Menangkal SARA ISIS

KarikaturORGANISASI “bawah-tanah” ISIS berkembang di Indonesia, membonceng HAM. Memanfaatkan isu demokratisasi dalam menjalankan keyakinan agama, ISIS “memperoleh tempat” di berbagai kalangan. Namun ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) sebenarnya tidak berdakwah sendiri. Melainkan ber-simbiose dengan kelompok minoritas. Dengan ciri eksklusif, gerakan ISIS mudah dibedakan dengan gerakan dakwah sosial ormas lain.
Tidak mau dikategorikan Muhammadiyah, sekaligus anti-pati terhadap NU (Nahdlatul Ulama)! Bahkan pimpinan (senior) ISIS Abu Turab al-Muqaddasi, berniat menghancurkan Ka’bah. Kicauan Abu Turab dalam twitter-nya itu disebarkan oleh laman siar Khaama Press. Maka ISIS, telah disejajarkan dengan pasukan Abrahah. Penguasa Yaman Arab pra-Islam itu telah mengerahkan pasukan kavaleri gajah untuk menghancurkan Ka’bah.
Hampir 100% rakyat Indonesia mengutuk cara dakwah ISIS. Bahkan rakyat secara komunitas berinisiatif membentengi diri dari penyusupan ISIS. Penolakan rakyat akan sangat bermanfat, karena secara hukum Indonesia belum memiliki hukum yang melarang warganya bergabung dengan organisasi asing. Lebih-lebih jika kepergian ke luar negeri dengan alasan bekerja atau sekolah. Itulah yang dilakukan beberapa WNI yang pergi ke wilayah negara konflik.
Pemerintah Turki, memergoki 16 WNI hendak menyeberang ke Suriyah. Diduga akan bergabung dengan ISIS. Maka pemerintah RI mestilah sigap mengusut ke-16 WNI. Jika benar ber-niat gabung ISIS, pemerintah dapat menggunakan UU Anti-terorisme. Syukur, seluruh institusi telah bergerak cepat. Terutama BNPT, BIN serta Kepolisian, dan MUI. Di Jawa Timur, Gubernur wanti-wanti agar masyarakat waspada terhadap ajakan berdakwah yang bisa merusak NKRI.
Sudah banyak gerakan ber-label dakwah keagamaan, malah menimbulkan konflik pada masyarakat. Termasuk gerakan salafy (seolah-olah dakwah), mesti dicermati. Meng-kafir-kan, menuduh bid’ah dan musyrik pada kelompok lain, walau se-agama. Menimbulkan konflik internal umat beragama. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok agama selain Islam. Tak jarang, dakwah keagamaan juga ber-altar pemerasan ekonomi terhadap anggotanya.
Sehingga sebaiknya, masyarakat (muslim) tetap mengikuti dakwah ajaran yang paling umum dan sudah dikenal selama ini. Antaralain, yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU) atau oleh Muhammadiyah. Pemerintah juga mulai dituntut untuk menutup seluruh propaganda ISIS, yang dianggap sebagai “eksportir” ideologi gerakan khilafah.
Tetapi sesungguhnya gerakan khilafah bukan hal baru. Sudah banyak (dan sering) dilakukan demo damai (dengan izin resmi) mengusung isu khilafah. Polisi tetap memberi izin. Tetapi sekarang, gerakan propaganda khilafah menjadi perhatian ekstra. Ada kekhawatiran, gerakan khilafah ber-afiliasi dengan misi ISIS. Yakni, mendirikan negara Islam, seperti klaim yang terjadi di Irak dan Suriah.
Faktanya, ISIS ditolak di seluruh negara muslim, terutama di Irak, dan Suriah. Ini disebabkan gerakannya yang memerangi negara-negara muslim. Andai menggunakan akal sehat, seharusnya seluruh pasukan ISIS tumplek  ke jalur Gaza, memerangi Israel. Karena itu wajar apabila seluruh negara muslim dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan ISIS sebagai organisasi teroris yang harus diberantas.
Namun, penyebaran ISIS-isme tergolong mudah. Terbukti, yang di dalam penjara pun bisa ber-baiat ISIS mendukung Abu Bakar Al-Baghdadi. Meski jumlahnya masih sangat sedikit, tak salah manakala seluruh rakyat meningkatkan kewaspadaan. Termasuk gerakan sweeping ideologi di kampung-kampung. Itu respons positif, asalkan tidak disertai anarkhis.
Benarlah saran mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Syafii Maarif Bahwa masyarakat harus menggunakan akal sehat, agar tidak tertipu antek ISIS yang merasa benar di jalan yang sesat. Benar pula saran Ketua Tanfidziyah PBNU Prof. Said Aqil Siraj, bahwa dakwah jamaah Yasin, jamaah istighotsah dan kelompok tahlil di kampung-kampung mesti lebih digelorakan. ISIS tidak akan sanggup melawan jamaah Yasin, jamaah istighotsah dan kelompok tahlil.

                                                                                                                      ———— 000 ————

Rate this article!
Menangkal SARA ISIS,5 / 5 ( 1votes )
Tags: