Menakar Plus Minus Facebook

Ahmad FatoniOleh:
Ahmad Fatoni
Pengajar Universitas Muhammadiyah Malang

Suka atau tidak, serbuan facebook semakin tak terbendung. Kendati usianya baru beberapa tahun, web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zucker Berg, lulusan Harvard University, bisa mengalahkan kepopuleran mesin pencari situs lainnya seperti yahoo dan google yang lebih dulu lahir.
Menurut laporan perusahaan riset pasar eMarketer (21/1/2015), Indonesia sebagai negara dengan pengguna facebook terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India, yaitu sebanyak 41,777,240 pengguna dari 241.452.952 total penduduk Indonesia yang menempati urutan ke empat sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia. Pengguna internet di Indonesia mencapai 45 juta jiwa, 48% mengakses internet dari ponsel.
Indonesia memang masih berada di peringkat ketiga negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak di dunia, namun negara kepulauan ini memiliki penetrasi pengguna Facebook via mobile phone tertinggi di dunia, yakni mencapai 88,1 persen di tahun 2014 dan akan naik menjadi 92,4 persen di tahun ini. Data ini tentu semakin mengkhawatirkan mengingat para remaja, pelajar maupun mahasiswa, masih rentan terhadap berbagai penyimpangan.
Selain mengandung nilai positif karena manfaatnya yang begitu besar, ternyata facebook mengandung nilai negatif apabila disalahgunakan untuk menyalurkan hal-hal yang berbahaya. Bahayanya bukan hanya bagi diri si pengguna, tetapi juga bagi orang lain akibat pengaruh negatif dari si pengguna. Misalnya bila seseorang memanfaatkan web sosial ini untuk pendekatan kepada lawan jenis bahkan sampai mengarah kepada perzinahan atau menyebarkan situs porno, lalu dibaca orang lain hingga ia melakukan perzinahan.
Sangat disayangkan teknologi informasi yang semula ditujukan sebagai media silaturahim sekarang berubah menjadi media tukar informasi maksiat atau lebih miris lagi sebagai ajang perzinahan terselubung. Bahkan facebook dinilai bisa mengarah ke adanya sindikat perdagangan anak untuk ekploitasi seksual. Masalah seperti inilah yang perlu kita waspadai. terutama terkait penyalahgunaan teknologi informasi.
Jika efek negatif facebook diabaikan maka tidak mustahil moralitas generasi bangsa yang terkenal sebagai bangsa religius ini hancur perlahan-lahan. Sejarah akan mencatat bangsa Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang berakhlak mulia dan berkeadaban, berubah menjadi bangsa yang berakhlak bobrok dan berperilaku rusak.
Menyoroti perkembangan facebook yang begitu pesat, tak dapat dimungkiri, terdapat beberapa dampak negatif yang akan menghinggapi facebookmania, di antaranya, banyak waktu yang terbuang sia-sia. Para pecandu facebook biasanya tidak pandang waktu saat berselancar. Mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk ngobrol dan mengetik kata-kata remeh di depan komputer. Pemakaian facebook sebenarnya bisa dikurangi jika kita bisa memenej waktu, misalnya, membuka facebook ketika waktu senggang saja.
Kedua, penurunan produktivitas kerja sebab yang menjadi prioritas adalah facebook. Banyak karyawan perusahaan, dosen maupun mahasiswa yang bermain facebook pada saat sedang bekerja atau kuliah. Tentu, penggunaan facebook yang berlebihan mengurangi waktu-waktu produktif. Tak heran bila ada seorang wali kota yang mengharamkan stafnya bermain facebook pada jam pelayanan masyarakat
Ketiga, berkurangnya silaturahim di dunia nyata karena tergantikan oleh dunia maya. Saking nyamannya menggunakan jejaring sosial ini, sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi lewat facebook sehingga mengurangi frekuensi tatap muka. Tentu ada sesuatu yang hilang dari interaksi semacam ini. Perasaan bertemu muka jelas sangat berbeda dan tidak seharusnya digantikan dengan bersua secara online.
Keempat, dapat memicu pergaulan bebas tanpa batas. Sebagaimana situs jejaring sosial lainnya tentu ada saja yang memanfaatkan situs semacam ini untuk kegiatan berbau pornografis, mulai dari kata-kata cabul hingga mafia perdagangan gadis di bawah umur. Kendati penggunaan facebook telah diatur sedemikian rupa, tetap saja ada pihak yang memanfaatkan facebook untuk kegiatan negatif melalui group ataupun pages.
Kelima, susutnya perhatian terhadap keluarga. Sebuah riset di Inggris menunjukan bahwa orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak mereka sebab berbagai alasan, salah satunya gara-gara facebook. Kenyataannya, bisa terjadi seorang suami sedang menulis wall, si istri sedang membuat komentar di foto, sementara sang anak diurusi pembantu.
Keenam, batasan ranah pribadi dan sosial menjadi kabur. Dalam Facebook pengguna bebas menuliskan apa saja, walaupun sering kali tanpa sadar ia menuliskan hal yang seharusnya tidak dilempar ke ruang publik. Sekedar contoh, persoalan rumah tangga seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain. Biasanya si pemakai tidak menyadari beberapa data pribadi yang tidak semestinya ditampilkan secara terbuka.
Ketujuh, faktor penyebab penyakit degeneratif seperti jantung, kanker, stroke dan penyakit lainnya. Meski hal ini masih bisa diperdebatkan, kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer bisa berisiko terjadinya penyakit fisik karena terlalu lama duduk akan menyebabkan sakit punggung dan nyeri sendi. Kekurangan waktu tidur dalam waktu lama juga dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan.
Demikian beberapa efek negatif di balik facebook. Namun, bagaimanapun, facebook bak sebilah pisau yang bersifat netral. Jika pisau disalahgunakan untuk membunuh atau menyakiti orang lain akan sangat membahayakan. Namun apabila pisau itu digunakan sebagai alat memasak sangat bermanfaat bagi manusia. Singkat kata, facebook pun sesungguhnya mengandung plus minus.
Facebook dapat dimanfaatkan untuk mengampanyekan suatu ide seperti Narkoba, No Way!, Stop Kekerasan! atau ide-ide positif lainnya. Membangun komunitas melalui Group atau Pages dengan tujuan yang baik akan sangat bergunat. Dengan pages, suatu perusahaan juga dapat mengiklankan produknya.
Facebook juga bisa dimanfaatkan untuk bertukar informasi aneka pengetahuan dan dakwah dengan lembaga/perorangan di seluruh dunia. Facebook senyatanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Dengan sendirinya facebook tidak serta merta menjadi barang haram yang membahayakan kecuali bagi yang sengaja menyelewengkannya.

                                                                                                                            ———- *** ———–

Rate this article!
Tags: