Menanam Melindungi Bumi

Melindungan Bumi“Setiap jiwa menanam pohon.” Begitu bunyi jargon yang kini banyak dipajang di kota-kota metropolitan dunia. Sudah banyak daerah (pemerintah propinsi serta Pemkab dan Pemkot) membuat program penanaman sejuta pohon. Ada pula yang mewajibkan, sebagai pengurusan akte kelahiran diwajibkan menanam (membeli) pohon. Itu telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia sangat peduli lingkungan (walau terdapat tragedi pembakaran hutan secara masif).
NASA (Lembaga Antariksa Amerika Serikat) merilis bukti perubahan iklim yang makin cepat. Realita iklim yang dipublikasikan secara resmi adalah, bahwa bulan Februari 2016 memecahkan rekor sebagai bulan terpanas sepanjang sejarah. Suhu panas Februari ini naik hingga 1,35 derajat celcius. Sedangkan, Juli 2015 yang sebelumnya dinyatakan sebagai bulan terpanas hanya naik 0,75 dejarat celcius dibanding rata-rata.
Meteorolog NASA, bahkan meng-kategorikan perubahan cuaca saat ini sebagai darurat iklim. Salahsatu bandingannya, digunakan kenaikan suhu pada Pebruari dua dekade lalu. Ketika itu gelombang panas badai El Nino (1997-1998) menyebabkan kenaikan suhu sebesar 0,47 derajat celcius. Sedangkan saat ini tiada gelombang panas El-Nino, suhu bumi makin panas. Kenaikannya tiga kali lipat selama 20 tahun.
Penyebab kenaikan suhu dipastikan dari efek “rumah kaca.” Yakni dari emisi gas buang kendaraan bermotor, industri, serta pemanasan oleh setiap rumahtangga (dari lampu dan AC). NASA juga mendeteksi, bahwa kenaikan suhu terus terjadi setiap bulan. Pada bulan Januari (2016) lalu, suhu bumi naik 1,14 derajat celcius. Artinya, telah terjadi percepatan pemanasan global.
Pemanasan global, niscaya membawa kecemasan dunia. Menjadi warning (dan tema utama) pada KTT (konferensi tingkat tinggi) perubahan iklim global, yang digelar (setahun lalu) di Paris, Perancis. Substansi pokok perubahan iklim adalah, dampaknya pada bumi (dan atmosfirnya) terhadap penghuninya. Tetapi ironis, negara-negara maju yang paling banyak mengeluarkan gas emisi, tidak mampu mencegah pemanasan global.
Eropa dan Amerika, sebagai penyumbang terbesar emisi gas buang, melalui jutaan pabrik dan ratusan juta kendaraan bermotor. Selain itu, gas buang juga dihembuskan dari aktifitas rumahtangga, serta perkantoran. Juga peluncuran ribuan satelit. Karena itu negara-negara Eropa dan Amerika, meminta bantuan dari negara berkembang yang masih “asri,” agar mempertahankan lingkungannya. Termasuk Indonesia, sebagai pen-suplai karbon dunia.
Sebagai gantinya, negara-negara maju akan memberikan konsesi pendanaan. Lingkungan hidup (udara) yang bersih, sudah tidak gratis lagi. Berdasar komitmen (protokol) Kyoto dan Konvensi Iklim di Bali, negara maju berkewajiban membayar suplai zat karbon. Sedangkan negara berkembang yang masih memiliki hutan cukup memadai, berhak menerima anggaran untuk pemeliharaan lingkungan. Indonesia dengan iklim hujan tropis, memiliki potensi sangat besar mensuplai zat karbon berbayar.
Di Indonesia, lingkungan hidup yang bersih, bukan sekadar propaganda oleh LSM. Melainkan amanat konstitusi. UUD pasal 28H ayat (1) mengamanatkan,  “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat … .” Amanat konstitusi itu hasil amandemen kedua 18 Agustus tahun 2000, jauh sebelum Protokol Kyoto maupun hasil konvensi internasional tentang iklim di Bali (2007).
Pemerintah (sejak zaman orde-baru) juga sudah banyak berbuat untuk penyelematan lingkungan. Antaralain penerbitan berbagai regulasi. Penjagaan fungsi hutan sebagai pensuplai zat karbon, sudah dilakukan secara “keroyokan.” Tetapi harus diakui, masih memerlukan upaya lebih masif dan terstruktur. Termasuk aksi politik, serta aksi sosial oleh seluruh masyarakat untuk menanam pohon. Yang baru lahir sekalipun.
Pencegahan pemanasan global, sebenarnya bisa dikurangi. Antaralain penggunaan sumber energi ramah lingkungan. Diantaranya listrik tenaga surya (matahari) dan tenaga angin.

                                                                                                                 ——– 000 ———

Rate this article!
Menanam Melindungi Bumi,5 / 5 ( 1votes )
Tags: