Menanti Kurikulum Baru di Tengah Pandemi

Wabah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menunjukkan indikasi belum-belum juga mereda di negeri ini. Merujuk data merdeka.com, (13/6), Sabtu 13 Juni 2020, pukul 12.00 WIB, menunjukkan, jumlah pasien yang dinyatakan positif virus Corona bertambah 1.014 orang. Sehingga total menjadi 37.420 orang. Jumlah pasien sembuh bertambah 563 orang. Jadi, dengan demikian total pasien sembuh menjadi 13.776 orang. Sementara untuk pasien meninggal bertambah 43 orang. Hingga hari ini sebanyak 2.091 orang meninggal karena Corona.

Melalui data tersebut sekiranya bisa tersimpulkan bahwa penyebaran Covid-19 ini masih masiv terjadi di negeri ini. Kenyataan itu, tentu saja membawa kegelisahan kita bersama. Pandemi ini terbilang menjadi ujian berat buat kita semua tanpa terkecuali. Begitupun, dampak dari pendemi ini hampir dirasakan oleh semua sektor, termasuk sektor pendidikan. Melalui pandemi inipun, proses belajar dan pembelajaran sudah banyak yang berubah. Salah satu adalah penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mengingat wabah pandemi Covid-19 di negeri ini, jika dirujuk melalui data belum ada indikasi menurun. Wajar adanya, jika para orang tua masih belum siap jika putra putrinya harus masuk sekolah.

Merujuk dari data survey sebanyak 85,5% orang tua cemas jika sekolah dimulai pada pertengahan Juli ini. Sebaliknya sekitar 65% anak berharap dapat bersekolah kembali. Harapan yang dapat dipahami karena anak sudah terlalu lama tinggal di rumah, ada kejenuhan dan rindu suasana sekolah. Berbeda dengan itu, guru 57% siap kembali mengajar dan 43% memilih mengajar dari rumah, (cnnindonesia.com, 9/6).

Mengenai persoalan masuknya tahun ajaran baru, hingga saat ini belum ada kabar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang kurikulum darurat tersebut. Terlebih, tahun ajaran baru sudah semakin dekat, yakni 13 Juli mendatang. Semua itu tentu demi keselamatan guru, siswa dan orang tua menjadi prioritas. Jadi dengan demikian kita tunggu saja keputusan dari Mendikbud, Nadiem Makarim tentang kurikulum baru di tengah pandemi.

Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Tags: