Mempora Menyayangkan Potensi Atlet ‘Terpasung’

Menpora saat melepas jalan bareng bersama bupati dan wakil bupati di Alun-alun Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Menpora saat melepas jalan bareng bersama bupati dan wakil bupati di Alun-alun Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Polemik dua atlet Badminton Sidoarjo, Nabila Putri (13) dan Gracia Ruth (14) yang kini masih ‘terpasung’ oleh klubnya, karena belum mendapat surat mutasi dari klub yang ditempatinya, yakni FIFA Badminton Club (BC) sekitar 7 bulan yang lalu. Sehingga keduanya tidak bisa mengikuti beberapa turnamen bulutangkis.
Melihat kondisi tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi saat berada di Sidoarjo, pada Minggu (25/12) sangat menyayangkan kejadian seperti itu. Menurutnya, sebaiknya dikomunikasikan lebih baik lagi, karena ini masih tahap pembinaan dan menyerahkan sepenuhnya ke PBSI. “PBSI yang punya regulasi menata klub dan transfer antar atlet,” katanya.
Ia berharap untuk menapaki jenjang yang lebih bagus, kemudian dilawan dengan cara-cara tidak baik, maka kita tidak akan mendapatkan banyak pemain yang hebat. “Federasi di PBSI sekarang ini sering turun di level bawah, karena faktanya talenta atlet kita di bawah itu hebat-hebat,” harap Imam Nahrowi usai jalan bareng bersama Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo.
Perlu diketahui, dua atlet FIFA Badminton Club (BC) yang beralamat di Jl. Raya Rangkah Kidul No. 21, Kecamatan Sidoarjo. Sudah lebih dari 7 bulan nasibnya mengantung, tidak bisa mengikuti berbagai kegaiatan turnamen, karena klub FIFA belum memberikan surat mutasi atas kepindahanya ke klub Chandra Wijaya Jakarta.
Apalagi karena faktor uang satu surat mutasi yang di bandrol Rp 50 juta untuk satu orang atlet. “Saya jelas tidak bisa membayar uang sebanyak itu. Anak saya sudah tidak nyaman bermain di FIFA, lalu dia berkeinginan mengejar mimpinya kejenjang yang lebih baik, yakni mengikuti audisi pencarian bakat yang diselengarakan oleh Chandra Wijaya,” tegas Vida diwawancarai secara langsung di sela-sela mendampingi anaknya berlatih.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan. Dugaan nasib yang sama juga dialami Gilang Abdullah (13), sempat juga mengalami hal yang sama dengan Nabila dan Gracia, yakni susahnya mendapatkan surat mutasi.”Orangtua Gilang saat itu sampai harus menebus Rp 12,5 juta untuk surat mutasi. Setelah sebelumnya ditarik oleh pemilik klub Rp 25 juta,” pungkas sumber yang meminta namanya tidak dikorankan.
Dugaan awal menarik harga mahal lantaran pihak klub asal Gilang, tidak mau kehilangan anak didiknya yang hijrah setelah lolos dalam Audisi PB Djarum di Palembang tahun 2015 lalu. Selain Gilang, masih ada nama-nama seperti Ifan Uero (16) yang harus membayar uang sebesar Rp 9 juta dan Nanda yang orangtuanya harus membayar Rp 14,5 juta agar surat mutasi mendapat tanda tangan dan stempel resmi dari klub asal. [ach]

Tags: