Mencintai Seni Tradisi Sejak Dini

26-dindik-foto-bersamaSurabaya, Bhirawa
Kesenian tradisional adalah warisan leluhur yang tak bisa dinilai dengan rupiah. Didalamnya ada ajaran mengani budi luhur dan karakter asli bangsa Indonesia yang penting untuk dijaga. Karena itulah, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim berusaha menumbuhkan rasa cinta terhadap seni tradisi kepada anak sejak dini.
Upaya ini terungkap dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2014 di Pendopo Dindik Jatim Jl Jagir Sidoresmo V Surabaya. Sejumlah festival digelar untuk menarik minat anak terhadap kesenian tradisional. Diantaranya ialah festival karawitan, lomba cipta puisi, lomba batik tulis, dan festival dalang bocah.
“Langkah ini dapat merangsang inovasi dan kreatifitas anak dalam mengekspresikan kecintaannya terhadap seni tradisi. Bukan hanya kompetisinya yang kita lihat, melainkan juga nilai moral yang terkandung dalam tiap kesenian,” tutur Sekretaris Dindik Jatim Sucipto SH MSi dalam menyambut peringatan HAN 2014, Kamis (22/5).
Sucipto menuturkan, selain upaya pemerintah, orang tua memiliki peran penting dalam menancapkan kepedulian anak terhadap seni tradisi. Karena itu, orang tua diminta untuk mendukung aktifitas anak dalam mempelajari kesenian-kesenian tradisional. Saat ini sudah banyak kesenian tradisional yang mendunia. Misalnya reog, karawitan, gandrung, keris dan batik.
“Bahkan orang Amerika saja suka dengan seni musik tradisi yang kita miliki. Kalau Amerika saja suka, aneh sekali kalau kita justru melupakannya,” tutur Cip, sapaan akrab Sucipto.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, Cip melihat perkembangan minat anak yang cenderung lebih suka dengan permainan modern dari pada tradisional. Padahal, di dalam permainan tradisional itu ada pembelajaran mengenai kebersamaan, kerjasamaa, gotong royong dan lain-lain.
“Kalau play station (PS) apa yang ada didalamnya, perang-perangan, saling membunuh dan saling menang sendiri,” tegas dia.
Kepala UPT Dikbangkes Dindik Jatim, Efie Widjajanti menambahkan, animo masyarakat Jatim terhadap kesenian tradisional ternyata cukup tinggi. Ini terbukti dengan antusiasme peserta dalam mengikuti festival dalang bocah selama tiga hari, sejak Kamis (22/5) sampai Sabtu (24/5) malam.
“Ada 27 peserta dari berbagai daerah di Jatim yang ikut berpartisipasi. Ini sudah banyak, karena mengajari bocah menjadi dalang itu bukan mudah,” tutur Efie. Dalam festival tersebut, satu peserta dari Kabupaten Jember terpilih sebagai dalang terbaik sekaligus dalang catur, yaitu Bayu Mainco. [tam]

Rate this article!
Tags: