibawa. Hadits yang berbunyi Laa yu’minu ahadikum hatta yuhibbaliaa akhiihima ayuhibbali nafsihi. Mendorong setiap Muslim agar senantiasa membantu orang lain melakukan kebaikan, karena hal ini merupakan bukti tanda kebenaran imannya.
Dari catatan KH Agoes Masyhuri tersebut saya mencoba untuk memahami tentang persaudaraan antarumat Islam. Kita bisa sedikit tercerahkan bahwa Islam sangat menjujung tinggi yang namanya jalinan persaudaraan dan kepeduliaan sosial. Bahkan tidak hanya dalam lingkup ummat Islam, di luar itu Islam sangat menganjurkan untuk saling mengasihi walaupun kepada orang yang berbeda dengan keyakinan kita. Mengasihi sesama manusia lepas dari apapun latar belakangnya. Bagaimanapun juga kita sama-sama makhluk ciptaan Allah. Jangan sampai egoisme pribadi dan kedengkian bisa membuat mata hati kita buta dalam melihat manusia yang berbeda latar belakang dengan kita. Semisal berbeda dalam hal keyakinan, ras, budaya, dan semacamnya.
Apalagi Indonesia merupakan negara yang multientis dan multikultural, jadi ada semacam tantangan tersendiri bagi kita untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa dengan jalinan persaudaraan antarmanusia. Saya rasa hubungan antarmanusia yang hangat dan toleran akan menciptakan suatu tatanan sosial yang damai, aman dan tertib. InsyaAllah, keharmonisan dalam masyarakat akan terjalin, jika masing-masing individu di dalamnya merasa bahwa mereka sejatinya adalah satu bagian. Kita sama-sama dalam satu naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi semangat kebangsaan dan nasionalisme membuat kita semakin kokoh dalam persatuan. Selain itu, spirit kemanusiaan juga bisa menimbulkan rasa empati dan simpati terhadap manusia lainnya. Kita akan belajar untuk peka terhadap kondisi dan situasi orang lain. Intinya jalinan persaudaraan di antara masyarakat perlu untuk diperkuat. Kenapa harus diperkuat ?
Salah satu alasannya adalah kita sedang menghadapi zaman dimana fitnah dan ujaran kebencian mudah tersebar. Kemajuan tekonologi komunikasi dan tersedianya berbagai media sosial menjadi salah salah satu penyebab mudahnya informasi dan berita menyebar di tengah masyarakat. Meskipun informasi tersebut belum jelas asal usulnya bahkan belum valid kebenarannya. Kadang kala berita yang tersebar menimbulkan rasa curiga, keresahan, dan pertentangan yang berkepanjangan di tengah publik. Sehinggga yang terjadi adalah timbulnya benih-benih permusuhan dan api kebencian semakin menyala di tengah kita. Maka dari itu, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia saya hendak mengajak bangsa ini, termasuk saya pribadi untuk selalu berprasangka baik kepada saudaranya. Saudara seagama, saudara sebangsa dan setanah air. Mari kita kembali melakukan refleksi diri. Mari belajar untuk saling mencintai dan mengasihi orang lain. Belajar untuk saling peduli terhadap sesama. Belajar untuk menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan. Sekali lagi, ayo kita perkokoh jalinan persaudaraan di antara kita.

——– *** ———

Rate this article!
Tags: