Memupuk Rasa Persaudaraan Nelayan Pesisir dengan Menggelar Lomba Skilot

Peserta lomba skilot saling berkejaran untuk menjadi pemenang di kolam arena skilot, Desa Tambak Lekok Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan yang dikerumuni ratusan penonton, Rabu (13/7). [hilmi husain]

Peserta lomba skilot saling berkejaran untuk menjadi pemenang di kolam arena skilot, Desa Tambak Lekok Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan yang dikerumuni ratusan penonton, Rabu (13/7). [hilmi husain]

Tradisi Warga Lekok saat Lebaran Ketupat
Kabupaten Pasuruan, Bhirawa
Empat peserta balap ski di atas lumpur atau skilot berjajar dengan menaiki papan luncur seukuran satu meter. Begitu mendengar aba-aba dari seorang juri di garis start, mereka dengan sekuat tenaga menjejakkan kakinya meluncur saling mendahului hingga mencapai garis finish. Peserta yang sampai terlebih dahulu dinyatakan sebagai pemenang.
Itulah sekilas tradisi perlombaan skilot warga di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan untuk memperingati Lebaran Ketupat. Tradisi Idul Fitri tujuh hari ini tak lain untuk memupuk rasa persaudaraan nelayan pesisir Pasuruan.
Pantauan di lokasi, Rabu (13/7) pagi, sebanyak 60 warga ikut memeriahkan tradisi lomba skilot. Para peserta harus rela terjerembab dan berguling-guling karena tidak mampu menahan papan ski yang meluncur di atas lintasan-lintasan penuh lumpur.
“Persiapannya sejak dua minggu kemarin. Mulai latihan fisik saat menaiki papan ski di atas lumpur, sehingga saat lomba berlangsung larinya bisa kencang,” terang Abdul Wahid, salah satu peserta lomba skilot.
Asal mula skilot sendiri merupakan kebiasaan warga pesisir Pasuruan saat mencari kerang di tepi pantai. Tidak diketahui secara pasti siapa yang memulai aktivitas berski di atas lumpur ini. Skilot ini menjadi kebiasaan turun-temurun warga yang berlangsung hingga saat ini.
Dengan berbekal sebuah keranjang, pencari kerang meluncur di sepanjang pesisir pantai yang kondisi tanahnya lembek seperti lumpur dengan menggunakan sebilah papan kayu sepanjang 1 meter dengan lebar 25 cm. Terkadang saat para nelayan tersebut mencari kerang secara bersamaan, mereka terkesan saling berlomba untuk berhasil mengumpulkan hasil sebanyak mungkin.
Dari mencari kerang itu, masyarakat di pesisir Pasuruan mempunyai inisiatif untuk menggelar lomba skilot dan sekaligus mempertajam kemampuan mereka dalam berski di lumpur.
Pada perayaan Lebaran Ketupat ini menjadi alasan skilot untuk memupuk persaudaraan masyarakat pesisir Pasuruan. Karena, Lebaran Ketupat ini juga dimanfaatkan warga untuk bersilaturahim mengunjungi para kerabatnya yang sebagian besar juga berprofesi sebagai nelayan.
“Skilot ini dilombakan sejak 1984 dan pesertanya dari berbagai kecamatan lain di Pasuruan. Makanya, permainan skilot ini harus dilestarikan kepada cucu-cucu kita sebagai warisan dari leluhur,” ujar Sudar Tohir Akbar, Kepala Desa Tambak Lekok kepada sejumlah wartawan di lokasi.
Sementara itu, Asisten II Pemkab Pasuruan Kabupaten Pasuruan Abdul Munif menyampaikan tradisi skilot ini sudah menjadi daya tarik wisata. Ia pun juga meminta kepada warga untuk terus melestarikan tradisi tersebut. “Tradisi ini haruslah dikembangkan dan kami berharap agar menjadi sebuah potensi wisata di Kabupaten Pasuruan,” tegas Abdul Munif. [Hilmi Husain]

Tags: