Menangkal Radikalisme dan Ancaman Laten Komunis Baru

Oleh :
Sri Sunarni,SPd,MPd
MTsN 6 Pasuruan Kabupaten Pasuruan.

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa baik dari kalangan sipil maupun militer, merupakan sejarah kelam yang tidak pernah dilupakan oleh bangsa Indonesia.Ya, PKI-lah dalang semua ini.Komunis telah tiga kali melakukan pemberontakan yaitu 1926, 1948, dan 1965, ini seharusnya oleh generasi muda menjadi sebuah Sense of crisis agar tidak terulang lagi dinegara Indonesia.Para sejarawan, saksi sejarah, dosen dan guru selalu mengingatkan bahaya laten komunis kepada generasi muda yang sangat awam sejarah kelam yang pernah di alami negeri ini dan merupakan bukti kepedulian terhadap sejarah bangsa Indonesia di masa lalu.

Saat ini komunis di Indonesia berkamuflase menjadi komunis gaya baru yang menyusup ke segala lini kehidupan khususnya generasi muda dan Lembaga pemerintahan. Ini wajib kita waspadai.Diataranya pemahaman yang salah tentang penafsiran Undang-undang dasar 1945, terbukanya kebebasan ala kebarat-baratan yang mulai marak.Kita tidak tahu mana kawan dan mana lawan, bila generasi muda tidak menyadarinya sejak dini, maka kedaulatan bangsa kita terancam.

Selain bahaya komunis gaya baru, bangsa kita dihadangkan pada sebuah kelompok radikalis atau Islamis. Yakni sekelompok umat Islam yang sangat politis, serta memiliki tujuan dan cita-cita kuat mendirikan sebuah sistem politik-kekuasaan dan pemerintahan, yang mereka klaim berbasis pada ajaran, doktrin, aturan, dan hukum Islam.Sebuah “Negara Islam” atau sistem pemerintahan Islam yang berdasar pada “ajaran Islam”, menurut standar, kriteria, dan ketentuan yang sudah disepakati oleh kelompok Islamis tadi. Untukmencapaitujuanpendirian “negara/pemerintahan Islam” ini, ada kelompok Islamis yang memakai “jalur damai” dan menggunakan “kekerasan minimal”, tetapi ada pula yang memakai jalan kekerasan, ekstremisme, dan terorisme.Sejumlah kelompok teroris seperti Al-Qaidah (Afganistan), ISIS (Irak-Suriah), Jabhat al-Nusra (Suriah), Bako Haram (Nigeria), Jama’ah Islamiyah (Indonesia/Asia Tenggara), Islamic Salvation Front (Aljazair), Ansar al-Sharia (Libya), Abu Sayyaf Group (Filipina), dll adalah contoh dari kelompok Islamis-teroris yang menggunakan cara-cara kekerasan dan terorisme untuk mewujudkan impian dan ambisi politiknya mendirikan “Negara Islam”.Kelompok teroris ini telah merusak perekonomian bangsa Indonesia dengan melancarkan aksi pengeboman disegala Gedung, khususnya Gedung kedutaan dan pulau Bali.Sehingga dalam beberapa tahun, Indonesia dan Bali khususnya harus menanggung beban ekonomi yang hancur akibat menurunnya jumlah turis yang berkunjung.

Untuk mengantisipasi bahaya laten Islamis-teroris dan komunis serta dampak burukdi masa mendatang, pemerintah Indonesia, aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan rakyat secara umum perlu bahu-membahu bekerja sama secara intensif-integral. Berbagai strategi, taktik, dan metode baikhard power (sepertimelaluipendekatan militer/keamanan”) maupun soft power(seperti melalui dunia pendidikan, kajian-kajian keagamaan, pengajian-pengajian keislsman, dsb) perlu diterapkan secara ekstensif.

Senjata mungkin bisa membunuh kaum teroris, tetapi ia tidak mampu membunuh ideologi terorisme, komunis. Tetapi sistem pendidikan yang baik, peningkatan kesejahteraan warga, dan penyebaran wacana keagamaan yang toleran, humanis, dan pluralis, pelan tapi pasti bisa menghapus atau minimal mengurangi bahaya laten Islamis-teroris maupun komunis. Pendidikan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah sampai dengan Pendidikan tinggi adalah gerbang utama untuk menanamkan kesadaran pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk menjaga keutuhan negara Republik Indonesia. Masjid-masjid harus digunakan dan dimaksimalkan penggunaannya sebagai medium untuk melawan penyebaran paham Islamisme, radikalisme, terorisme dan komunisme yang mulai mewabah di Tanah Air. Para ustaz, dai, khatib, dan pengurus masjid juga harus di-training tentang pentingnya Islam yang ramah dan toleran serta bahaya laten Islamis-teroris dan komunis bagi kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara di Republik Indonesia tercinta.

Penguatan karakter kebangsaan melalui profil pelajar Pancasila merupakan salah satu upaya konkrit Lembaga Pendidikan untuk menghalau serta membetengi generasi muda dari bahaya Islamis-radikalisme dan komunisme.Dilansir dari TELEVISI EDUKASI.NEWS,NadiemMakarim menyampaikan tentang Profil pelajar Pancasila yang digaungkan pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan kebudayaan dimana Pendidikan karakter menjadi pilar inti kurikulum, dan pola pembelajaran. Hal ini merupakan mandate Bapak Presiden demi menciptakan generasi muda yang unggul dan berkualitas. Ada 6 profil pelajar Pancasila yaitu Beriman,bertakwakepadaTuhanYangMahaEsa,danberakhlakmulia, Berkebinekaanglobal, Bergotong-royong, Mandiri, Bernalarkritis, Kreatif yang harus diterapkan dalam projek pelajar Pancasila. Inti dari projek profil pelajar Pancasila ada dua yaitu Pendidikan karakter yaitu berakhlak mulia dan soft skill yaitu gotong royong,mandiri, bernalar kritis dan berkebinekaan global.MTsN 6 Pasuruan merupakan salah satu Lembaga Pendidikan yang berusaha untuk melaksanakan program pemerintah khususnya kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Dalam rangka membentuk profil pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia agar mewaspadai adanya aliran Islamis-radikalisme dan komunisme, dilakukan pembiasaan berupa “NgabarKitab” yang diawali dengan membaca bareng “Asmaul Husna” di lanjut dengan sholat Dhuha. Pembiasaan ini sudah dilakukan oleh MTsN 6 Pasuruan jauh sebelum adanya pandemi Covid 19, dan ketika terjadi wabah tersebut, pembiasaan ini diganti secara Daring melalui ZOOM dan Live Streeming. Jadwal Ngabar (ngaji bareng) dilaksanakan pada hari Jum`at jam 07.00-08.30, semua peserta didik mulai kelas tujuh, delapan dan Sembilan wajib ikut serta dalam Zoom maupun live streaming.Guru yang bertugas menjadi narasumber materiwaktu itu BapakAbdulMuhid,M.Pd.I, setelah pemberian materi, dilanjutkan sesi ke tanya jawab, semua peserta didik dipersilahkan untuk bertanya semua hal yang belum dimengerti dan langsung di jawab oleh narasumber saat itu juga.Sesi terakhir berupa tugas yang diberikan narasumber yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan hasilnya diserahkan ke Narasumber di MTsN 6 Pasuruan.Hal ini terjadi Ketika kondisi Pandemi atau Daring.Setelah SE Mendikbud digulirkan tentang perintah pembelajaran dilakukan secara tatap muka, maka pembiasaan dilakukan secara tatap muka digalakkan lagi.Materi dalam Ngabar terdiri atas Mabadi` Fiqih, Nurul Yaqin,AqidatulAwwam,Ta`lim Muta`alim, dan hadist Arba`in.Jadwal Ngabar dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu, kamis, Jum`at dan Sabtu.Untuk hari Senin kegiatanNgabar kitab diganti Upacara Bendera.Isi muatan dalam Ngaji KitabMabadi` Fiqih tentang ilmu Fiqih/Ubudiya dalam kehidupan sehari-hari, mana yang hukumnya wajib, haram, makro atau sunnah, agar setiap apa yang kita lakukan sudah sesuai secara fiqih. Materi ngabar yang kedua adalah Nurul Yaqin, isinya membahas tentang sejarah tentang Islam secara keseluruhan, sehingga semua peserta didik mengetahui bagaimana sejarah Ke-Nabian.Ketiga materi Aqidatul Awwam, kitab ini membahas tentang Teologi/ketauhitan/ketuhanan (sifat wajib Allah, sifat mukhal Allah (tidak mungkin meninggal). Sifat Jais Allah/ mungkin terjadi atau tidak terjadi (contoh menanggapi keinginan nabi jakaria mendapatkan anak (usia sudah tua tetapi terjadi). Contoh lain Nabi Adam yang diciptakan dari tanah, mana mungkin nabi diciptakan dari tanah, tapi kalauAllah sudah menghendaki maka ya terjadi biarpun tanpa sebab.Ke-empat materi Ta`lim Muta`alim atau adab belajar.Bagaimana adab belajar yang baik, tata krama kepada orang yang lebih tua (guru dan orang tua) sesama umur dan kepada orang yang lebih muda.Bidang aklak contohnya Ahklakkul lilbanin: akhlak untuk laki-laki) bagaimana tata krama antara murid dengan guru, baik bentuk ucapan maupun perbuatan. Aklakhul lilbanat (perempuan): tata krama murid dengan gurunya, temannya, orang tuanya, baik ucapan maupun tindakan, etika ketika makan, tidur, bangun tidur dan mau tidur. Ke-lima materi Hadist Arba`in, isinya meriwatkan empat puluh hadist tentang akhlak yang sesuai hadist Nabi, akhlak yang baik dan terpuji yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mengetahui akhlak yang dilarang untuk dilakukan oleh seorang anak, siswa kepada orang tua, guru, teman maupun orang yang lebih tua darinya.

Tujuan dari Ngabar Kitab Aqidatul Awwam ini, diharapkan peserta didik mempunyai wawasan yang luas, segala akhlak yang wajib dilaksanakan atau yang tidak boleh dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Juga mengetahui bagaimana

rukun dan hukumnya jika sesuatu dilaksanakan, sehingga peserta didik menjadi pribadi yang Madani yaitu sosok generasi yang Tangguh, cakap, taat dan patuh hukum. Yang nantinya menjadi generasi penerus harapan bangsa yang telah dimandatkan oleh presiden yaitu seorang pelajar Pancasila.

———- *** ————

Tags: